VOMENT
Happy reading!
•••
Jennie membuka kedua mata nya yang terlihat sayu kini menguap kecil kini merasakan ada sebuah lengan kekar yang melingkar di perutnya. Semalam itu, Taehyung mengakhiri obrolan mereka dengan mengajaknya untuk tidur dengan posisi yang berpelukan. Detak jantung pria itu membuat nya merasa sangat nyaman dan bisa tidur dengan nyenyak.
Bahkan, Ia baru sadar kalau mereka ternyata melewatkan makan malam. Itu sebabnya Jennie merasa sangat lapar sekarang.
Namun, ia lebih tertarik untuk melihat lekuk wajah dengan garis rahang yang sempurna itu. Taehyung benar benar definisi pria tampan yang sesungguhnya. Kini Jennie dengan berani membawa tangannya mengelus rahang tegas itu perlahan. Semalam itu, adalah hal yang paling membuat nya merasa cemas. Taehyung bilang, dia akan melepaskan nya jika itu memang di haruskan.
Jennie merasa bimbang. Apakah, akan ada sesuatu hal yang membuat mereka tidak bersama lagi kedepannya? Kenapa rasanya sakit sekali? Apakah pria itu akan membuangnya?
"Pukul berapa ini?"
Jennie kini terkejut sontak menjauhkan tubuhnya begitu Taehyung membuka kedua matanya tiba tiba namun, pinggang lebih dulu di tarik untuk mendekat membuat mereka semakin intim. Ia bahkan dapat merasakan sesuatu yang mengeras di bawah sana yang menyentuh jelas kedua pahanya. Itu menggelikan. Jennie harus menenangkan detak jantungnya yang menggila pagi ini.
Ia lantas melirik jam dinding yang terpajang di kamar mereka. "Pukul tujuh. Apa kau akan bekerja hari ini?"
Taehyung mengangguk kecil sambil memejamkan kedua matanya lagi. "Aku sedang mengurus sesuatu yang cukup serius. Jadi, aku harus ke kantor pagi ini. Kau keberatan?"
"Kau kan selalu pergi sebelum aku bangun bahkan akan pulang saat jam tiga subuh. Mengapa harus menanyakan pertanyaan bodoh itu?" Jennie mendengus merasa jengkel.
"Aku tidak akan pergi jika kau keberatan. Anggap saja aku telah menjadi pria baik setelah obrolan panjang kita semalam."
"Aku tidak mengharapkan mu menjadi baik. Jadilah dirimu sendiri. Meski itu terlalu menyakitkan bagiku." Jennie berucap dengan pelan tanpa mau menatap kedua manik elang yang memandang lekat ke arahnya. Ia terlalu cemas. Meski Taehyung kini terlihat lebih tenang dan damai namun, jauh di dalam hatinya Jennie merasa was was.
"Kenapa? Kau merasa berbeda dengan sikapku? Mungkin setelah ini, kau akan terkejut karena tahu bagaimana aku yang sebenarnya. Orang orang bilang, aku penuh kejutan dan tidak dapat di tebak."
Benar. Jennie membenarkan ucapan itu sebab ia pun tidak dapat mengerti apa yang ada di pikiran Taehyung. Pria itu terlalu suit di tebak dan memiliki japan pikir yang di luar dugaan. Sepertinya, ia memang harus membiasakan diri dengan semua hal itu nanti.
"Apa setelah ini kau masih akan membunuh orang orang yang tidak bersalah? Jika itu benar. Maka ku harap kau menghentikan kebiasaan mu itu, Taehyung. Tidak ada yang akan tahu kapan kau di akses oleh polisi." Jennie berucap dengan nada pelan.
Meski dalam hati kecilnya ia merasa takut karena hidup bersama Taehyung tentu akan menimbulkan resiko besar yang berhubungan dengan begitu banyak polisi bahkan orang lain yang mencari tahu siapa sebenarnya pelaku di balik semua kasus pembunuhan berantai beberapa bulan ini. Itu menjadi ketakutan tersendiri bagi Jennie.
Sebab, pada dasarnya kini ia tidak mau pria itu pergi dan meninggalkan nya. Ia tidak siap dengan perpisahan mereka meski ada begitu banyak rasa sakit yang tengah ia lewati. Ada begitu banyak hal yang ia alami setelah tinggal bersama pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUELTY'
Fanfiction"Kau hamil?" "Y-ya." "And you're just telling me now?" Taehyung itu Kejam. Menjerat Jennie dalam kehidupan nya yang gelap dan penuh kekejian. Dia, sosok pria yang tidak berbelas kasihan dan tidak memiliki rasa empati pada siapapun. Taehyung dan Jen...