30

1K 129 2
                                    





Bulan dua materbit nih🫣









Chika berjalan memasuki rumah aran dengan senyumannya yang mengembang. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju shania yang berada di dapur.

"Mama!"teriak chika memeluk shani dari belakang.

Shania tersentak kaget, ia mengelus lengan chika yang melingkar di pinggangnya.

"Chika, kamu ngagetin mama aja"

"Untung mama gak punya riwayat penyakit jantung"ujar shania.

Chika terkekeh kecil sebari melepaskan pelukannya dari mama aran.

"Mama lagi masak apa?"tanya chika.

"Masak sup ayam"

"Kamu mending panggil aran di kamarnya"

"Suruh dia turun buat makan malam bareng bareng"jelas shania yang di balas anggukan oleh chika.

"Oke"

Chika berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua. Tanpa mengetuk pintu kamar aran, ia masuk kedalam sana.

Chika melihat aran yang sedang bermain ps. Mulut pria itu mengigit setangkai es krim.

Chika yang melihat itu matanya berbinar, sudah dua hari dirinya tidak memakan es krim.

Dengan gerakan cepat, chika menarik es krim yang berada di mulut aran.

Aran tersentak kaget, ia menoleh melihat ke arah chika yang sudah memelan es krimnya.

"Kamu kapan datengnnya?"tanya aran bingung.

"Tadi, baru aja sampe di anterin supir"ujar chika di sela sela makan es krimnya.

Aran mengelengkan kepalanya saja melihat tingkah gadisnya. Chik memakan es krimnya dengan berjongkok.

"Duduk kalau lagi makan"ujar aran.

Tanpa menjawab chika mendudukan dirinya di lantai. Lagi lagi aran hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Ada ada aja bocil satu ini"gumam aran.







Cklek!







"Loh, chika. Mama suruh manggil aran buat makan bareng, kok kamu malah makan es krim?"ujar shania.

"Hayo loh...."

"Marahi aja mah, mememang degil anaknya"ujar aran.

Chika yang mendengar itu menggelengkan kepalanya tidak terima.

"Em, tadi aran juga makan!"ujar chika memanyunkan binirnya sembari menunjuk ke arah aran.

"Mana ada. Mana buknya kalau aku makan es krim?"ujar aran.

Chika kebingungan, ia menatap ke arah shania dengan matanya yang berkaca kaca."tadi beneran aran makan es krim juga..."cicit chika.

Shania menghela nafasnya."sudah sudah. Ayo turun kebawah kita makan bersama"

Aran bangkit dari duduknya, ia mematikan ps nya lalu berjalan mendekati chika.

"Cengeng banget mau nangis"ujar aran mengacak rambut chika.

Chika memanyunkan bibirnya, ia melipat kedua tangannya di dada, menatap tajam ke arah aran.

Aran yang melihat itu tertawa."dih! Sok garang lagi"

Aran tertawa sembari berjalan kelaur dari kamarnya

Chika yang melihat itu semakin kesal, ia berdiri dari duduknya lalu berjalan keluar dari kamar aran.














Pukul sebilan malam~

Aran mengatarkan chika pulang, kini dirinya tengah menggendong tubuh mungil gadisnya itu.

Aran berjalan masuk kedalam kamar chika. Ia menurunkan gadisnya di atas kasur.

"Mau langsung pulang?"tanya chika mendongakkan kepalanya menatap wajah tampan milik aran.

"Iya, udah malam juga"sahut aran.

"Cium dulu sebelum pulanggg"ujar chika manja.

Aran terkekeh kecil, ia mencium kening, kedua klopak mata chika, pipi, hidung dan yang terakhir bibir pink milik chika.

"Udah?"tanya aran.

Chika menganggukan keplanya lucu.

"Hati hati ya pulangnya"

Aran menganggukan kepalanya."iya"

Aran berjalan keluar dari kamar chika, tak lupa aran menutup pintu kamar gadisnya itu.














Pagi harinya di kantor aran, shani dengan langkah panjangnya berjalan menuju ruangan milik aran.

Ia membawa satu berkas penting yang harus di tanda tangani oleh aran.



Tok tok!


"Masuk!"

Shani membuka pintu ruangan aran, ia berjalan mendekati meja aran.

"Kenapa shan?"tanya aran.

"Ini ada berkas penting yang harus pak aran tanda tangani.

Aran mendongakkan kepalanya menatap ke arah shani. Aran mengulurkan tanganya mengambil berkas itu.

Shani yang melihat aran yang ingin langsung menandatangani dokumen itu langsung menghentikannya.

"Pak, gak mau di baca dulu?"tanya shani.

Aran mendongakkan kepalanya lagi."buat apa, ini berkas kerja sama saya dengan sahabat saya"

"Tapi~"

"Sudah, tidak perlu khawatir"

"Ini adalah berkas kerja sama yang sama seperti pada umumnya"

"Lagi pula, sahabt saya tidak mungkin melakukan hal hal keji seperti itu"ujar aran meyakinkan shani.

Shani mengangguk kan kepalanya saja, entah mengapa dirinya masih kurang yakin dengan berkas itu.

Apa lagi tadi pak arya memberikan berkas itu dengan berpesan padanya tidak boleh membaca isi dokumen tersebut.

"Ini"aran memberikan berkas itu kepada shani kembali.

Shani menundukkan sedikit tubuhnya."kalau bergitu, saya permisi"














Tbc

Posesif Aran 2 (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang