•11

1.3K 44 0
                                    

Semuanya sudah berada di bawah untuk makan.

Saat makan malam tengah berlangsung, Ranu tak berhenti menatap Dira, ia merasa aneh. Bagaimana wajah Dira bisa tidak asing di matanya.

Ranu berusaha keras untuk mengingatnya, tapi tak kunjung menemukan jawabannya.

Sampai akhirnya makan malam berakhir.

"Zo, kayaknya abis ini kita bakalan pulang deh, kita lanjutin besok lagi aja ya" kata Barra.

"Besok giliran di rumah siapa?" tanya Kenzo.

"Tetap di rumah ini, sampai tugas selesai!" sahut Ranu. Semua teman-teman Kenzo menahan tawa. Disisi lain Kenzo malah terlihat kesal.

"Pa,ma kita pamit dulu ya, sampai ketemu besok" kata Arvin mencium tangan Ranu dan Hanna, disusul teman-temnnya.

"Bila, ziya sama Dira pamit dulu ya om, tante" pamit Nabila.

"Tunggu.. Berhubung Dira disini, ada yang ingin om bicarakan soal beasiswa Dira. Bila sama ziya boleh pulang duluan. Nanti biar Kenzo yang antar Dira pulang" kata Ranu. Hingga semuanya beranjak pulang kecuali Dira.

"Beasiswa kenapa ngga di bicarain di sekolah aja sih pa?" kata Kenzo.

"Dira bisa ikut saya sebentar?" tanya Ranu.

"Iya Pak Ranu" kata Dira.

"Panggil om atau papa saja, sumua teman Kenzo panggilnya gitu" kata Ranu.

Kini Ranu, Hanna dan Dira berbincang di ruang keluarga Kalandra. Sedangkan Kenzo masuk kamarnya.

"Sebelumnya om dan tante minta maaf, om dan tante bukan ingin membicarakan tentang beasiswa" jelas Ranu. Dira bingung dengan ucapan Ranu.

"Om merasa tidak asing dengan wajah kamu. Om hanya ingin tau sedikit latar belakang kamu. Bagaimana Dira? Apa kamu keberatan?" tanya Ranu.

"M-maksudnya dimana ya om, tante? Dira ngga ngerti" tanya Dira.

"Sayang jangan takut, sekarang tante mau tanya. Nama ayah kmu siapa Dira?" tanya Hanna.

"H-heru Mahendra" jawab Dira.

Deg...

Seketika Ranu dan Hanna saling menatap. Tak percaya dengan situasi saat ini.

"Ada apa om, tante?" tanya Dira polos.

"Tidak apa-apa Dira. Om dan tante hanya ingin tau saja. Lain kali kami boleh berkunjung ke rumah Dira?" tanya Hanna. Dira mengangguk.

"Ya sudah, sekarang Dira bisa pulang. Biar Kenzo yang antar ya?" tambah Hanna.

"Ngga usah om, tante.. Dira naik taxi online aja gapapa. Kenzo juga pasti capek" kata Dira menolak.

"Tidak-tidak, anak perempuan tidak boleh keluar sendiri malam-malam. Sebentar biar tante panggilkan Kenzo" kata Hanna.

Hanna naik untuk memanggil Kenzo. Disisi lain Ranu yang memandangi wajah Dira dengan sendu menahan air matanya.

.
.
.

"Yuk" ajak Kenzo.

"Om, tante Dira pamit dulu" Dira mencium tangan Ranu dan Hanna.

"Bawa mobil saja ken" kata Ranu.

"Pake motor aja pa, biar cepet" sahut Kenzo.

"Papa bilang pake mobil, ini sudah malam. Bagaimana kalau Dira sakit" tegas Ranu.

"Papa ini gimana sih, anaknya tu Dira apa ken sih" gerutu Kenzo.

"Ya udah iya" akhirnya Kenzo menyetujui keinginan Ranu.

Kini Kenzo dan Dira berada di perjalanan menuju rumah Dira.

"Gimana beasiswa lo?" tanya Kenzo.

"Emm.. Ituu.. " Dira kesulitan menjawab.

"Om Ranu ng-ngga b-bahas beasiswa" tambah Dira.

"Apaaa!? Terus bahas apa? Bonyok gue ngga nge jodohin lo sama gue kan?" tanya Kenzo.

TBC🍓

KENZO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang