•39

1.6K 28 6
                                    

"Owekkk.. Owekkk..." Tangisan bayi yang begitu cantik membuat senyuman kembali terukir setelah sekian lamanya.

"Lihat sayang, cantik seperti Dira" kata Sara.

"Mamamam.. Mamam.." kata Ziko ketika melihat sangat adik lahir kedunia.

"Wahhh.. Ziko senang ya, Ziko punya temen yaaa.." kata Ranu menggendong cucunya.

Air mata menetes dari mata Dira.

Tak lama, dia Dira menarik dalam-dalam nafasnya tubuhnya mulai kejang.

Sontak semua panik dan langsung memanggil dokter.

"Sayang kenapa sayang? Sayang ada yg sakit? Dimana ynag sakit Dira? Bilang sama ayah" kata sangat ayah.

Dira tak bisa menjawab, ia semakin meneteskan air matanya.

Tak lama 3 dokter datang untuk membawa Dira ke ruang UGD.

Suasana mencekam, panik dan tak sedikit air mata yang mereka keluarkan untuk Dira.

Belum sampai ke ruang UGD, tubuh Dira berhenti kejang.

"Cepat!!" kata dokter senior. Lalu menggelengkan kepalanya pelan.

Dengan penuh rasa takut sekaligus panik, Heru memaksa untuk ikut masuk ke ruang UGD.

Namun nihil, dokter menghentikan langkahnya tepat didepan pintu ruang UGD.

"Pak, mohon kerjasamanya. Kami akan melakukan yang terbaik" kata salah satu dokter tersebut.

Dokter masuk dan langsung menangani Dira.

Dokter mengambil alat kejutan jantung atau AED untuk merangsang jantung Dira agar kembali berdetak.

Dengan segala upayang yang dilakukan untuk menyelamatkan Dira.

Diduga, Dira mengalami komplikasi akibat tekanan pada darahnya, yang disebabkan dari pikiran.

Tak ayal, dari semenjak kepergian Kenzo. Dira terlalu banyak stres sampai sering menangis sendirian.

Kondisinya semakin memprihatinkan, jantungnya melemah. Perlahan tubuh Dira mulai tak bereaksi.

Semua sudah dilakukan, namun Nihil.. Dira tidak bisa diselamatkan. Lagi-lagi ini terjadi.

Bahkan air mata yang menetes kemarin belum sempat kering.

Sebegitu rindunya Dira terhadap Kenzo.

Disisi lain bukan hanya prihal kehilangan Kenzo dan Dira.

Tapi prihal bagaimana nasib kedua anak mereka.

.
.
.

"Hikss hiksss.. Diraaa!! Bangun sayang.. Sebegitu rindunya nak kamu sama suamimu? Hemm?" tangis Hanna sembari membelai rambut Dira.

"Sayang, kenapa kamu pulang begitu cepat? Anakmu membutuhkanmu Dira.. Hikss hikss" tangis Sara mendekap putrinya.

Semua menangis, memeluk erat jasad Dira yang terbaring lurus.

Wajah cantik, tubuh mungil dan senyum berseri tergambar jelas diwajah Dira. Semudah itu ia pulang.


TAMAT

*
*
*

"Takdir yang mempertemukan kita, takdir pula yang menyatukan kita, bahkan takdir juga bertanggungjawab membawa kita pulang bersama"

"Aku mencintaimu dengan sangat tulus, hingga Tuhan pun tidak sanggup memisahkan kita"

*
*
*

Terimakasih para readers tercinta..

Kalau ada yang mau season kedua komen yang banyak ya..

Terimakasih untuk kalian semua yang sudah mengikuti cerita Kenzo sampai akhir.

Terimakasih untuk vote and comment kalian.

Maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisan.

Maaf jika cerita ini mungkin membuat sebagian orang tersinggung.

Jika ada kesamaan Nama tokoh, tempat atau alur cerita yang sama.

Ini murni khayalan saya sendiri.

Sekali lagi terimakasih
Jangan lupa Follow untuk cerita lainnya

See you❤

KENZO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang