26

1.1K 132 1
                                    

Aran memperhatikan jalanan raya yang padat siang ini, sesekali ia memperhatikan gadisnya yang tengah menatap jendela luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Aran memperhatikan jalanan raya yang padat siang ini, sesekali ia memperhatikan gadisnya yang tengah menatap jendela luar.

"Tadi itu siapa?"tanya aran.

Chika menolehkan kepalanya mentap ke arah aran. Chika menggelengkan kepalanya.

"Gak tau siapa, tapi kayaknya dia yang gak sengaja nabrak chika semalam"jelas chika.

"Yang di lestoran itu?"

Chika menganggukan kepalanya menjawab ucapan aran.

Aran terdiam memikirkan pria yang tak sengaja menabrak chika. Ia seperti pernah mengenal pria itu, tapi di mana.

"Kenapa, aran mau marah ya?"

"Jangan marah marah aran, dia juga gak sengaja kok"

"Tadi juga dia udah minta maaf lagi kok sama chika"ucap chika.

Aran terkekeh kecil mendengar penuturan gadisnya itu."siapa yang mau marah"

"Aku cuman lagi ngingat ngiat orang yang nabrak kamu itu"

"Wajahnya kayak familiar, tapi siapa?"gumam aran masih dapat di dengar oleh chika.

"Mirip aja kali"sahut chika.

Aran menganggukan kepalanya setuju dengan ucapan gadisnya itu. Mungkin hanya mirip saja, wajah seperti pria itu banyak di dunia yang luas ini.

Tak berapa lama, mobil aran sudah sampai di kantornya. Aran turun dari mobilnya lalu membukan pintu mobilnya untuk chika keluar.

Aran dan chika berjalan beriringan menuju ruangan aran. Beberpa kariawan menyapa soapan aran dan chika.

Sesampainya di ruangan aran, chika mernaruh tasnya di sofa yang berada di sana. Chika berjalan mengikuti aran yang duduk di meja kekuasaan pria itu.

"Sekarang apa yang chika kerjain?"tanya chika semangat.

"Ini, tolong di kerjain ya"ucap aran tersenyum lalu mengecup gemas pipi gadisnya.

"Iiiihhh jorok ada encesnya!"pekik chika, lalu menarik baju kemeja aran untuk mengelap air liur aran yang menempel di pipinya.

Aran hanya terkekeh kecil melihat wajah kesal gadisnya. Chika yang melihat aran masih tertawa semakin membuatnya kesal.

Chika mengigit lengan aran, aran sedikit meringis tapi dirinya membiarkan chika untuk mengigit lengannya.

Chika melepaskan gigitan nya dari lengan aran, dirinya puas karena bisa melampiaskan kekesalannya.

Aran menggulung lengan bajunya, ia melihat lengannya yang di gigit oleh chika.

"Lihat nih, bekas gigitan kamu"ucapa aran menunjukan lenganya yang terdapat bekas gigitan chika.

Chika menatap lengan aran, ia sedikit mengelus pekas gigitannya di tangan aran.

"Sakit ya?"tanya chika sedikit merasa bersalah.

Aran yang melihat chika yang akan mulai menangis langsung menggelengkan kepalanya cepat.

"Gak kok, gak sakit"ujar aran mengelus pipi chubby chika.

"Tapi itu merah bekasnya"ujar chika memanyunkan bibirnya.

"Enggak sayang, gak papa kok"

"Udah jangan nagis gitu, katanya udah dewasa"ledek aran.

Chika memukul pelan bahu aran, mulutnya berkomat kamit menyumpah serapahi Aran.

"Gemes banget mulutnya komat kamit"ujar aran mencubit pelan pipi gadisnya.

"Awas ahk!, chika mau kerja"ujar chika.

Ia sedikit mengeser kursinya sedikit menjauh dari aran.

"Awas aja gangu ganggu"ujar chika menunjuk aran.

Aran terkekeh kecil, setelahnya ia mengerjakan pekerjaanya.















Sire harinya~

Aran mengantarkan chika pulang, sebelum turun dari mobil aran, chika meminta izin kepada aran untuk menginap di rumah deh minggu ini.

"Aran, minggu sore anterin chika ke rumah dey ya"pinta chika.

"Mau ngepain?"

"Mau nginep, sama eli dan jinan juga nginep di rumah dey"

"Boleh yaaaaa"ujar chika memohon.

"Iya boleh, nanti aku antar ya"ujar aran.

Chika bersorak riang, ia mencium pipi aran lalu segera turun dari mobil itu.

"Dada aran!!"teriak chika sebelum masuk kedalam rumahnya.

Aran terkekeh kecil melihat itu, ada ada saja tingkah lucu gadis kecilnya ini.

















Di ruamh aran~

Aran baru saja menyelesai kan mandinya, ia keluar dari kamarnya berjalan menuju ruang makan.

Di sana sudah ada mama dan papanya, aran mendudukan dirinya di salah satu kursi meja makan.

Shania langsung menaruh dua sendok nasi kedalam piring putranya dan juga suminya.

"Makan yang banyak ya sayang, mama udah buat makanan kesukaan kamu"ujar shania pada aran.

"Makasih mah"ucap aran tersenyum tipis.

Mereka memakan makananya dengan hening dan tenang. Sampi pada akhirnya bobby mengeluarkan suaranya.

"Aran, papa bisa minta tolong?"tanya bobby.

"Minta tolong apa pah?"sahut aran.

"Besok, anak om herman bakalan tinggal di sini. Kamu bisa bantu bantu dia besok?"

"Tinggal di sini pah?"

"Iya, kamu gak keberatan kan?"tanya papanya.

"Enggak, tapi berapa lama?"

"Sekitar 6 bulan"

"Dia ada pertukaran pelajar di kampusnya. Dari pada ngekos lebih baik tinggal sama kita kan?"ujar papa nya.

"Ya udah, besok kalau gak sibuk aran bantu"

"Good boy"ujar papanya senang.

"Oh ya, kamu tenang aja, anak om herman ini cowok"ujar bobby

"Siapa, perasaan om herman gak punya anak cowok"

"Besok kamu juga tau sendiri"ujar papanya.

Tak ingin membut dirinya pusing, Aran hanya menganggukkan kepalanya saja.















Tbc

Posesif Aran 2 (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang