36 - kekesalan yang di bendung

100 41 95
                                    

"Tidak semua orang memiliki rasa peduli dan empati kepada seseorang."

──Dhika.

──Dhika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bagas melajukan mobilnya menuju tempat kerja sang sahabat. Talasya sibuk sendirian, sampai-sampai lelaki bongsor itu merasa berbicara sendirian sejak tadi.

"Lo ngapain sih, segala berantem sama tuh nenek lampir?!"

Mendengarnya Talasya mendengus, seraya merapikan rambut kepangnya yang berantakan. Dari tadi ia terus saja mendengar ocehan Bagas, membuatnya tambah kesal.

"Dia duluan yang mulai. Gue bakal diem kalau gada sebabnya!"

"Gada gunanya, Sa. Ngeladenin tuh anak," sahut Bagas.

"Gue tau. Tapi dia nyebelin banget, kalau di diemin terus, Gas!"

Laki-laki yang mengemudi mobil pun membuang nafas pasrah, "Sekarang pacar baru lo yang rese itu mana? Tumben banget gue gak liat tadi," ujar Bagas mengalihkan pembicaraan.

"Ada urusan." hanya kalimat itu yang bisa Talasya berikan kepada sahabatnya.

"Oh gitu. Hm, ngomong-ngomong lo ga mau tau, siapa yang ngasih gelang kaki waktu lo kecil?" Lagi, Bagas mengalihkan pembicaraan. Alhasil membuat Talasya bingung atas pertanyaan random sekaligus aneh yang keluar dari mulut lelaki tersebut.

"Maksud lo?"

"Lo gak inget?" kata Bagas terkejut. Kedua matanya pun hampir keluar dari tempatnya menatap Talasya yang masih memikirkan perkataannya barusan.

"Gak!"

"Shit! Gue hampir aja ngomongin masalah ulang tahun. Untung belum keceplosan," batin Bagas.

Bisa-bisanya dirinya hampir mengingatkan hari ulang tahun sahabatnya? Padahal ia akan memberikan kejutan di hari itu.

"Emang ada apaan sih?" Nada bicara Talasya semakin penasaran.

Bagas sontak menggelengkan kepalanya kukuh, "Gak papa, Sa. Keknya gue salah inget aja, hehehe."

Talasya berdecak, "Ck. Bikin gue kaget aja lo, Gas!"

<<<>>>

Dengan kekuasaan yang ada, Alvaro dengan mudahnya mendapatkan tersangka yang mempublikasikan masalah keluarganya ke publik.

Two loves in one soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang