20 - flashback IV

243 176 164
                                    

"Sayangi dan cintai dirimu sendiri, sebelum kamu mencintai orang lain."

──Angga.

 - Sesuai janji ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Sesuai janji ayah.



Bukan hanya sekolahan SMK rajasakti, hampir semua sekolahan serentak melakukan ulangan kenaikan kelas.

Hari ini adalah hari terakhir SMK rajasakti melakukan ulangan, setelah seminggu lebih berlalu. Ada beberapa siswa-siswi yang begitu antusias melakukan ulangan, sebab hari terakhir bagi mereka tetapi ada juga yang biasa aja dan bersedih.

Ada disalah satu kelas sebelas yang akan pindah sekolah, padahal jika dipikir-pikir sangat disayangkan. Tapi mau gimana lagi? Bukan hanya laki-laki itu yang bersemangat, melainkan ayahnya juga ikut senang akan hal ini.

Dari dulu memang Reyhan sangat tidak setuju anaknya masuk sekolahan SMK, dan sekarang keinginannya terkabulkan.

Bel istirahat baru saja berbunyi nyaring, itu artinya waktu sudah habis dan siswa-siswi harus mengumpulkan kertas-kertas putih yang memiliki tulisan dan ada gambar kecil disamping nomer urut mata pelajaran matematika.

Laki-laki yang memakai gelang hitam disalah satu tangannya berdiri lebih dulu, diikuti oleh gadis disampingnya. Kedua laki-laki disebelah mereka melongo, karena mereka berdua sama-sama sudah selesai.

"Bel istirahat sudah berbunyi, kalian gak mau istirahat? Ayo, cepat kumpul kertas ulangannya didepan meja saya. Tidak ada waktu tambahan lagi!"

Arven dan Rakha mau tak mau harus ikut berdiri, karena suara bariton dari Bapak Regan terdengar begitu lantang. Membuat beberapa siswa-siswi berdecak sebal, menghentakkan kakinya berjalan menuju meja guru, dan ada juga yang menampakkan wajah cemberut mereka.

Renzo juga sudah menyelesaikannya lebih dulu, menunggu ketiga temannya didepan kelas. Berdiri disamping ambang pintu dengan bersandar disana.

Beberapa kali laki-laki tinggi itu memberikan kode dengan tangan kanannya, untuk memberikan jawaban kepada dua temannya yang sedikit lemotan dalam belajar.

Beruntung tidak terlihat Bapak Regan, jika tidak bisa saja mereka dihukum. Setelah kedua anak itu keluar kelas, mereka membuang nafas berat.

"Gimana, udah ke jawab semua, kan?" Renzo merangkul kedua temannya menyeret ke kantin sekolah.

"Gue kode-kode si Angga gak mau ngasih jawaban," adu Arven kepada Renzo sembari melirik sekilas.

Laki-laki yang disebutkan berdecih, "siapa suruh udah diajarin kemarin malam malah ga inget," terang Angga, berjalan santai disamping Rakha dengan kedua tangannya berada di saku celana sekolahnya.

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang