•13

1.3K 40 0
                                    

"Lo gapapa dir?" tanya nabila.

"Gapapa bil, cuma sedikit pusing aja" kata Dira.

"G-gue mau ke toilet dulu" tambah Dira.

"Kita anter ya" kata naziya.

"Ga usah bil, ziya. Gue sendiri aja gapapa. Kalian tunggu dikelas aja" kata Dira.

"Serius sendiri aja dir?" tanya nabila.

"Iyaa bil"

Akhirnya Dira menuju toilet sedangkan kedua temannya menuju kelas mereka.

Saat setengah perjalanan menuju toilet tiba-tiba....

BRUKKK..

"Arghhh.. Aww sakit" rintih Dira.

"Sorry sorry.. " kata Kenzo.

Dira mendongak dan memperlihatkan wajahnya.

"Dira? Lo kenapa? Lo gapapa kan? Wajah lo kenapa memar gitu?" tanya Kenzo. Tapi Dira langsung beranjak dan berlari menjauh tanpa sepatah kata pun.

"Lah, gimana sih malah lari.. Tapi Dira tadi kenapa mukanya memar gitu ya?" batin Kenzo.







Pukul 16.00
Bel pulang telah berbunyi.

"Dir, tadi gue ada titipan pesan dari pak kepsek buat lo, katanya jangan pulang dulu. Disuruh ke ruang guru dulu katanya" kata ketua kelas Dira.

"Oh gitu, oke deh makasih ya infonya" kata Dira.

Tidak menunggu waktu lama, Dira menuju ruang kepala sekolah.

"Permisi pak, saya Adira. Boleh saya masuk?" tanya Dira.

"Silahkan masuk, duduklah" kata pak kepsek.

"Adira Ananta Mahendra, sebelumnya bapak minta maaf. Bapak memanggil Dira untuk datang ke ruangan bapak tidak lain untuk membahas beasiswa kamu" kata pak kepsek.

"Ada apa ya pak dengan beasiswa saya?" tanya Dira.

"Pihak sekolah akan memberi satu kesempatan untuk kamu memperbaiki nilai kamu, atau beasiswa kamu akan dicabut" jelas pak kepsek.

Deg...

"Tapi pak, sejauh ini saya tidak ada masalah dengan nilai, nilai saya masih sama seperti dulu pak" jelas Dira.

"Bapak hanya menyampaikan laporan dari wakil direktur pemilik sekolah" jelas pak kepsek.

"Terimakasih atas waktunya, Dira boleh pulang sekarang"

*****

"Kenapa sih pa dari tadi nanyain bonyoknya Dira mulu" kesak Kenzo.

Lantas Ranu menjelaskan semuanya pada Kenzo. Bak tidur kelamaan, semua yang didengar Kenzo seperti mimpi.

"Apa sih pa, mungkin papa salah orang. Yang namanya heru banyak kali pa, dan yang marganya Mahendra juga banyak" jelas Kenzo.

"Tapi wajah Dira sama persis dengan heru ken" jelas Ranu.

"Sebentar, ayah punya foto bersama heru 18th lalu" tambah Ranu. Ranu memberikan fotonya bersama heru pada Kenzo.

"Kamu pernah kerumah Dira kan? Kamu pasti sudah bertemu ayahnya. Benarkan ini heru?" tanya Ranu.

"Ken ngga tau, pas ken jenguk Dira kebetulan ga ada ayahnya" jelas Kenzo. Ranu hanya memejamkan matanya berharap ayah Dira benar-benar sahabatnya heru.

"Tunggu pa, jadi sampek sekarang pelaku penipuan itu belum ketangkep? Kasus itu ditutup gitu aja?" tanya Kenzo.

"Papa tidak tau pasti, saat kejadian itu, papa sama mama lagi di luar negri. Saat pulang, heru sudah pindah dan tidak bisa lagi dihubungi" jelas Ranu.

"Papa berfikir kalau heru menutup kasusnya karna sudah tidak lagi memiliki apa-apa" tambah Ranu.

"Gilaaa.. Jadi sebenernya Dira anak orang kaya.." batin Kenzo.

"Kalau benar ayah Dira adalah heru, papa akan membantu membuka kasus ini lagi dan membantu memulihkan perusahaan milik Heru, seperti yang dulu pernah heru lakukan ke papa" kata Ranu.


_______________________________________________
°Grup Kelompok Dua°

Barra
"Woy jadi kerja kelompok ga nih?"

Nabila
"Ya jadi lah, bentar lagi gue OTW nih"

Arvin
"Baru, jemput gue ya"

Barra
"Siapppp"

-Dira keluar dari grup-

Arvin
"Lah, Dira keluar dari grup?
Kenape tuh?"

Gibran
"Kepencet kali"

Nabila
"Lah Dira keluar?, bentar-bentar gue nanya Dira dulu"
________________________________________________


"Dira keluar dari grup?" lirih Kenzo.

"Kenapa ken?" tanya Ranu.

"Ngga pa, ken ke kamar dulu" pamit Kenzo.

TBC🍓
Udah baca sampe sini belom vote juga?
Di vote dong, biar akunya jadi tambah semangat lagi lanjutin ceritanya.

Jangan lupa follow aku buat cerita lainnya😘

See you 🤗

KENZO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang