48 - Berkunjung

49 12 58
                                    

"Nikmati semua momen yang lo punya, sebelum lo gak bisa merasakannya lagi."

~Talasya jovandra.

~Talasya jovandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Tampak empat laki-laki berpakaian olahraga sedang berjalan menuju kantin sekolah secara berjajar, membuat siapapun yang ada di depannya memilih untuk menjauh ataupun menyingkirkan diri dari mereka. 

Siapa yang berani mencari masalah dengan seorang primadona sekolah? Ditambah lagi dia adalah wakil ketua geng Starangel. Serta dua intinya. Kecuali, Nathan. Yang memang tidak terlalu berminat dalam hal seperti itu. 

Di saat para gadis berteriak histeris akan ketampanan empat lelaki tersebut. Bima berhasil membuat orang-orang disekitarnya menahan kaget atas perlakuannya kepada salah satu siswi berprestasi di sekolahan ini. Ananda Kirana. 

Yap. Lelaki itu baru saja menjengkal lengan gadis yang menghalangi jalan mereka. Kirana terkejut setengah mati, seperti sedang menonton film horor di scene jumpscare. 

“Lo?!” celetuk Kirana nyaring.

Bima nyengir kuda. Lalu melepaskan genggamannya pada gadis tersebut. Ia tidak bisa mengekspresikan bagaimana Kirana terkejut setengah mati melihat wajah tampannya. 

Kirana menghela nafas panjang, seraya mengelus dadanya yang terasa jantung ingin lepas dari sarangnya. Matanya tidak tinggal diam, kedua bola itu menelusuri orang-orang yang berada di belakang Bima ikut berhenti berjalan.

“Rayanka?” batin Kirana. 

“Sorry, jadi bikin lo kaget. Lo nggak papa?” ujar Bima.

“Eh, nggak papa ko Bim. Cuman kaget aja. Lagian lo kenapa tiba-tiba narik gue?” balas Kirana penasaran.

Bima terdiam sesaat seperti berpikir harus menjawab apa. Lalu menoleh ke arah teman-temannya yang ada di belakang. 

“Lo pada duluan aja. Gue ada yang mau diomongin,” jelas Bima.

“Okey,” sahut Nathan. 

Disusul oleh Mahen yang tidak mengatakan apapun pada Bima. Hanya sekedar melirik tidak suka pada Kirana. 

Semua orang juga tahu, kalau Mahen sangat tidak merestui temannya bersama gadis tersebut yang dianggapnya rendahan. 

Jika kedua teman-temannya sudah menjauh, berbeda dengan Rayanka yang masih diam ditempat. Tangannya yang semula bersarang di saku celana, kini beralih menjadi bersedekap dada. 

Dahi bima mengerut heran, “Lo kaga duluan juga, Ray?” 

“Temen lo mana?” Bukannya menjawab pertanyaan teman sendiri, lelaki itu malah bertanya kepada Kirana yang bahkan tidak tahu kabarnya.

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang