2 - unlucky day

686 378 436
                                    

"Bagimu sahabat itu apa? Bagiku sahabat adalah orang yang mau berbagi suka maupun duka bersama, selalu ada di saat membutuhkan bantuan ataupun sandaran untuk bercerita."

──Ananda Kirana.

──Ananda Kirana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Lepasin tangan gue," bentak Talasya kepada laki-laki yang menarik tangannya dengan keras.

Talasya yang awalnya ingin masuk toilet menjadi terhenti karena seseorang menarik tangannya dari belakang.

"Mau lo buang kemana jaket gue?"

Sungguh pertanyaan yang konyol sekali. Talasya mengatakan itu bukan berarti ia benar-benar akan membuang jaket anak baru itu ke dalam bak sampah.

Gadis itu mendengus menatap wajah polos laki-laki yang entah siapa namanya.

"Dengerin gue ya, anak baru, gue mau cuci-in jaket lo bukan beneran mau di buang. Harusnya lo seneng karena gue berbaik hati, lagian lo ga liat pakaian dalam gue hampir keliatan gara-gara ketumpahan minuman?" Cibirnya seraya menunjukkan pakaiannya yang basah dan lengket.

Mendengar itu Renzo melirik ke arah yang di tunjukkan oleh gadis berkepang. Kemudian mengalihkan pandangannya menoleh ke kiri dan kanan.

Entah apa yang di pikirkan laki-laki itu. Renzo membawa Talasya masuk ke dalam toilet perempuan dan langsung menutupnya dengan rapat.

Sontak saja jantung Talasya berdebar tak karuan. Ia benar-benar takut dengan laki-laki yang membawanya ke dalam toilet, hanya berdua!

"Cowok mesum! Ngapain lo ngajak-ngajak gue ke dalam sini, sialan?!" Teriaknya didalam sana.

Matanya melotot tak percaya menatap anak baru. Laki-laki itu membuka kancing bajunya, tentu saja Talasya bergegas menutup matanya dengan kedua telapak tangan.

"Lo kenapa mau lepas baju disini?!" Tanyanya dengan histeris.

"Bego! Sini jaket gue," pintanya setelah melepaskan baju sekolahnya.

Renzo benar-benar telanjang dada sekarang. Tanpa berkata-kata lagi, Talasya menyodorkan jaket anak baru itu kepada pemiliknya. Matanya masih terpejam dengan satu tangan yang masih setia menutup matanya, sampai suara laki-laki itu terdengar.

"Buka mata lo, dan pakai seragam sekolah gue."

Talasya masih belum berani membuka matanya, sampai suara anak baru terdengar kembali.

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang