8

2.4K 224 6
                                    

Aran menghentikan mobilnya di depan kampus gadisnya. Ia menoleh menatap chika yang masih sibuk dengan make up nya.

"Kenapa harus cantik cantik banget sih?"

Chika menoleh ke arah aran yang menatapnya dengan sedikit tidak suka.

"Ya ga papa, emang ga boleh?"

"Ya ga boleh dong, nanti kalau kamu ada yang suka gimana?"ujar aran tak terima.

"Ya bagus dong"chika memasukan alat alat make up nya kedalam tasnya.

Kemudian chika keluar dari mobil aran tanpa berpamitan seperti biasanya.

Aran hanya menghela nafanya saja. Sudah beberapa hari ini gadisnya itu berbeda dari biasanya.

"Apa gadis ku sudah mulai tumbuh dewasa?"gumamnya.

Aran menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan kampus gadisnya itu.

***

Aran mendengus kesal, kenapa makin lama malas sekali bekerja. Di suruh membuat sempel produk saja tidak becus.

"Permisi aran"

Aran mendongakan kepalanya menatap ke arah shani yang memebawa beberapa berkas berkas di tangannya.

"Ada apa?"tanya aran.

"Ah, ini... ada beberapa berkas berkas yang harus kamu tanda tangani"ucap shani menaruh beberapa berkas di meja aran.

"Oke"sahut aran.

Saat shani ingin keluar dari ruangan aran. Shani menghentikan langkahnya saat aran memanggil dirinya.

"Shan"

Shani menoleh ke arah aran,"iya kenapa?"

"Boleh minta tolong carikan beberapa orang untuk mengawasi gadis ku. Sepertinya gadis ku ini semakin nakal"ucap aran sambil menatap fokus ke layar leptop nya.

Shani mengerutkan keningnya. Chika nakal?

Sepertinya gadis kecil itu bergaul dengan orang yang salah. Shani juga tak ingin chika menjadi gadis dewasa pada umumnya. Shani ingin chika selalu menjadi gadis polos yang selalu membuatnya kesal dengan tingkah laku chika.

"Shan, apa kamu mendengar ku?"tanya aran membuat shani membuyarkan lamunannya.

"Iya, akan ku cari"ucap shani."berapa orang?"lanjutnya.

"Terserah mu, yang penting mereka selalu mengawasi gadis ku"jelas aran.

"Baik lah"ucap shani kemudian ia keluar dari ruangan aran.

Shani menghela nafasnya, ia memijat plipisnya berjalan menuju ruangannya.

Shani mengambil handphonenya di meja kerjanya.

"Cil cil, jangan dewasa dulu ya"gumam shani.

***

"Shela, kamu ngepain?"

"Ngitung dosa chik. Ya ngitung duit lah"ketus shela.

"Cuman nanya juga"cicit chika.

"Eh, dapet berapa lo chik hasil malak hari ini?"menaik turunkan alisnya.

"200 ribu"ucap chika lalu menunjukan uang pecahan yang ia pegang.

"Nah! Mayan buat jajan"ucap shela.

"Tapi nanti aran marah"ucap chika memanyunkan bibirnya.

Shela merangkul chika."elah, jangan takut sama pacar lo itu. Bebas itu enak"ucap shela.

"Ya ga?"tanya shela.

Chika menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Ya udah yuk, kantin bareng"ajak shela semangat.

"Eh tapi bentar lagi masuk kelas"ujar chika.

"Halah. Bolos kali kali lah chika, aman itu. Yuk!"ajak shela.

Chika terdiam sejenak,"ya udah deh"pasrah chika.

Cuman stok dikit, yang mau beli silahkan biar kelen ga penasaran sama alur cerita posesif aran yang pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuman stok dikit, yang mau beli silahkan biar kelen ga penasaran sama alur cerita posesif aran yang pertama.

Shopee: anastasyafadhilla





Tbc...

Posesif Aran 2 (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang