.
Hari hari terlewati, Semuanya terasa sangat berbeda bagi Jennie. Bayang bayang sosok yang menatapnya tajam di kedai tempo lalu sedikit membuatnya merasa takut kalau kalau orang itu akan menyakitinya. Padahal, jika mereka memang berniat jahat atau mengincar harta maka itu tidak ada padanya. Jennie bukan orang kaya yang memiliki uang banyak untuk mereka curi.
Jadi tidak ada gunanya bukan? Maka dari itu ia selalu berpikir keras soal apa yang sebenarnya orang itu inginkan darinya. Dan lagi, ia tidak menceritakan ini kepada siapapun sebab tidak ada yang bisa ia percayai untuk itu.
Entah ini masalah serius ataupun tidak, Jennie akan berusaha berpikir positif. Selama orang misterius itu tidak menyentuh neneknya, maka semuanya akan baik baik saja.
"Kudengar kemarin ada kasus bunuh diri dari gedung apartemen lantai dua puluh lima di daerah distrik Nam. Mereka bunuh diri dengan tragis."
Sosok Yuna yang sedang menata bunga bunga itu dengan rapi angkat bicara memecah keheningan di antara ketiga orang disana. Jennie yang mendengar itu sontak terkejut karena beberapa hari belakangan juga terdengar berita mengerikan dengan kasus yang sama.
"Aku juga mendengar berita yang ku tonton lewat televisi pagi tadi. Itu sungguh mengerikan karena tubuhnya patah patah dan tidak utuh lagi. Untung saja semuanya di sensor dari pihak berita. Kalau tidak mungkin akan banyak orang yang tidak nafsu makan lagi." Ucap Nara yang juga ikut merespon ucapan temannya.
"Kalau kau bagaimana menurutmu Jennie? Kau hanya diam saja dari tadi. Apa kau baik baik saja?" Tanya Yuna yang menyadari bahwa teman kerja nya hanya diam seperti tidak ingin ikut campur dengan cerita mereka.
Jennie mengangkat kepalanya merasa kikuk tidak tahu menjawab apa. "Aku Baik baik saja. Aku hanya mendengar saja karena aku baru tahu berita itu."
"Berita ini sudah viral kemana mana. Dari tanggal satu sampai tanggal lima, ada total lima belas orang yang bunuh diri disana. Apa kau merasa janggal dengan kasus ini dan tidak percaya dengan berita yang sebenarnya?" Nara berucap meminta pendapat dari Jennie.
Mereka memang tidak dekat. Tetapi sering mengobrol layaknya teman biasa. Jadi Jennie bisa membiasakan diri dengan baik dan mengimbangi masing masing sifat mereka.
Nara dan Yuna adalah sosok kedua gadis yang sangat aktif dan selalu ingin bercerita apapun ketika ada waktu senggang seperti ini. Toko bunga sedang sepi pelanggan jadi mereka bisa bersantai sedikit.
Jennie sendiri sebenarnya terkejut. Dalam lima hari, ada lima belas orang yang sudah bunuh diri. Apakah dunia sekarang memang se tragis itu? Padahal bunuh diri bukan jalan yang benar untuk mengatasi sebuah masalah.
"Kalau bunuh diri karena depresi ya menurutku itu wajar dilakukan oleh orang orang dewasa. Sebab kita tidak tahu masalah apa yang mereka hadapi saat ini." Ucap Jennie menjelaskan sesuai dengan apa yang dia pikirkan.
Nara mengangguk mengerti.
"Ini bukan hanya satu. Tetapi lima belas. Kalian tentu akan berpikir keras sebenarnya apa yang menyebabkan mereka seperti itu. Padahal, mereka adalah orang orang yang berjasa di Korea. Ada juga yang pengusaha sukses, menteri menteri dan juga wali kota yang sudah pasti berperan penting di negara ini. Bukankah aneh?"
Jennie membenarkan hal itu. Kenapa mereka yang merupakan orang orang terpandang dan juga bisa memiliki apapun bisa membunuh diri mereka sendiri tanpa berpikir dua kali? Sedangkan orang orang miskin seperti mereka justru harus tetap hidup dan berjuang demi sesuap nasi.
Jika dibilang mereka tidak pernah depresi maka itu salah besar. Justru orang miskin seperti mereka lebih banyak memiliki masalah dan beban hidup dari pada para orang kaya di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUELTY'
Fanfiction"Kau hamil?" "Y-ya." "And you're just telling me now?" Taehyung itu Kejam. Menjerat Jennie dalam kehidupan nya yang gelap dan penuh kekejian. Dia, sosok pria yang tidak berbelas kasihan dan tidak memiliki rasa empati pada siapapun. Taehyung dan Jen...