12 - gelang merah

342 232 386
                                    

"Jangan takut untuk mencoba hal baru, karena kamu tidak akan pernah bisa merasakannya lagi jika sudah terlewatkan dalam hidupmu."

──Rakha.

──Rakha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Lo liat? Gelang yang selalu di pakai Rayan? Buluk banget, kayak benang gak terpakai," ejeknya berbicara pada teman sekelasnya.

Laki-laki di sebelahnya mengangguk, dia bersandar di dinding kantin tak jauh dari anak primadona sekolah duduk.

"Bener banget, gak dilepas-lepas sama dia. Apa istimewanya tuh benang," jawab sang temannya.

"Apa lo bilang?!" tiba-tiba suara bariton seorang laki-laki terdengar di samping kedua adik kelasnya itu.

Dia adalah Mahen, salah satu teman Rayanka. Laki-laki berwajah datar tersebut menatap tajam ke kedua orang di samping kiri, bersandar di dinding kantin, memandangi temannya, Rayanka.

Kedua tangan Mahen penuh dengan minuman. Jika tidak, sudah di pastikan akan langsung melayangkan pukulan keras kepada adik kelasnya.

Mahen tahu betul gelang yang mereka maksud, dan betapa spesialnya gelang yang selalu di pakai Rayanka tanpa ingin melepaskannya, kecuali dicuci.

Suara Mahen barusan membuat intens beberapa orang menatap dirinya. Termasuk ketiga teman-temannya.

Rayanka dan yang lain mendekat, berdiri disampingnya Mahen, di ikuti oleh Nathan dan Bima yang berdiri di sisi kanan yang kosong.

"Kenapa? Ada masalah apa?" tanya Bima bingung, menatap wajah Mahen penuh kekesalan.

"Dia ngejek gelang merah yang di pakai Rayanka," terang Mahen, tanpa melepaskan tatapan siletnya kepada dua orang disana.

"A-apa?!" kaget Nathan dan Bima serempak.

Mendengar penuturan dari temannya, Rayanka memajukan langkahnya mendekati adik kelasnya, berhenti di depannya, dan memberikan satu pukulan keras ke perut buncit orang tersebut.

Orang yang terkena pukulan keras menggeram kesakitan, salah satu tangannya mencengkram pelan perutnya yang terasa nyeri, mimik wajahnya begitu menahan rasa sakit.

Salah satu temannya meneguk sekali ludahnya, wajahnya penuh dengan ketakutan. Mereka salah berbicara dan mengatakan hal yang tidak-tidak kepada laki-laki jangkung itu.

Bisa-bisanya dirinya melupakan, bahwa kakak kelasnya itu adalah salah satu inti geng Starangel.

Netra coklatnya membesar, ketika Rayanka menarik kerah baju putihnya dengan keras. Rasanya lehernya tercekik, sulit bernafas dengan benar.

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang