•38

766 16 0
                                    

Hening...

"Dokter jangan bercanda ya soal nyawa!" bentak Ranu pada dua orang dokter didepannya.

Tak lama, pintu ruang oprasi kembali terbuka. Sekitar 7 sampai 8 dokter keluar dari ruangan tersebut.

Dengan mendorong hospitals bed yang di atasnya terbaring seorang bayi berusia 1½tahun, disusul hospital bed  yang dimana di atasnya tebaring seorang wanita yang sedang hamil 4 bulan.

Terakhir, Kenzo..
Jenazah Kenzo akan dibawa ke ruang jenazah, sedangkan Dira dan Ziko akan dipindahkan ke ruang rawat inap.

Tangisan, triakan, jeritan tidak luput saat mereka melihat wajah Kenzo.

"Sayang bangun sayang.. Lihat putramu, lihat dia sangat kuat.. Lihat istri dan anakmu didalam perutnya.. Dia sangat kuat.." kata Ranu dengan  tangis sesenggukan.

"Kenzo sayang, bangun sayang.. Mama mohon.. Bangun sayang, lihat Istri dan anak-anakmu.. Mereka membutuhkanmu sayang.. Hikss hiks" tangis Hanna, tak lama ia pingsan.

"Kak Ken! Bangun kak.. Kak Ken.. " Evano dan Gavin menangis sejadi-jadinya sembari mengguncang tubuh Kenzo.

"Ayya mohon, kak Ken jangan kayak gini.. Bangun kak Ken.. Hikss hikss hikss.. Kak Ken bangun.. Hikss hikss" Alayya menangis dengan mendekap tubuh Kenzo. Nyaris saja pingsan tapi segera ditarik tubuhnya oleh Evano.

"Kenzo bangun zo, gue mohon bangun.. Lo bilang besok kumpul lagi di markas.. Gue pegang omongan lo zo, bangun zo!" Tangis Barra dan semua teman-temannya.

***

02.00

Dira mulai tersadar, semua orang sedang menunggunya diruangan tersebut, termasuk Ranu dan Hanna.

Dira mulai tersadar dari ketidaksadaran Pasca kecelakaan yang dialaminya.

Tak lama, Ziko mulai menangis, sontak membuat dira langsung ingin duduk menyandarkan tubuhnya.

"Syukur nakk... Hikss hikss" tangis ibunda Dira dan semua orang yang ada disana.

"Ziko.. " kata Dira.

"Iya sayang iyaa.. Ziko baik-baik saja nak.. Hikss hikss.. " kata Sara tak kuasa menahan tangisnya.

Saat ini, kondisi Dira mulai membaik.. Hingga waktu menunjukan pukul 06.00

Sebagian teman-teman Kenzo pulang, hanya tersisa Arvin, Barra, Nabila dan Naziya. Bahkan mereka menitipkan anak-anak mereka pada keluarganya masing-masing.

"Bunda, mas Kenzo mana?" tanya dira. Lantas membuat semua tak kuasa menahan air mata mereka.

Sara mendekap tubuh Dira dengan erat. Dengan tangis sesenggukan, Sara memberi tahu Dira bahwa suaminya telah tiada.

"Dira yang kuat ya sayang, anak bunda kuat ya.. Hikss hikss" kata Sara.

"Sudah bunda, Dira baik-baik saja. Bunda liat, Dira sudah sembuh. Sekarang Dira pengen ketemu mas Kenzo bunda" polos Dira.


Hening...

"Kenzo sudah pulang sayang.. Hikss hikss.." tangis Sara pecah ketika memberitahu putihnya akan kenyataan yang pahit.

Saat itu Dira hanya diam seperti orang ling-lung.

"Bunda, kenapa disaat seperti ini bunda masih saja bercanda?" kata Dira, mulai meneteskan air matanya.

Semuanya menangis, mendekat pada Dira dan memeluk tubuh kecilnya.

"Kamu kuat ya sayang ya.. Anak mama kuat ya.. Hikss hikss" kata Hanna sesenggukan.

"Ma, Mas Kenzo baik-baik saja kan ma?" tanya Dira pada Hanna.

Hanna tak menjawab, ia mengeratkan pelukannya pada Dira.

Bukan jawaban seperti itu yang ingin ditanyakan dengar, Dira menangis sejadi-jadinya, memaksa ingin bertemu suaminya.

Hingga pada Akhirnya Dira dibawa untuk bertemu jenazah Kenzo menggunakan kursi roda.

Dengan tangan gemetar, Dira mulai membuka penutup yang menutupi tubuh Kenzo.

"Hikss hikss.. Mas" panggil Dira dengan air mata yang terus menetes.

"Mas Ken bagun.. Dira disini" panggil Dira lagi, sambil mengusap rambut Kenzo. Meski ia tau suaminya tidak akan bangun.

"Hikss hikss hikss.. Mas, bangun mas.. Mas harus lihat Ziko, lihat Ziko sangat kuat hikss hikss" kata Dira berusaha berdiri dan mendekap tubuh Kenzo yang terbaring diatas hospital bed.

"Mas bangun.. Mas lihat perut Dira, bahkan anak kita yang masih didalam perut Dira juga sangat kuat mas" tambahnya..

"Sudah sayang sudah.. Hikss hikss.. Dira kuat, Kenzo sudah tenang sayang" kata Sara memeluk putrinya.

"NGGAK BUNDA! Mas Ken baik-baik saja, bunda lihat.. Mas Ken hanya tidur.. Hikss hikss hikss" Dira bertriak pada Sara, tak lama ia pingsan.

Dira dipindahkan ke ruang sebelumnya. Didalam ruangan hanya ada Sara, Hanna, Nabilla dan Naziya. Sisanya menunggu diluar.

2 jam lagi jenazah Kenzo akan dikebumikan. Itu semua skan diurus para suami. Sementara sisanya tetap tinggal untuk mengurus Dira.

***

5 Bulan Kemudian

Sudah 5 bulan berlalu, rasa kehilangan yang mereka kira akan hilang ditelan waktu, justru semakin menyiksa.

Selama 5 bulan pula orangtua Dira dan orangtua Kenzo tinggal di kediaman Kenzo untuk menemani Dira.

Tiada malam tanpa tangis, Begitulah Dira, dia tidak bisa ditinggal sendiri. Itu kan menjadi kesempatan untuk dia menangisi suaminya.

Di ruang Keluarg

"Ah... Bunda.. Aw sakit bunda" Dira berteriak memanggil sangat bunda yang berada di dapur. Sedangkan kedua ayahnya sedang bermain dengan Ziko di luar.

"Bunda tolong Dira.. Argh.." ttiaknya.

"Diraaa.., ya astaga sayang kamu mau melahirkan" triak Hanna.

"Maaa, tolong Dira" kata Dira menahan sakit.

"Mas Ranu, Dira masss.. " triak Hanna.

TBC

KENZO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang