•33

1.1K 32 0
                                    

1 tahun Kemudian.

"Selamat ya Dir, akhirnya nyusul juga." kata Nabila.

"Makasih ya, btw tinggal satu nih. Kapan nyusul" kata Dira melirikkan matanya pada Naziya.

"Barr, kapan? Kasian tu Ziya, di gantung mulu" sahut Arvin menyindir Barra.

"Besok, minggu" kata Barra asal.

"Yaelah mulut lo kalo ngomong" kata Arvin.

"Sayang yuk duduk disana aja" kata Nabila pada Arvin.

"Yukk, bebeb capek yaa?" kata Arvin.

"Yaelahhh kalo mau bucin liat-liat tempat dong. Kasian nih masih banyak yang jomblo" kata Gibran sinis.

"Ape lo, salah sendiri ngga cari ayang. Ya ngga beb?" kata Arvin.

"Hadehhh.. Dulu aja berantem mulu, taunya nikah juga kan" sahut Barra.

"Tau ni Arvin, dipelet kali gue" kata Nabila.

"Enak aja, aku yang seharusnya curiga sama kamu beb. Kok mau ya aku nikah sama nenek lampir?" kata Arvin.

Pakkkkk...

Satu tamparan melayang dipipi Arvin.

"Arghh sakit beb, kasar banget" kata Arvin mengusap-usap pipinya yang panas.

"Ya abisnya kamu sihhh" kesal Nabila lalu turun dari pelaminan dan duduk di kursi yang disediakan untuk tamu, lalu semua menyusul turun.

"Capek ya?" tanya Kenzo pda Dira.

"Sedikit pegel" kata Dira memegangi pinggangnya karna kelamaan duduk.

"Nanti deh aku pijitin" kata Kenzo menaik turunkan alisnya.

"Apa sih, ngga usah" kata Dira.

"Ini udah boleh turun belom sih, laper nih" kata Kenzo.

"Ishh apa sih Zo, random banget" kata Dira menahan tawa.

"Kenapa sih sayang hemm? Ya emang laper kok" Tanya Kenzo ketawa pada Dira.

Tak terasa beberapa jam sudah acara pernikahan Kenzo dan Adira berlangsung.


Pukul 22.00

"Ma, ada minyak angin ngga?" tanya Dira pada Hanna di ruang keluarga usai selesai acara pesta pernikahan.

"Ada, buat apa sayang hem?" Hanna beranjak dari tempat duduknya.

"Buat Ken, kayaknya Ken masuk angin deh ma" kata Dira.

"Astaga, sebentar ya sayang mama ambil dulu minyaknya" Hanna berjalan menuju loker berisi kotak obat, diikuti Dira dan Ranu.

"Sekalian dikasi obat ma" kata Ranu.

"Iya pa, yuk sayang" kata Hanna pada Ranu dan Dira sambil berjalan ke arah kamar Kenzo.

Kini mereka sudah berada di kamar milik Kenzo. Mereka mendapati Kenzo yang tidur dengan wajah pucat.

"Sayang, hey bangun dulu yuk" kata Hanna mengusap kepala Kenzo.

Kenzo membuka matanya dan langsung menyandarkan tubuhnya pada headboard.

"Haduhhhh gimana ini anak papa" kata Ranu menepuk-nepuk pundak Kenzo.

"Kecapean ini pasti, telat makan juga" kata Hanna.

"Buka bajunya, biar mama kasi minyak angin" kata Hanna. Kenzo membuka bajunya dan Hanna mengoleskan minyak angin di dada Kenzo.

"Sayang tolong mama bukain obatnya ya" Kata Hanna pada Dira. Dira membuka obat dan menyuapkannya pada Kenzo lalu memberikan segelas air padanya.

"Dah, dipake lagi bajunya. Mama sama papa turun dulu" kata Hanna.

"Makadih ya ma, pa" kata Dira.

"Iya sayang" kata Hanna. Mereka berdua meninggalkan kamar Kenzo. Kini hanya tersisa Dira dan Kenzo disana.

"Tidur ya biar enakan" kata Dira membantu Kenzo untuk kembali berbating.

Dira menarik selimut agar menutupi tubuh Kenzo.

"Kamu juga tidur sini, sebelah sini" kata Kenzo dengan suara berat nya.

Dira mulai berbaring disebelah Kenzo yang masih dengan wajah pucatnya.

"Arghhh" desah Kenzo kesakitan sembari memegang tengkuknya.

TBC🍓

KENZO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang