6 - makes worry

517 344 326
                                    

"Tidak memiliki hubungan yang begitu erat, namun mampu membuat hati terikat."

──Bagaskara.

──Bagaskara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Sialan banget tuh anak. Kenapa harus Bagas sih, yang nolongin dia?! Kenapa ga ketua kelas menyebalkan itu?!" Cacarnya tanpa henti, kepada sang teman-temannya.

Rambut bawahnya begitu berantakan. Berakhir meminta Lyna untuk memotongnya agar terlihat sama rata, sampai hampir panjang sebahu.

Rambut yang begitu Lia sayangi dari dahulu, sekarang sudah di rusak oleh laki-laki menyebalkan di SMA ini.

"Emang dari dulu tuh cowok selalu datang tepat waktu. Lagi-lagi kita yang kena," jawab Lyna yang tidak menyukai Bagas, saat satu kelas dengan laki-laki tersebut.

"Asal lo tau, Bagas itu sombong, menyebalkan, pemarah, dan juga suka banget bolos di beberapa mata pelajaran. Tapi gue heran, kenapa bisa tuh anak tetap peringkat pertama dalam kelas?! Padahal tidak ada jawabannya dengan kita yang selalu mendapatkan masalah. Bukankah itu terlihat mencurigakan?" Jelasnya Sudah dua tahun, harus bersama laki-laki itu lagi dalam satu kelas.

Lia mendengarkan dengan seksama semua perkataan temannya itu. Tidak bisa menjawab ataupun berpikir, karena dahinya berdarah dan belum diobati sama sekali.

Beberapa saat keduanya terdiam, lalu gadis duduk manis di kursi itu berceloteh, "jangan-jangan mereka pacaran lagi?!

"Gak mungkinlah."

"Apa sih, yang gak mungkin," ungkap Lia.

Gadis yang berdiri di belakang Lia terdiam. Tidak ingin berdebat lebih lama. Ia lebih fokus melakukan aktifitasnya.

Lyna akhirnya selesai menggunting rambut sang teman di dalam UKS, yang tampak begitu sepi. Gadis berambut sebahu itu pun mulai membersihkan anak rambut Lia di lantai yang berserakan.

"Layla kok lama banget ya? Padahal disuruh beli obat maag doang," gerutu Lia.

"Udah tahu tuh anak lemotan, pasti lagi mikirin mau beli apa?!" Timpal Lia yang sudah tahu tabiat buruk dari sang teman yang satu itu.

"Lama-lama gue ganti juga tuh otak Layla, biar berjalan dengan lancar," gumamnya.

ʕ⁠'⁠•⁠ᴥ⁠•⁠'⁠ʔ

"Lo beneran gapapa?" Tanya Bagaskara sekali lagi, kepada gadis yang duduk di brankar UKS, tepat di depannya─sembari mengelus kedua punggung tangan gadis itu.

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang