12

2.3K 257 50
                                    

VOMENT

warn.



























Masih di posisi yang sama. Jennie duduk di pangkuan Taehyung atas perintah dari pria itu. Mengobati luka cukup besar yang ada di bagian wajah itu dengan kedua tangan yang bergetar merasa begitu gugup dan nafas yang tertahan. Posisi intim mereka sungguh membuat Jantung Jennie berdegup dengan kencang dan tidan karuan.

Bahkan Taehyung tidak meringis sedikitpun begitu lukanya di olesi alkohol oleh Jennie.

Setelahnya selesai mengobati, Jennie kembali meletakkan alat alat yang dipakainya di kotak obat samping mereka. Meski dengan perasaan takut, dan gugup disaat yang bersamaan sebab mata elang tajam itu tidak pernah lepas menatapnya.

"S-sudah. Luka mu sudah ku obati."

Berucap pelan dalam keheningan seperti ini sungguh semakin membuat Jennie merasa takut. Kalau kalau Taehyung tiba tiba mengambil pisau dan kembali menggores tubuhnya seperti lalu lalu yang pria itu lakukan. Ia trauma terhadap benda tajam.

Jennie mengakui hal itu.

"Lalu?"

Jennie terdiam membeku.

"H-huh? A-aku akan menaruh kembali kotak ini pada tempatnya. Jadi lepaskan aku."

Taehyung mengukir senyum miring. "Apa kau baru saja memohon padaku?" Ia mendekat mengendus arona sabun yang dipakai oleh Jennie. "Menurutmu apa kau akan ku lepaskan dari sini setelah lancang melanggar perintah ku Jennie-ssi?"

Jennie tersentak begitu merasakan remasan kuat di pinggangnya. Pria itu baru saja mendorong dan membuat mereka semakin berdekatan membuat nya merasa semakin gugup dan ia yakin Taehyung bisa mendengar suara detak jantung nya yang memburu.

"T-taehyung—"

"Hm? Kau bahkan sudah ku peringatkan untuk jangan mengasihani ku."

"Aku tidak mengasihani mu." Jennie menyela cepat membela dirinya sendiri. Memang siapa yang tidak takut melihat luka yang cukup besar dan darah yang menodai pakaian Taehyung dimana mana? Jennie tentu tidak bisa membiarkan nya.

"Jadi?" Taehyung bertanya lagi sambil menatap belah bibir itu yang terbuka tertutup sudah ingin menjawab. Ia tersenyum miring begitu libidonya naik hanya karena bibir ranum yang menggoda itu. Tangannya menjalar baik hingga sampai di tengkuk itu. Mendekatkan bibirnya di leher jenjang Jennie dan memberi kecupan kecupan kecil di tulang selangka milik gadis itu.

"A-aku hanya— Akh!" Jennie menghentikan ucapan nya begitu merasakan sengatan seperti listrik di area lehernya oleh Taehyung. Pria itu baru saja membuat tanda disana yang Jennie yakin kalau itu akan menimbulkan bekas yang tidak akan bisa hilang walau sehari.

"T-taehyung, kau harus membersihkan diri. Kau— Nhh.. Bajumu penuh darah." Jennie menahan desahan nya kini sontak meremas kemeja hitam yang dikenakan pria itu. Taehyung seperti tidak peduli dengan perkataannya yang berusaha menghentikan kegiatan pria itu. Jennie berusaha mendorong namun itu terlalu sulit.

Bahkan disaat terluka, Taehyung tidak sedikitpun mengurangi tenaganya.

"Apa itu mengganggumu?"

Taehyung bertanya dengan nada rendah tanpa mau menghentikan aktivitas nya saat ini. Kini ia membuka tiga kancing kemeja putih yang dikenakan oleh gadis itu dan menurunkan ciumannya di dada putih mulut Itu yang semakin membuat nya bergairah. Jennie seperti sebuah Winston cocktail yang bisa membuat orang orang ketagihan ketika mencicipi nya.

"T-tae— hh."

"Jawab. Apa semua darah dan luka ini mengganggumu?"

Jennie mengangguk pelan dengan takut kini berusaha menghentikan aktivitas pria itu dengan cara mendorong bahu kekar yang kini sangat menempel di tubuhnya. Mereka sangat dekat. Dan itu adalah sinyal bahaya bagi Jennie. "M-mandilah. A-aku akan—"

CRUELTY'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang