7 - sepeda cilpang beban

445 321 255
                                    

"Jangan menolak tawaran baik, jika kamu tidak ingin terkesan buruk."

──Leo Lorenzo.

*cilpang = bocil berkepang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*cilpang = bocil berkepang.



"Bangke banget lo," ujar menendang sepeda merah muda disampingnya.

Lagi-lagi gadis berkepang itu mengalami kesialan. Harusnya dirinya tadi ikut saja dengan Bagas, entah kenapa dirinya malah menolak tawaran dari sang sahabat.

"Segala mati lagi nih ponsel," geramnya menatap layar ponsel yang mati karena kehabisan baterai.

Hari begitu gelap. Hanya di terangi beberapa lampu pinggir jalan, yang begitu redup. Talasya melirik jam tangan mungilnya itu, sudah menunjukkan pukul 08.00 malam.

hembusan nafas pasrah itu begitu jelas terdengar di kesunyian. Suara kendaraan yang berlalu lalang, seakan-akan mulai menghilang entah kemana.

Berjalan seorang diri di malam hari seperti ini, membuat tubuhnya seketika merinding. Talasya bukan seseorang yang penakut, tetapi juga bukan orang yang pemberani. Karena pada dasarnya, Talasya juga seorang gadis yang butuh dilindungi.

Talasya mendorong sepedanya, karena bannya kempes ditengah jalan. Ia merasa ada yang sedang mengikutinya dari arah belakang, tetapi ia tidak berani menoleh ke belakang.

Genggamnya pada stang sepeda pun semakin erat, sambil mempercepat jalannya tanpa sedikit pun menoleh.

Semakin mempercepat langkahnya, gadis itu malah mendengar suara motor yang halus di indra pendengaran semakin dekat dengannya.

Jika ia berlari ia akan ketahuan, Jika ia tertangkap ia akan mati. Pikiran Talasya kacau. Dirinya semakin takut dan juga tidak dapat minta bantuan kepada siapapun karena ini jalan sepi dan hanya ada pepohonan di pinggir jalan.

"Ya Tuhan lindungi gue." Wajah Talasya begitu ketakutan.

Setelah membatin seperti itu, suara panggilan dari seseorang terdengar begitu jelas.

"Woi, kepang."

Sontak saja gadis tersebut menoleh ke arah samping kanannya. Terlihat laki-laki tinggi sedang menaiki motor Scoopy putih.

Dahi Talasya mengerut heran, "jangan bilang, lo yang ngikutin gue dari tadi?!" ucapnya penuh curiga menatap Renzo yang tidak memakai helm.

"Emang gue. Lo takut, ya?!" tanyanya sambil menaik turunkan alis kirinya dengan wajah yang mengejek.

"Ck, sialan lo jadi cowok," geramnya kepada sang anak baru.

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang