43. Rutinitas pagi bersama Lee family

805 90 2
                                    

cw//kissing

🐶

X

🐻

Jeno dan Haechan masih tertidur lelap kala terdengar dua langkah kecil memasuki kamar mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno dan Haechan masih tertidur lelap kala terdengar dua langkah kecil memasuki kamar mereka.

Dua balita imut berdiri disisi tempat tidur memerhatikan kedua ayah mereka. Mereka saling menatap sesaat sebelum mengangguk bersamaan.

Dua balita itu naik ke masing-masing sisi kasur. Dengan tepatnya balita laki-laki naik ke atas perut daddynya dan balita perempuan duduk dekat papanya yang masih terlelap memeluk daddynya. Mereka kembali saling menatap dan menghitung secara bersamaan. Satu... dua... tiga....

"Papa! / Daddy bangunn!!"

Jeno menggerung merasakan berat sesuatu yang memantul diatas perutnya sedangkan Haechan langsung tersentak bangun mendengar suara berisik tepat ditelinganya.

Haechan bangun sembari memegang telinganya yang terasa berdenging. Sedangkan Jeno bangun dengan tangan yang memeluk sesuatu yang membuat ia seakan ingin muntah.

Haechan dan Jeno mengerjap mengumpulkan visi mereka. Sedangkan dua balita yang masih setia menatap wajah mengantuk kedua ayahnya terkikik.

"Hihihi molning daddy~"

"Molning papa~"

Jeno dan Haechan mengernyit menatap anak kembar mereka.

"Jio...?"

"Jia...?"

Dua balita itu tersenyum manis dan langsung memeluk masing-masing orang tua mereka.

"Molning papa~ solly tadi Jia teliak deket telinga papa~"

Haechan menghela napas dan membalas pelukan putrinya. Sedangkan Jeno sudah menyerang putra bungsunya dengan gelitikan maut karena sudah jail padanya.

"Ahahaha!! daddy solly dy!! hahaha!!"

"Udah berani jailin daddy ya sekarang hm?"

"Hahaha!! daddy sollyyyy~! papa tolong hiks!"

Haechan yang melihat putranya yang sudah tunjukkan tanda-tanda akan menangis segera menarik tangan suaminya. "Mas udah! Kasian nanti nangis anaknya."

Jeno terkekeh dan berganti peluk dan cium pipi putranya agar tak menangis.

Jio masih menatap daddynya kesal dan mengatur napasnya karena lelah digelitiki oleh ayahnya itu.

Jeno yang melihat tatapan putranya yang menurutnya imut terlebih dengan ujung mata anak bungsunya yang memerah buat ia gemas dan menghadiahi serangan kecupan berkali-kali di pipi dengan lemak khas bayi itu.

"Hueeee~ papa daddynaaaa~"

"Lee Jeno!"

Plak!

.....

Setelah kejadian Jio yang menangis di pagi hari dan Jeno yang mendapatkan pukulan manis di punggungnya oleh suami manisnya. Sekarang keluarga kecil itu sedang dikamar mandi untuk menggosok gigi dan cuci muka.

Haechan dengan penuh perhatian membantu kedua anak kembarnya untuk gosok gigi, ia letakan pasta gigi diatas bulu sikat gigi anaknya yang dengan sabar menunggu giliran.

"Jangan ditelen pasta giginya ya?"

"Ote papa~!" jawab kedua anak kembar Haechan.

Haechan tersenyum dan baru saja akan sikat gigi kala sebuah sikat gigi tersodor didepannya. Haechan menaikan alis menatap suaminya yang menyodorkan sikat gigi yang bukan miliknya.

"Mas juga mau."

"Kecrotin pasta giginya," sambung Jeno.

Haechan mendengus geli dan mengecrotkan pasta gigi ke sikat gigi milik suaminya sebelum ke miliknya. Setelah itu mereka pun mulai sikat gigi dengan tenang.

Setelah sikat gigi Haechan membantu kedua anaknya untuk cuci muka dengan air, lalu mengeringkan wajah kecil mereka dengan handuk.

"Nah~ udah!"

Jio dan Jia tersenyum manis pada papanya. "Thankyou papa~!"

"My pleasure sayang~"

"Sekarang kalian tunggu dulu diluar ya, papa mau lanjut cuci muka," sambung Haechan yang dibalas anggukan anak-anaknya.

Setelah Jia dan Jio keluar Haechan melanjutkan kegiatannya. Ia cuci wajahnya dengan facial wash pemberian maminya dan mengeringkan wajahnya dengan handuk. Haechan baru saja selesai mengaplikasikan moisturizer kala Jeno menghampirinya dengan shaving foam dan alat cukur manual.

"Sayang bisa tolong cukurin janggut aku?" Haechan menaikan alis.

"Tumben?" Jeno mendengus pelan.

Haechan terkekeh, "Sini."

Jeno tersenyum dan mengangkat suaminya dudukkan di keramik wastafel. Haechan basahi sedikit wajah suaminya sebelum mengoleskan shaving foam kesekitar dagu dan area dekat bibir atas suaminya. Dengan telaten Haechan cukur rambut-rambut kecil diarea wajah suami tampannya. Sedangkan Jeno tatap wajah manis suaminya yang sedang fokus. Manis sekali...

Haechan tersenyum kecil saat selesai mencukur semua rambut-rambut tipis di wajah suaminya, ia lap area bekas shaving foam dengan handuk.

"Nah, U— mph?!" Haechan melotot saat Jeno tiba-tiba menciumnya.

Jeno cubit dagu Haechan dan mulai lumat lembut bibir atas suami manisnya. Haechan menaikan alis dan tersenyum disela lumatan Jeno. Ia pegang tengkuk suaminya dan mulai membalas lumatan teman hidupnya itu.

Manik Haechan dan Jeno saling lemparkan tatapan lembut disela lumatan-lumatan pelan penuh kasih sayang. Sampai mungkin tiga menit kemudian dengan tidak rela Jeno lepas pangutannya kala merasakan dorongan pelan dipundaknya.

Jeno usap pipi Haechan yang memerah padam dan sematkan kecupan diujung bibir yang sedikit bengkak. Haechan masih sibuk mengatur napas sebelum tarik tubuh suaminya memeluk tubuh tegap itu yang balas lembut pelukannya.

"I love you..."

"I love you too Lee..."

Always....

°

°

°

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[nohyuck] papa, daddy & twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang