11

2K 249 38
                                    

VOMENT























•••

Jennie pernah mendengar kasus kematian begitu banyak orang  melakukan kasus bunuh diri disebuah apartemen beberapa minggu lalu yang membuat warga korea gempar dengan berita itu. Mendengar kata bunuh diri tentu saja akan menimbulkan tanggapan miring dari orang orang, sebab negara korea adalah negara yang paling banyak yang melakukan bunuh diri.

Mereka yang hidup di korea banyak mengalami masa sulit dengan perekonomian dan bisnis yang sedang mereka kelola ataupun masalah dengan keluarga. Hanya saja, Mereka memilih tindakan seperti itu untuk menyiksa diri mereka sendiri.

Yang Jennie lakukan sejak bangun adalah memikirkan hal hal yang mengganggu pikirannya sejak semalam. Taehyung, darah, dan pisau. Apakah itu ada hubungannya dengan kasus bunuh diri itu? Apa pria itu terlibat atau tidak? Walaupun Jennie tidak merasa yakin dengan apa yang ia pikirkan.

"Kau mau pulang atau hanya akan berdiam diri seperti orang bodoh disana?"

Jennie tersentak begitu mendengar suara rendah itu menyapa gendang telinga nya. Ia berbalik mendapati sosok Taehyung dengan hoodie hitam dan celana jeans hitam yang ia kenakan sambil membawa sebatang rokok yang ia selipkan di jarinya.

Jennie akhirnya bangkit dari ranjang sambil mengeratkan mantel bulu yang ia kenakan sambil berjalan keluar mengikuti Taehyung. Ini masih terlalu pagi untuk pergi dan mungkin nenek lee belum bangun dari tidur nya.

"Taehyung, Apa kita tidak tunggu nenek lee bangun saja?" Jennie melirik pintu kamar nenek lee yang masih tertutup rapat dengan sendu. Bagaimana pun juga ia merasa berat meninggalkan neneknya disini.

"Sudah kuberi keringanan untuk menginap disini dan kau dengan tidak tahu dirinya meminta untuk menunggu lebih lama lagi. Harusnya kau tahu aku tidak sebaik itu."

Jennie memilih bungkam tidak berani bersuara lagi sebab, ia melihat ekspresi tidak bersahabat dari pria ini. Ia lebih memilih masuk kedalam mobil dan duduk di samping kursi kemudi dimana Taehyung sudah mendudukkan dirinya disana dan menyalakan mesin tanpa menunggu waktu lama. Mobil itu melaju sangat kencang, dan Jennie harus memejamkan kedua mata menahan rasa takut sambil memejam kedua sisi kursi untuk menahan tubuhnya.

"T-taehyung, pelan pelan."

"Jangan memerintah ku."

Bahkan pria itu dengan wajah datarnya menjawab seolah yang ia lakukan bukanlah sesuatu yang menakutkan. Mobil itu semakin laju membelah jalanan yang cukup sepi karena masih terlalu pagi untuk orang orang pergi keluar.

Tak lama kemudian mereka akhirnya sampai dimana Jennie sudah menegang kaku dengan wajah pucat menahan rasa takut dan juga dingin disaat yang bersamaan. Kini, dia turun dari mobil dan mengikuti langkah pria itu untuk masuk kedalam.

Mereka menaiki lift bersama sama. Hanya berdua, namun tidak ada pembicaraan serius seperti orang orang lain. Jennie sudah terbiasa, disaat ia yang suka mengobrol dan membicarakan sesuatu, kini bungkam karena berhadapan dengan sosok kejam seperti Taehyung.

Mereka sampai di depan apartemen, Jennie bisa melihat Taehyung membuka nya dengan kartu dan seketika pintu terbuka. Jennie bisa melihat keadaan apartemen yang sedikit berantakan dengan barang barang yang berserakan kemana mana. Ia sudah ingin merapikan vas bunga yang jatuh dari meja namun, Jennie merasakan sesuatu yang besar berada di sebelah kakinya.

Jennie melihat kebawah tanpa memikirkan apapun. Mungkin itu hanya benda tidak berguna yang sering menjadi hiasan ruang tamu. Tetapi apa yang berada di tangannya sekarang membuat Jennie hampir saja menjerit histeris.

CRUELTY'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang