26 - mama idamanku

202 140 126
                                    

"Rahasia tak akan selamanya terkubur, begitu juga dengan masa kejayaan yang akan redup pada saatnya."

──Aslan.

──Aslan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Gue tau, lo kesel, lo marah sama Talasya. Tapi inget, dia ngomong begitu karena ga mau kalian musuhan gara-gara dia," pendapat sang ketua kelas kepada temannya.

Ketiga sekawan itu duduk di teras rumah Aslan, dengan dua cangkir kopi hitam di atas meja. Membicarakan kekesalan Bagas kepada Renzo, dan juga pertemanan yang semakin merenggang akhir-akhir ini.

"Gue tau, tapi ga tau kenapa gue tetep kesel liat muka Renzo yang datar."

"Gue sebagai teman yang baik, walaupun lo musuh gue juga, tapi tetep aja gue baik ke lo. Kalau bukan temen udah dari dulu gue aja gelud," gerutu Aslan, melirik ke arah temannya.

"Maksud lo?" tanya Bagas tak mengerti dengan apa yang baru saja temannya sampaikan.

"Maksudnya si Aslan, walaupun lo juga suka sama Kirana, deket-deket terus sama dia, Aslan tetep anggap lo temen. Padahal dalam hati pasti keselnya minta ampun," beber Jojo yang duduk di tengah-tengah mereka.

Seketika raut wajah Bagas berubah, tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Jojo. Mana mungkin ia menyukai gadis itu, bahkan tidak pernah terpikirkan sama sekali.

"Kenapa lo ketawa? Ngeledek gue, lo?" tuduh Aslan, menatap bingung sekaligus tak suka.

Laki-laki bongsor itu menarik nafasnya sekali, menghentikan tawa yang sempat menggelegar di teras rumah, memecah keheningan dimana ini.

"Gue sama Kirana cuman temenan, okey? Dan juga gue ga pernah mikir seperti apa yang lo pikirin, Lan. Gue emang suka sebagai temen, bukan mau jadiin dia pasangan." Bagas meluruskan apa yang dipikirkan Aslan.

"Jadi, lo ga suka sama Ana? Terus kenapa lo selalu nempel kek benalu sama dia?" sergah Aslan. Kali ini tatapan semakin dalam nan serius.

"Gue curiga kalau dia itu adek gue yang hilang waktu kecil," terang Bagas. Suaranya terdengar melemah, setiap kali mengingat adiknya.

"Adik?" gumam Jojo.

Bagas berdehem, "Ya, adik gue. Lebih tepatnya kembaran gue. Orangtua gue pernah cerita, kalau gue punya kembaran, tapi diculik sama orang, tanpa tahu apa alasannya. Saat itu mama gue ngajak kami jalan-jalan di taman, dan pelakunya masih belum ketemu sampai sekarang."

Suasana semakin terasa sedih, di temani hujan lebat yang tak berhenti sejak tadi. Hujan seakan-akan membawa kembali kenangan-kenangan indah yang pernah orangtua Bagas ceritakan kepadanya tentang adiknya, yang bernama Ananda Syakira.

Sang ibu Bagas pernah bilang, jika sudah besar nanti mereka berdua akan di panggil Kira, dan Kara. Sayangnya keinginan itu tidak pernah terjadi sampai sekarang.

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang