47 - mengantar-menjemput

52 11 63
                                    

"Ucapan terima kasih. Adalah kalimat yang akan selalu aku ingat."

~Rayanka Dikta.

~Rayanka Dikta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

“Tutup aja Andira. Nanti kam- lo sakit. Hawanya masih dingin ini," Lelaki jangkung itu ralat perkataannya.

Baru pukul 05.40 menit. Gadis itu pagi-pagi buta sekali membangunkan dirinya, meminta agar pulang sekarang. Tanpa memberitahukan alasannya sama sekali saat ditanyakan.

Pernyataan Rayanka tidak digubris oleh perempuan itu. Tatapannya masih setia menatap langit dan juga sinar matahari pagi yang masih bersembunyi dibalik awan diatas sana. Tangan halusnya yang sebagai tumpu dagu, berhasil tersapu udara dingin.

Talasya takjub melihat betapa indahnya pemandangan yang begitu segar setiap pagi, dengan udara yang masih bersih tanpa berbaur bersama udara kotor. Udara dingin menusuk tulangnya itu mampu membuat gadis berkepang terkadang menggigil. 

Entah berapa kali lelaki di sebelahnya memintanya menutup jendela kaca mobil milih lelaki ini. Tetapi,  Talasya adalah Talasya. Gadis yang keras kepala. Meski bisa dipatahkan oleh beberapa orang, namun sepertinya untuk Rayanka ia masih mempertahankan keinginannya.

Sebenarnya gadis berkepang ingin duduk di kursi belakang, tapi Rayanka beralasan dirinya tidak tahu dimana rumah Talasya yang membuat gadis itu berakhir duduk di sebelah sang pengemudi. 

Mata lelaki itu sesekali melirik Talasya dari sudut matanya. Kepalanya tetap lurus ke depan dan mencoba fokus menatap ke jalan. 

Isi kepalanya sekarang begitu banyak pertanyaan, tepat seperti gadis itu baru saja bangun dari pingsannya. 

Rayanka merindukan gadis kecil yang ia kenal sebagai Andira. Bukan Talasya Jovandra. Namun ia sendiri tidak bisa mengelak kalau gadis yang selama ini dirinya cari selalu ada didekatnya, dan ia tidak mengenalnya sama sekali. 

Entah karena dirinya yang acuh tidak acuh dengan perempuan disekitarnya, atau memang dirinya tidak mau ada orang yang masuk ke dalam hidupnya selain Andira? Rayanka sendiri pun belum bisa memastikan hal tersebut. 

Satu hal yang pasti sekarang. Rayanka harus merebut hati Talasya dari lelaki pindahan itu, Leo Lorenzo. Yang katanya sedang menjalin hubungan.

Tidak terasa perjalanan dari rumah sakit ke rumah Talasya. Sekarang mobil besar itu memasuki pekarangan rumah sederhana gadis tersebut. Kecil, namun terawat. Itulah yang bisa Rayanka simpulkan tatkala kakinya turun dari kendaraan beroda empat.

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang