13

1.8K 260 49
                                    

Klo typo maaf

VOMENT























•••





Jennie duduk diam di pinggir tempat tidur sambil menatap jendela yang menampilkan pepohonan di luar rumah mewah ini. Beberapa jam lalu, Taehyung pergi dengan pakaian serba hitamnya seperti biasa yang pria itu lakukan setiap malam. Tentu saja hal itu yang membuat Jennie bertanya tanya. Memangnya ada orang yang bekerja saat malam hari?

Ia berjalan dengan langkah pelan menuju jendela besar yang tertutupi gorden hitam yang terlihat mengerikan. Meskipun Jennie tidak tau bagaimana dan apa konsep dari rumah ini sebenarnya tetapi entah kenapa ia merasakan hawa gelap yang terasa kental di sini.

Jika biasanya orang orang menyukai cat berwarna gold atau putih di rumah mereka, maka Taehyung tidak. Rumah ini terlalu mengerikan dengan warna abu abu kehitaman di setiap sudutnya.

Jennie membuka gorden dan melihat dari lantaran tiga kalau ada taman dengan banyak bunga mekar yang ada disana. Ia tersenyum merasakan bahwa disana pasti sangat nyaman.

Tok tok tok

Jennie menoleh ke belakang mendengar suara ketukan dari luar. Ia mengernyit, kalau itu Taehyung maka pria itu tidak akan repot mengetuk bukan? Sudah pasti itu pelayan. Jennie berjalan cepat lalu membuka pintu itu yang untung saja tidak terkunci.

"Maaf mengganggu Nona. Saya membawakan beberapa cemilan dan buah buahan untuk anda."

Jennie terdiam menatap seorang maid yang kini sedang membawakan nampan berisi cemilan dan buah buahan segar untuknya. Sejenak ia mengukir senyum ramah,

"Bibi, tapi aku tidak meminta itu." Jennie menolak halus. Sebab dia merasa tidak lapar setelah makan bersama Taehyung sore tadi. Lebih tepatnya tidak ada ruang diperutnya untuk memakan buah buahan dan snack itu.

Pelayan berusia hampir lima puluh tahun itu kini tersenyum lembut. "Tuan Kim yang menyuruh saya untuk membawakan semua ini. Lagipula nona pasti bosan disini sendirian."

Jennie tersenyum mengangguk. Dia memang bosan sejak tadi. "Kalau begitu ayo masuk. Bisakah kita mengobrol sedikit?"

Jennie ingin memiliki teman mengobrol meski ia yakin kalau para pelayan disini sangat lah menjaga rahasia Taehyung. Sekelas pria mengerikan sepertinya tentu saja akan memilih orang orang terpercaya untuk tinggal dan membersihkan rumah besar ini.

Pelayan itu menatap seperti bingung dengan permintaan Jennie yang sudah pasti sangat sulit untuk mereka turuti. "Maaf nona, saya tidak berhak masuk kedalam kamar utama yang ditempati oleh anda dan Tuan Kim. Saya harus menjaga privasi."

Jennie mengerti. Taehyung adalah pria dingin dan kejam yang sangat tidak mau di usik apalagi itu soal privasinya. "Kalau begitu kita mengobrol di luar saja bagaimana?"

Pelayan itu meringis. Sebab Tuan Kim tidak membiarkan Jennie untuk keluar dari kamar sedikit pun sampai beliau kembali. "Tapi nona—"

"Hanya sebentar kok, kalau aku sudah mengantuk maka aku akan masuk lagi ke kamar dan tidur. Mengobrol akan membuat ku mengantuk." Jennie dengan kedua nata yang berbinar ingin sekali keluar dari kamar ini. Lagipula Taehyung biasanya akan pulang jam tiga pagi. Sedangkan sekarang masih menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Baik nona."

Jennie berseru dalam hati kini berjalan lebih dulu menuju ruangan terbuka yang begitu banyak pajangan barang barang menarik disana. Ia mendudukkan tubuhnya di sofa single dengan pelayan itu yang ikut duduk disana dengan perasaan yang ragu. Jennie tau wanita itu takut sebab majikan nya sangatlah kejam.

CRUELTY'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang