17. Dream in a dream

1.1K 130 6
                                    

🐶

X

🐻

Seorang pria manis berdiri kaku disebelah sebuah brangkar yang diatasnya terdapat satu tubuh seseorang yang ditutupi kain putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria manis berdiri kaku disebelah sebuah brangkar yang diatasnya terdapat satu tubuh seseorang yang ditutupi kain putih.

Tangannya bergetar membuka kain putih itu.

Napasnya tercekat melihat wajah pucat yang dihiasi banyak luka. Isakan mulai terdengar dari bibir yang digigit erat.

Hiks.

Hiks.

Hiks.

"Hiks. Mas..." Tangannya ia bawa untuk mengelus pipi pucat dan dingin suaminya.

"Mas... hiks."

"Mas Jeno bangun..." Tangannya berpindah coba tepuk pelan pipi suaminya berharap ia bangun.

"Mas bangun, mas... hiks."

Ia guncang pundak suaminya dengan putus asa.

"Mas Jeno bangun!"

"Hiks. LEE JENO BANGUNN!!"


.




.






.

"Sayang."

Dahi Haechan bergerak tak nyaman.

"Sayang, bangun."

Haechan mengerang kecil dan tiba-tiba membuka matanya.

Keringat dingin menghiasi keningnya. Ia menatap linglung wajah tampan seseorang didepannya.

"Mas Jeno...?" panggilnya linglung pada sosok itu.

Sosok itu terkekeh samar."Iya, ini mas sayang."

Haechan mulai terisak dan menubruk tubuh sosok itu, ia peluk erat tak ingin lepas.

"Hiks. Mas Jeno."

"Hiks. Aku tau mas baik-baik aja..."

Ia mendongak dan menatap sosok itu yang masih tersenyum lembut padanya.

"Aku tau yang tadi cuman mimpi kan mas?"

"Mas baik-baik aja," lanjutnya tersenyum lega.

Sosok yang mirip Jeno itu masih tersenyum lembut dan mengusap air mata di pipi Haechan.

"Iya sayang, yang tadi itu mimpi..." Haechan semakin tersenyum lebar mendengarnya.

"... begitupun sekarang." Haechan terdiam kaku.

"Hah...?"

Sosok Jeno tersenyum lebih lebar dan berbisik,"Ini mimpi sayang, kamu harus bangun."

.


.



.

"HAH!?"

Haechan membuka matanya dengan keringat dingin dan napas yang memburu.

"Ha... Hah... Hah..." mulutnya terbuka sibuk meraup oksigen dan menenangkan jantungnya yang bertalu cemas.

Ia menutup matanya dan mencoba tenang.

Setelah sedikit tenang ia buka maniknya dan menghela napas panjang. Ia usap pelan wajahnya dengan kedua tangan, berharap rasa cemas dihatinya segera hilang.

Merasa rasa cemasnya tak kunjung surut Haechan, memutuskan berdiri dari kursi yang didudukinya lalu berjalan kearah kamar mandi.

Didalam kamar mandi ia basuh wajah pucatnya, Haechan terdiam melihat pantulannya dikaca, wajahnya terlihat pucat dengan lingkaran hitam dibawah matanya. Ia usap kasar air mata yang keluar dari maniknya.

Cklek.

Haechan mengatur napasnya beberapa kali sebelum melangkah kearah ranjang pasien yang diatasnya terdapat sosok yang ada didalam mimpinya.

Haechan kembali duduk di kursinya tadi. Ia genggam tangan dingin suaminya, maniknya menatap sendu wajah suaminya yang tertidur lelap. Satu tangannya ia bawa untuk mengusap perban dikepala Jeno.

Hiks.

Ia mulai terisak teringat mimpi pertamanya tadi. Dia takut...

Dia takut kehilangan Jeno...

Ia sangat takut...

Kemarin, saat ia dapat panggilan dari rumah sakit jantungnya bertalu gila saat perawat memberitahu bahwa suaminya jadi salah satu korban kecelakaan beruntun dijalan menuju bandara.

Sekenario-sekenario mengerikan tergambar jelas dibenaknya.

Bagaimana...

Bagaimana bila Jeno tidak selamat?

Hiks.

"Mas Jeno pasti selamat..."

"Mas Jeno pasti bangun..."

Hiks. Hiks. Hiks

Malam begitu sunyi, angin diluar dan suara detektor jantung ialah yang menemani Haechan dalam tangis dan racauan doa yang ia panjatkan.

Berharap...

Semoga Tuhan mau mendengarkan doanya.

Semoga Tuhan mau mendengarkan doanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini siapa yang motong bawang sih??

Mata ku perihhh

[nohyuck] papa, daddy & twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang