20. Wake up

1.1K 152 7
                                    

🐶

X

🐻

Cahaya mentari nampak menembus masuk melalui jendela ke sebuah kamar rawat disalah satu Rumah Sakit di Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya mentari nampak menembus masuk melalui jendela ke sebuah kamar rawat disalah satu Rumah Sakit di Seoul.

Seorang pria manis terlihat sedang sibuk menyeka tubuh pria lain yang berbaring di atas brangkar. Dengan telaten ia seka tubuh penuh otot pria yang menyandang status sebagai suaminya dengan handuk yang telah dibasahi air hangat.

Dengan manik yang nampak keruh karena lelah, lingkaran hitam dibawah mata, wajah yang terlihat kusam tak terawat juga ekspresi datar. Haechan, terlihat seperti telah kehilangan jiwanya.

Prang!

"Ssh..." Haechan meringis dan menutup matanya kala tiba-tiba pandangannya menghitam.

Ia dudukkan sebentar tubuhnya dikursi samping brangkar. Tangannya bekerja memijat kening kala pusing menyerang.

"Hahh..." Haechan membuka matanya dan menghela napas melihat baskom stainles yang ia pakai untuk mewadahi air tergeletak dilantai.

Dengan enggan ia bangkit dan membereskan kekacauan yang ia buat.

Drrtt... Drrtt... Drrtt... Pik.

"Hallo?"

"Hallo chan?"

"Jaemin?"

"Ada apa Jaem?"

"Chan, ini kan ada projek pembukaan cabang perusahaan di distrik gyong-gi terus Jeno nyantumin nama Lo setelah nama dia, gue butuh Lo buat tanda tangan ngewakilin Jeno."

Haechan terdiam mendengar kalimat Jaemin.

"Cabang perusahaan?"

"Iya Chan."

"Kok di kontrak pembukaan cabang ada nama gue? Bukannya harusnya papa?"

Selama beberapa detik tidak ada jawaban dari Jaemin hingga,"Mn, Chan. Sebenernya Perusahaan ini cabang dari perusahaan Jeno langsung."

Haechan mengerutkan kening,"Maksudnya?"

"Ini cabang dari perusahaan Jeno Chan. Perusahaan yang Jeno rintis pas dia masih jadi mahasiswa."

'oh...'

"Maksud lo, perusahaan keamanan mas Jeno?"

"Iya."

Haechan mengangguk kecil,"Oke. Kalo gitu gue akan tanda tangan. Lo dimana?"

"Gue ada di cafe sebrang rumah sakit."

Haechan beranjak,"Oke. Lima menit lagi gue kesana."

Haechan mengantongi ponselnya setelah Jaemin menjawab ya. Ia melangkah kedekat berangkar Jeno dan merapikan selimut suaminya.

"Mas, aku keluar dulu ketemu Jaemin buat tanda tangan kontrak pembukaan cabang perusahaan kamu."

"Aku gak akan lama kok, jadi mas gak boleh ngambek oke? Mas juga cepetan bangunn~ aku laper tapi gak bisa makan. Perut akunya nakal gak mau di isi makanan kalo bukan kamu yang nyuapin..."

Haechan tersenyum sendu dan tertawa kecil. Ia dekatkan wajahnya ke telinga Jeno."Mas, kalo sampai aku pulang dari ketemu Jaemin mas belum bangun juga...

... aku deket yang lain boleh kan mas?"

Haechan tersenyum dan menarik kepalanya ia baru saja akan berbalik ketika,...

Grep!

Deg.

"G... Ga... Bo- Leh..."

Manik Haechan membola,"Jeno!?"

Jeno dengan tangan sedikit bergetar melepas masker oksigennya dan menarik Haechan.

"Gak boleh..."

"Kamu... gak boleh... deket... yang lain..."

"Kamu... punya aku...."

°

°

°

Kangennnn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangennnn

Lama bgt gue GK update busett

Btw sorry ya kemarin lagi hetic bgt d real jadi baru bisa up😭

Moga kalian masih inget alurnya ya, dan makasih karena masih mau baca cerita ku ini walaupun up nya ngarettttt sekali~

[nohyuck] papa, daddy & twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang