34. Terimakasih Daddy & Papa

623 71 3
                                    

🐶

X

🐻

"Papa aaa~" Haechan tersenyum gemas dan membuka mulutnya menerima suapan dari putri manisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa aaa~" Haechan tersenyum gemas dan membuka mulutnya menerima suapan dari putri manisnya.

Ia elus surai anaknya. "Makasih kakak."

Jia tersenyum dan kembali menyendok ingin menyuapi papanya. Haechan yang melihat itu terkekeh. "Kakak, papa makan sendiri aja ya?"

Jia menggeleng. "Ndak, bial Ia aja papa~" katanya kembali menyodorkan sesendok bubur pada papanya.

Haechan mendengus geli dan kembali membuka mulutnya.

Setelah menelan makanannya Haechan bertanya, "Daddy sama adek ke mana kak?"

Jia tatap papanya dan menjawab, "Daddy ma dek pelgi jajan papa."

Haechan menaikan alisnya. "Jajan?" Jia mengangguk.

"Kok kakak gak ikut?"

Jia mengerucutkan bibirnya. "Jia disini mau jaga papa~ kacian papa ndak ada yang jaga...."

Haechan yang mendengar jawaban anaknya terdiam, beberapa saat kemudian dia peluk Jia dan berikan banyak kecupan sayang di wajah kecil putrinya.

"Aaa~~ imutnya anak papa~~ makasih sayanggg~~"

Jia tertawa geli dan ikut mencium bibir pink papanya. "Cama-cama papa~~" Haechan terkekeh dan balas mengecup hidung mungil putrinya.

Cklek...

"Eh? Ada apa nih? Kok ribut banget Daddy denger diluar," tanya Jeno masuk dengan Jio di gendongannya dan satu plastik besar juga dua kotak makan kecil.

Jio yang melihat Jia dipelukan papanya berseru, "Papa~!" Sembari tangan kecilnya coba menggapai Haechan.

Haechan terkekeh dan mengambil alih Jio dari Jeno, sedangkan suaminya itu melipir ke sofa menyimpan bawaannya tadi.

"Papa~ Io kiss~~" pinta Jio menunjuk pipi kanannya. Haechan terkekeh dan mengecup kedua pipi Jio.

"Papa~ Ia kiss ugaa~"

Haechan yang mendengar itu menaikan alis. "Kan tadi udah?"

Jia cemberut. "Agi papa~~"

Haechan tertawa gemas dan mengecup kedua pipi putrinya.

Jia tertawa dan memeluk papanya diikuti Jio. Haechan terkekeh dan balas pelukan anak-anaknya. Sedangkan Jeno hanya bisa menggeleng sembari memindahkan mangkuk bubur Haechan ke nakas dan membenarkan meja kecil ke tempatnya semula.

"Adek, kakak. Kalian sarapan dulu sana, udah Daddy siapin." Jia dan Jio secara bersamaan menatap Jeno lalu Haechan.

Haechan yang melihat tatapan anaknya menatap Jeno. "Mas, siniin kotak bekal sikembar biar mereka aku suapin."

"Tapi sayang—"

"Mas..." Jeno menghela dan membawa kotak bekal si kembar, memberikannya pada Haechan.

Haechan tersenyum dan akan menyuapi si kembar, tapi— "Papa... Ia makan cendili aja...."

"Io uga papa...." Haechan menatap kedua anaknya yang menunduk, beberapa saat kemudian ia elus surai legam anak-anaknya buat kedua balita itu menatapnya.

"Sekarang di suapin papa aja ya? Nanti makan sendirinya kalo di rumah oke?" Jia dan Jio yang ditatap lembut oleh papanya saling memandang dan sedetik kemudian mengangguk bersamaan.

"Oke papa...." Haechan tersenyum dan mulai menyuapi si kembar.

Setelah makan, si kembar pergi bermain setelah di jemput oleh Renjun yang mengajak mereka untuk bermain di bangsal anak.

"Mas." Jeno hampiri Haechan setelah ia tutup pintu rawat suaminya.

"Kenapa sayang? Kamu butuh sesuatu?" Haechan menggeleng dan mengkode suaminya agar duduk di ranjang.

Haechan peluk tubuh Jeno dan menenggelamkan wajahnya di leher suaminya tepat setelah suaminya itu duduk. Jeno menaikan alis dan balas pelukan suami kecilnya.

"Sayang...?"

"Mas."

"Mn?"

Haechan tumpukan dagunya di pundak Jeno. "Mas... aku tau mas mau twins mandiri. Tapi, pelan-pelan mas."

Jeno mengerutkan kening, ia coba longgarkan pelukan Haechan.

"Maksudnya apa sayang?" tanya Jeno setelah pelukannya terlepas.

Haechan tersenyum. "Mas, tadi kamu minta anak-anak sarapan sendiri kan?"

"Iya...?"

"Itu bagus. Tapi, masalahnya anak-anak kalo sarapan selalu di suapin sama aku. Itu waktu manjanya mereka mas, karena aku udah buat perjanjian sama mereka kalo sarapan di suapi aku, sedangkan kalo makan siang dan malam mereka belajar makan sendiri." Jeno yang mendengar itu tertegun.

"Sayang maaf mas gak tau..." Haechan tersenyum.

"Gak papah mas, lagian aku buat perjanjian itu pas mas berangkat perjalanan bisnis."

"Dua bulan yang lalu...?" Haechan mengangguk.

Jeno menunduk menyesal. "Sayang maaf, mas kemarin terlalu sibuk sampai gak tau apa-apa selama mas pergi...."

Haechan mengelus surai Jeno buat suaminya menatapnya. "Gak papah mas, aku tau seberapa keras kamu kerja dua bulan kemarin."

"Pasti susah ya buat ambil proyek stadion itu?"

Jeno tatap manik kecoklatan suaminya dan mengangguk. "Iya sayang... perusahaan lokal di sana sulit banget buat diajak kerjasama... hampir aja mas gak dapet sedikitpun proyek itu...."

Haechan tersenyum sendu dan menangkup wajah suaminya. Ia kecup lama bibir suaminya sebelum menarik kepalanya.

"Terimakasih Daddy, Daddy sudah bekerja keras," kata Haechan tulus tatap manik suaminya yang memantulkan bayangannya.

Jeno ikut tersenyum dan balas kecup lama kening Haechan. "Terimakasih juga Papa, Papa sudah bekerja keras."

°

°

°

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[nohyuck] papa, daddy & twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang