14 - telor asin untuk Rayanka

339 234 452
                                    

"Aku selalu mengkhawatirkannya, namun gadis itu selalu saja membuat masalah."

──Bagaskara.

──Bagaskara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sepuluh menit sudah berlalu, dan guru olahraga belum kunjung datang. Beberapa siswa-siswi kelas XII IPS A menunggu di pinggir lapangan, dan beberapa siswa sudah lebih dulu bermain basket.

Berbeda sekali dengan seorang gadis berjalan ke kiri dan kanan sebegitu senangnya, menuju tempat kantin sekolah. Dia ingin menemui seseorang, untuk membalas kebaikan yang telah diperbuat.


Kaki jenjangnya berhenti saat memasuki kantin. Matanya menelusuri beberapa tempat meja yang dipenuhi oleh beberapa rombongan laki-laki yang belum sempat makan di rumah, pagi ini.

Bisa di bilang mereka akan terlambat masuk kelas. Masih untung jika mereka mendapatkan guru yang berbaik hati, jika tidak sudah dipastikan akan berdiri satu kaki didepan kelas.

Pandangannya berhenti, ketika melihat beberapa laki-laki yang ia kenali. Tetapi dirinya tidak menemukan orang yang ingin ditemui.

Gadis itu membuang nafas panjang, sambil mendekati ketiga laki-laki anak IPA di pojok kanan.

"Rayanka mana?" tanya Kirana tiba-tiba.

Ketiga lelaki itu menoleh ke arah suara secara bersamaan. Dahi dua orang mengerut heran, menatap gadis yang sedang berdiri memakai baju olahraga.

"Ngapain lo nyariin, dia?" tanya Mahen balik.

Kirana mengulum bibirnya sesaat, kemudian menjawab, "Ada hal pengen gue omongin."

Mahen mengangguk kecil. Lelaki itu pun kembali menyuap nasi kuning didepannya.

Bima dan Nathan terlihat saling melirik satu sama lain. Tak lama kemudian suara Bima terdengar begitu jelas dan lembut.

"Dia ada di UKS, katanya pengen tidur. Kalau mau nyari dia disana aja, Kir," jawab Bima.

"Hati-hati tapinya, kalau ganggu dia tidur. Bisa dimakannya lo," peringat Nathan yang ikut bersuara.

Kirana menampakkan ekspresi wajah bingung sekaligus ngeri, "Begitu, ya? Yaudah deh, makasih infonya."

Ia kembali berbalik badan, menuju tempat yang dikatakan teman-teman Rayanka. Disaat perjalanan keluar kantin, Kirana terus berpikir akibat dapat peringatan dari Nathan.

Nathan menatap kepergian gadis berambut pendek sampai punggungnya menghilang. Hatinya bertanya-tanya, untuk apa Kirana mencari Rayanka?

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang