02

3.9K 352 11
                                    





Hidup sebatang kara tanpa siapapun tentu saja bukanlah suatu hal yang menyenangkan bagi siapapun. Menjalani hari yang berat dengan tatapan tatapan semua orang yang tentu saja berbeda beda. Tidak ada yang spesial, Jennie— atau bisa dibilang Park Jennie itu bukanlah sosok yang tangguh seperti manusia lainnya. Tetapi ia bisa melewati semuanya tanpa ada yang terlewatkan, Bagaimana Cacian orang orang terhadap kehidupan sehari harinya.

Itu semua membuatnya sakit. Tentu saja, karena ia tidak memiliki mental kuat untuk menghadapi semuanya. Jennie tidak sanggup. Tetapi ia cukup bersyukur sebab ia dipertemukan dengan sosok wanita tua sebatang kara juga yang tinggal di sebuah flat kecil. Meminta bantuan kepadanya karena seseorang merampok tas miliknya yang kebetulan itu berisi uang untuk makan malam nya hari itu.

Dan saat itulah, Ia mulai tinggal bersama nenek Lee. Sosok nenek tua yang harusnya sudah tidak bisa membanting tulang dan bekerja paruh setiap hari.

Jennie kini bekerja. Di sebuah toko bunga yang berada di sudut persimpangan jalan ini. Meskipun pendapatan nya yang tidak seberapa, tetapi ia masih mampu menghidupi mereka berdua. Membeli makanan yang cukup untuk makanan sehari hari.

Jennie menikmati hidupnya. Ia merasa seperti tinggal bersama nenek kandungnya, meskipun itu hanyalah mustahil. Sebab dia berasal dari panti asuhan, sebuah tempat titipan untuk anak anak yang dibuang atau tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya. Tapi Jennie tetap bersyukur.

Setidaknya masih ada seseorang yang mau menampungnya. Masih mau menerimanya meski ia tidak memiliki apapun untuk diberikan sebagai imbalan.

Nenek Lee terlalu baik sampai ia bahkan berusaha membuatnya nyaman disana. Bahkan disaat sakit pun, Nenek Lee selalu menyimpan nya dan tidak akan memberi tahu sebelum ia bertanya.

Jennie kecewa. Tetapi mendengar alasan nenek Lee saat itu sungguh membuatnya ingin menangis.

'Nenek tidak mau membuat Jennie kepikiran dan tidak fokus bekerja lagi. Nenek tidak apa apa. Ini hanya sakit biasa karena sudah tua. Tidak perlu obat, jika sudah sakit sekali maka nenek akan langsung memanggilmu,

Kau gadis yang kuat dan berani. Jika orang orang menindas mu makan hiraukan saja oke? Tetap berpikir positif. Hidup itu butuh sebuah rintangan agar Jennie menjadi lebih kuat. Tidak boleh bekerja berlebihan ya? Kalau sudah lelah maka bilang saja. Tidak perlu sekeras ini nak. Kita berdua ini harus bangkit untuk tetap hidup'.

Dan Jennie menangis keras dikala itu. Sebuah kalimat  yang diucapkan kakek sungguh membuat hatinya berdenyut sakit. Bahkan disaat sakit, Nenek Lee selalu menguatkan nya, Selalu menopang nya dan menyemangati nya dalam keadaan apapun.

Maka dari itu Jennie selalu memegang prinsip bahwa ia harus lebih giat lagi untuk bekerja demi kebutuhan nenek Lee. Terlepas dari itu semua, Jennie juga memiliki teman kerja yang cukup baik dan mau berteman dengannya. Mau berbagi keluhannya kesah bersama sama dan bercerita banyak hal.

"Jennie? Kenapa masih disini? Kau tidak pulang?"

Tanya seorang pria yang berdiri di depannya sambil menatapnya penasaran. Sebab Jennie hanya melamun sejak dimana pekerjaan nya kebetulan sudah selesai dan ini waktunya pulang.

Jennie bisa melihat pria itu mendekat dengan senyum tampan di wajahnya. Jimin itu tampan. Ia harus mengakui hal itu karena melihat bagaimana ia menggoda para pelanggan untuk mau membeli bunganya.

Jimin itu memiliki pesona yang cukup untuk menarik perhatian. Jadi ia bersyukur karena ia memiliki teman seperti Jimin.

"Aku akan pulang sebentar lagi. Kau juga mau pulang?"

Jennie bertanya sembari berdiri dan mulai  berjalan bersama sama keluar menuju halte bus. Sebenarnya hanya Jennie saja karena Jimin selalu membawa motornya.

CRUELTY'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang