58. Yaya dan Yuyu

503 78 1
                                    

🐶

X

🐻

Langit kota Los Angeles masihlah gelap kala keluarga kecil Jeno keluar dari pesawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit kota Los Angeles masihlah gelap kala keluarga kecil Jeno keluar dari pesawat. Haechan terlihat lebih segar setelah tidur, namun si kembar masih terlihat mengantuk digandengan papa mereka.

"Masih ngantuk ya sayang?" tanya Haechan yang diangguki kedua anaknya. Haechan tersenyum dan mengusap kepala si kembar.

"Sayang, kamu tunggu sini ya aku mau ke toilet dulu," kata Jeno yang dibalas dengan anggukan oleh Haechan.

"Mas nanti sekalian beli minuman anget sama donat ya, takutnya si kembar nanti laper di jalan." Jeno mengangguk dan berlalu ke toilet.

Sembari menunggu Jeno, Haechan dan anak kembarnya duduk di kursi tunggu. Ia usap surai lembut si kembar yang mulai terlelap di pundaknya. Ia tersenyum sendu dan mengecup mereka bergantian.

Lima belas menit kemudian Jeno kembali dengan tangan yang menenteng paperbag berisi makanan dan minuman mereka. Dengan lembut Haechan bangunkan si kembar dan menggandeng mereka untuk pergi ke gate penjemputan, sedangkan Jeno mengikuti mereka dibelakang dengan mendorong koper.

.

Di gate penjemputan telah menunggu orang suruhan papi Haechan untuk menjemput mereka. Orang itu menyapa Haechan dan Jeno, lalu membantu mereka untuk membawa barang-barang ke mobil.

Di perjalanan si kembar yang mulanya terlelap bangun dan mengeluh lapar, syukurlah Haechan telah meminta suaminya untuk membeli makanan.

Dengan telaten Haechan usap pipi Jia yang ternoda oleh coklat dari donat yang dimakannya. "Makasih papa~" Haechan tersenyum dan mengusap surai putrinya.

.

Tak berapa lama, keluarga kecil Jeno telah tiba di rumah mertuanya. Bangunan khas Amerika itu terlihat asri dengan halaman luas dan beberapa pohon yang di tanam di sekitarnya.

"Jia, Jio." Si kembar dengan semangat berlari ke arah orang tua Haechan.

"Yaya Jia kangennn~"

"Yuyu Jio juga kangen Yuyu~"

Mama dan Papi Haechan terkekeh dan menggendong si kembar, mereka kecupi pipi anak-anak Jeno dan Haechan. "Kami juga kangen kalian."

"Mami." Mami tersenyum dan menghampiri putranya, ia elus pipi Haechan yang menatapnya berkaca. Jio turun dari gendongan neneknya dan berjalan ke daddynya.

"Mami Haechan kangen~" Mami tersenyum sendu dan memeluk putra kesayangannya. "Mami juga kangen sayang." Haechan terisak dan menangis di pelukan maminya.

Tangis Haechan baru berhenti kala Papi memanggilnya dan menyuruh mereka untuk beristirahat.

.

Beberapa jam kemudian...

Setelah beristirahat, kini mereka tengah sarapan sembari mengobrol ringan, bertukar kabar dan cerita random dari si kembar.

"Oh iya, hari ini ada pertandingan baseball kalian mau nonton?" tanya Papi pada si kembar.

"Baseball ~?" Si kembar langsung menatap papanya.

"Papa Jio mau nonton ~"

"Jia juga mau nonton papa~"

Haechan terkekeh. "Bilangnya jangan sama Papa, sama Daddy tuh."

"Daddy ~"

"Iya kita nanti nonton." Si kembar bersorak senang.

"Oh iya, tapi Pih memang tiketnya masih ada?" tanya Jeno setelah beberapa saat.

Papi tersenyum. "Tenang itu biar Papi yang urus."

Jeno mengangguk. "Makasih Pih."

....

Setelah bersiap, mereka langsung berangkat dengan Jeno yang menyetir. Si kembar terlihat senang dan sibuk berceloteh dengan kakek-nenek mereka.

Hingga setengah jam kemudian, mereka tiba di stadion untuk menonton baseball yang dikatakan Papi Haechan.

"Sayang."

"Hm?"

"Kamu yakin gak papah nonton ini?"

Haechan menaikan alis. "Emang kenapa?"

"Banyak orang sayang..."

Haechan tersenyum. "Gak papah."

Di pintu masuk stadion, seorang pria berjas menghampiri mereka dan berbicara dengan Papi, tak berapa lama mereka langsung digiring untuk masuk.

"Kita nanti nonton di section vip mas, jadi gak papah," bisik Haechan di tengah perjalanan. Jeno tersenyum lega mendengarnya.

Sampai di tempat mereka duduk. Si kembar terlihat antusias menatap para pemain di lapangan dan orang-orang ramai.

Permainan berlangsung, si kembar sibuk dengan orang tua Haechan sedangkan orang tua mereka sibuk pacaran hahaha.

Bagaimana tidak, sedari pertandingan di mulai Jeno tak lepas pandangan dari suaminya, ia hanya akan melihat ke lapangan saat Haechan berseru antusias padanya. Selebihnya ia fokus menyuapi suaminya dengan makanan dan minuman.

Pertandingan selesai, si kembar terlihat masih kagum dengan pemandangan yang mereka lihat. Di perjalanan pulang mereka sibuk bercerita, terlebih Jio yang memang suka berceloteh. Kakek dan nenek si kembar tertawa senang melihat cucu-cucu mereka, sedangkan Haechan sudah terlelap di kursi samping kemudi. Dan Jeno, fokus dengan jalanan sesekali menatap suaminya dengan senyum manis.

°

°

°

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[nohyuck] papa, daddy & twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang