27

555 102 67
                                    

Happy reading!
















Jennie tidak tahu jika ini semua akan berhasil namun, sekarang ini wanita asing yang ia kenali bernana Ellen kini membawa nya ke sebuah kota Macau setelah menjemput nenek lee dan menjelaskan semuanya.

Meski berat untuk diterima, nenek lee tetap mau dan ikut bersama mereka untuk meninggalkan korea.

Sedangkan Jennie kini hanya diam menatap kondisi sebuah apartemen yang akan mereka tempati saat ini. Ellen harus pergi karena ada urusan penting katanya, dan Jennie menyetujui hal itu. Namun, Bukannya senang Jennie malah merasa hampa.

Lagi lagi ia memikirkan takdir hidupnya yang harus seperti ini. Kenapa ia harus bertemu Taehyung? Kenapa ini semua ini harus terjadi? Dan banyak hal lagi yang terlintas dalam pikirannya.

Bahkan Jennie saja tidak tau hal buruk apa lagi yang akan terjadi kedepannya.

"Istirahatlah Nak. nenek tau kau sangat lelah." Ucap Nenek Lee kini mendudukkan diri di sebuah single sofa di ruang tamu itu sambil menatap wajah cucunya.

Mendengar suara lembut Nenek Lee membuat Jennie berusaha tersenyum kembali.

"Tidak kok. Aku baik baik saja." Jennie berucap sambil mengelus tangan Nenek Lee dengan lembut.

"Nenek tau kau sedang hamil kan? Melihat dari badanmu, nenek yakin sekali kau sedang mengandung."

Mendengar hal itu membuat Jennie terdiam kaku kini sedikit menegang mendengar ucapan nenek Lee. Ia sontak menunduk melihat perutnya yang sedikit membuncit sebab ia memakai kaos yang sedikit ketat.

"Nek, maafkan aku."

Nenek Lee tersenyum lembut mengusap rambut halus Jennie dengan tangan keriputnya.

"Tidak apa apa. Semua sudah terjadi dan tidak ada yang harus disesali bukan? Aku tau kau adalah wanita yang kuat. Jangan menjadi lemah karena kau sedang membawa cucu ku diperutmu."

Jennie kini terdiam dengan air mata yang menetes di pipinya. Bagaimana ia harus kuat dengan keadaan yang seperti ini?Bagaiamana mungkin ia kuat saat jauh dari Taehyung?

"Tapi, kenapa kau menjauh dari Taehyung? Apa kau sangat membencinya?" Tanya nenek Lee lagi kini merasa prihatin melihat cucunya menangis.

"A-aku.. Aku rasa aku harus melakukan ini, Nek. Taehyung bukan seperti pria pada umumnya. Hidup bersamanya hanya akan membuat kami bahaya." Jennie menghapus air mata nya kini masuk dalam pelukan nenek Lee.

"Aku tidak akan berkomentar apapun tentang hubungan kalian. Jika kau merasa ini yang terbaik untuk mu maka kau tidak harus menyesalinya, nak. Kita tidak memiliki hak untuk melawan atau bahkan membela diri karena kita tidak punya apa apa."

Jennie terdiam membenarkan perkataan nenek Lee dalam hati. Dimana mana, yang selalu berkuasa adalah orang yang memiliki uang.

Namun, Jennie cukup merasa lega sebab Nenek lee sudah mengetahui kalau dia sedang mengandung. Meskipun ini adalah hal yang memalukan bagi Jennie karena ia tidak bisa menjaga masa depannya sendiri.

Tapi nenek Lee terlihat sudah ikhlas untuk menerima semuanya. Bertahun tahun menrawat Jennie hingga dewasa seperti ini membuat hati nenek Lee bahagia.

"Nenek istirahat saja, aku akan membuat makan malam untuk kita nanti."

Nenek Lee kini tersenyum sambil mengangguk. "Kau juga harus istirahat, kasihan bayimu."

"Aku akan istirahat nanti."

Kini Jennie mengekori nenek Lee untuk menuju sebuah kamar kecil yang terlihat sedikit sempit namun nyaman. Fyi, apartemen ini memiliki dua kamar.

Itu cukup membuat Jennie lega karena ia tidak mau mengganggu nenek nya kalau kalau dia menangis nanti. Karena saat ini saja ia sedang merasa sedih dan hampa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRUELTY'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang