39

414 98 55
                                    

HAPPY READING!










.

.

.

Sergio berjalan masuk ke dalam ruang kerja Taehyung begitu sang sekretaris mempersilahkan masuk. Ia berdecih remeh ketika tau bahwa bertemu dengan kakak nya sendiri harus melalui sekertaris karena tidak membuat janji temu.

Sepenting itukah Kim Taehyung?

"Apa yang kau lakukan disini?"

Suara rendah Taehyung menyapa indera pendengaran Sergio yang kini sedang berdiri di depan pintu ruangan bergaya eropa dengan begitu banyak lukisan keren di ruangan itu.

Taehyung sedang memeriksa dokumen dokumen penting sebelum mendengar suara pintu yang terbuka, dan cukup mengganggu aktivitas nya.

"Aku mau bicara."

"Kau sedang bicara, Sergio." Sarkas Taehyung dengan wajah dingin.

Sergio memutar bola matanya malas mendengar itu. Ia berjalan menuju sofa dan mendudukkan pantatnya disana.

"Kau memukul anak menteri lagi?"

Sergio menggeleng jujur, "Tidak."

"Kedapatan memakai narkoba lagi?"

"Aku tidak pemakai. Aku hanya penjual."

"Sama saja." Sarkas Taehyung kini menghela napas dengan kelakuan Sergio yang tiada habisnya.

"Tidak, Aku tidak berbuat ulah. Aku benar benar ingin bicara denganmu kali ini."

Sergio tau arti tatapan mata Taehyung yang mengintimidasi dirinya seolah dia telah berbuat sebuah kesalahan besar yang fatal seperti yang telah pernah ia lakukan.

"Jika kau hanya ingin memancing keributan, pergilah."

Sergio berdecak, seburuk itukah dia dimata Taehyung? Sampai menampakkan diri saja pria itu sudah muak melihatnya. Perasaan, Sergio tidak melakukan kesalahan selama dua minggu ini.

"Aku mau menerima tawaran mu soal mengurus perusahaan Appa."

Mendengar itu, cukup membuat Taehyung menghentikan kegiatannya pada ponsel kini langsung bersitatap dengan Sergio.

"Terlambat. Aku sudah menjual perusahaan itu."

"Mana bisa begitu! Kau tidak bisa seenaknya menjual harta yang Appa wariskan padaku." Protes Sergio kini merasa tidak terima.

Meski terlambat, tapi Sergio masih menginginkan perusahaan ayahnya yang di wariskan kepadanya demi menjadi pemuda yang berguna.

"Aku tidak yakin memberikan perusahaan itu padamu. Kau kan anak bodoh, mana bisa menjadi direktur?"

Sergio berdecih, sangat ingin meludahi wajah kakak nya kalau saja tidak mengingat ini adalah tempat tertutup. Sergio tidak bisa melarikan diri nanti. Ia masih ingin hidup.

"Ya setidaknya ajarkan aku bagaimana caranya. Semua orang perlu belajar. Kau juga jadi seperti sekarang berawal dari belajar, jadi jangan mengataiku bodoh."

Sergio datang dengan baik baik. Dia hanya ingin meminta hak nya tidak lebih, jadi berusaha untuk tidak emosi dan melempar Taehyung dengan vas bunga di atas meja ini.

"Aku sibuk. Tidak punya waktu mengajarimu."

"Aku akan minta bantuan Vincent." Seru Sergio dengan lantang berusaha meyakinkan Taehyung.

CRUELTY'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang