29 - menenangkan diri

215 128 197
                                    

"Hidup itu singkat, yang panjang itu kenangan."

──Nathan.

──Nathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Lo curang. Gue gak mau lagi main sama lo," ucap Caca sebal sembari menjauh dari lapangan basket untuk menepi, duduk di kursi kosong.

Sedari tadi kedua anak remaja itu bermain basket di bawah teriknya matahari. Kebetulan hari ini adalah jam pelajaran olahraga, dimana guru yang mengajar tidak bisa hadir sebab adanya acara keluarga.

Sisanya banyak siswa-siswi yang berkeluyuran entah kemana. Kebanyakan berada di dalam kantin, mengisi perut mereka yang sudah terasa keroncongan.

Kepala Aksa memutar, kala lehernya terasa kaku dan penat. Kakinya ikut melangkah mendekati sang teman.

"Jangan ngambek dong, sayang. Maafin gue, ya?" katanya dengan wajah memohon yang dibuat-buat.

Perasaan Caca seketika luluh mencair. Dirinya juga tidak tahu, mengapa tidak bisa marah ataupun merajuk lebih lama.

Gadis itu mengangguk kecil setelah meminum air mineral kemasan, "Gue maafin asal lo ngajak gue jalan-jalan ntar sore. Gimana?"

Senyuman merekah terlihat jelas, lalu Aksa mengusap peluh yang mengalir di pelipis Caca.

"Siap. Apa sih, yang engga buat Caca?!" jawabnya sedikit heboh, membuat gadis disebelahnya terkekeh kecil.

"Bikin lo ketawa mudah banget, ya? Pasti bikin lo nangis juga cepet," celetuk Aksa menatap Caca lebih dalam.

Anggukan kecil terlihat, "Udah tau begitu, jangan bikin gue sakit hati, Sa."

"Tapi gue pengen liat lo nangis, gimana dong?" gerutu Aksa.

Perubahan raut wajah Caca terlihat begitu besar dari netra Aksa. Dia terdiam sesaat dengan tatapan yang menunduk.

"Gue bercanda, Ca. Jangan di bawa serius," kilah Aksa sambil mengalihkan pandangannya menatap langit.

Mendengar itu Caca berdesis, melirik sekilas Aksa dengan wajah datarnya.

"Jangan suka bercanda sama gue. Gue orangnya cepet over thinking," ungkap gadis tomboy.

"Semua cewek juga begitu, Ca. Gue tau kok," selorohnya.

Aksa masih ingat, bagaimana dirinya pernah menjadi orang yang paling jahat di mata mantan kekasihnya.

Tapi semua itu sudah berlalu, namun masih melekat sampai sekarang. Tidak ada yang berubah dari dirinya, hanya saja hatinya masih seperti dulu. Berhati batu.

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang