[Annyeong yerebon! Ini cerita pertama mommy. Mommy harap kalian suka!]
Menceritakan sebuah perjalan cinta anak SMA harapan bangsa, yang kerap terjadi di usia belasan tahun. Tidak luput dari seorang gadis bernama Talasya jovandra.
Gadis berkepang sa...
"Keluarga adalah luka pertama, yang akan membuat trauma."
-Talasya jovandra.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Sesuai kesepakatan beberapa hari yang lalu, wakil ketua geng Blackmoon benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik.
Jika boleh Erlangga jujur, ia lebih suka diberi tugas menjadi seorang penguntit, dibandingkan harus mencari cara agar bisa mengembalikan image sang ketuanya di geng Starangel.
Sudah dua hari ini laki-laki tinggi itu mengikuti gadis berkepang kemanapun dia pergi. Tak sampai disitu, Erlangga juga siap membayar berapa pun kepada pemilik rumah yang berhadapan dengan milik Talasya, memudahkan untuk aksinya.
Malam yang mendung ini, dipaksakan oleh Erlangga untuk tetap mengikuti kemana wanita paruh baya menyeret gadis yang ia memata-matai.
Mobil putih itu berhenti di sebuah club malam. Gemerlap lampu disko kala ini, seakan-akan menembus kaca transparan sampai luar.
Manik mata Talasya tak bisa berkedip sama sekali melihat tempat yang begitu ramai oleh pengunjung. Ibunya kembali menyeretnya untuk ikut masuk ke dalam sana, tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Gadis itu bisa memastikan, jika di dalam sana akan sesak oleh orang-orang mabuk, berjoget, dan bersukacita entah merayakan apa.
Tentu Erlangga juga tidak boleh melewatkan satu informasi pun, tentang gadis berkepang tak jauh ada di depannya. Memasuki dalam ruangan club yang ramai semakin ramai akan sorakan ria, dengan kamera di berada di tangan kanannya.
Keylova membelah kerumunan orang-orang yang asik berjoget ria, sebab mabuk. Tubuh anaknya ikut terdorong ke kiri dan kanan, seraya mempercepat langkah kakinya mengikuti sang ibu, yang terus saja menarik-narik lengannya agar berjalan lebih cepat.
Hati wanita itu bergemuruh hebat layaknya akan ada badai petir yang menyambar ulu hatinya dengan kuat.
Matanya menatap menyeluruh ruangan club dengan seksama, sampai melihat sang suami sedang bercumbu bersama wanita lain.
Nafasnya naik turun tak beraturan menahan amarah, yang mulai memuncak melihat kelakuan suaminya.
Sesampainya di tempat tujuan, Keylova melepaskan tangan anak sulungnya, lalu menarik sisi baju di pundak suaminya sampai ter toleh, dan langsung menampar wajah Alvaro dengan keras.
Plak!
Mata pria itu, dan wanita yang duduk di samping Alvaro benar-benar terkejut akan kehadiran Keylova. Namun lebih mengejutkannya ketika anak pertamanya juga hadir, berdiri kaku dengan wajah datar di belakang istrinya.
