20

1.4K 142 2
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk di beli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk di beli...
Novelnya lagi turun harga.

Tinggal beberapa buku lagi ya ngab. Ini stok trakhir, kalau kalian belum beli, silahkan di beli☺️










Dua hari kemudian~

Kini miza ollan dan juga zee tengah berkumpul di salah satu cafe langganan mereka. Sedangkan aran, pria itu tidak bisa ikut karena kerjaan di kantornya sangat menumpuk.

"Gangguin mulu nih orang!"kesal ollan.

"Kenapa sih?"tanya zee bingung.

"Liat, sepupu gw ngechat suru gw pulang"

"Padahala gw baru aja sampe sini"kesal ollan.

Mirza terkekeh kecil."emang lo di suruh pulang  ngepain?"

"Gak tau deh gw"

"Jadi babu dia mungkin"

Ollan menaruh handphonenya sedikit kasar. Hening sejenak, zee menatap kedua sahabatnya secara bergantian.

"Di kantor aran gak gempar gitu karena hilangnya wisnu?"

Mirza menoleh ke arah zee."gempar, pada nyeritain semua"

"Btw, lo buang di mana mayatnya?"tanya ollan.

"Ada deh, pokoknya jauh banget gw buangnya"ujar mirza.

"Bagus bagus"

Handphone mirza berdering, mirza langsung mengangkat telfon dari aran.

"Kenapa ran?"

"..."

"Enggak, chika gak sama gw"

"..."

"Gw belum ada ketemu dia hari ini, pergi ke minimarket kali"

"..."

"Entar gw bantu cari deh"





Mirza mematikan sambungan telfon nya. Mirza sedikit mengerutkan keningnya, tak bisa ya chika bepergian tidak memberitahu kepada aran.

"Kenapa?"

"Aran nyariin chika"

"Dia telfon mami aya, katanya chika gak ada di rumah"

"Si aran khawatir nelfon ke gw"ujar mirza.

"Tumben banget tuh bocah pergi gak bareng aran"ucap ollan.

"Udah dewasa"ucap zee membuat keduanya terdiam.















Di tempat lain~

Aran mendengus kesal mancari keberadaan gadisnya. Aran sudah mengunjungi beberapa tempat yang seringadisnya kunjungi, tapi tetap tidak ada chika di sana.

Aran menepikan mobilnya, ia membuka handphonenya berniat menelfon chika kembali.

Seperti tadi, gadisnya ini tidak mengangkat telfone nya. Aran terdiam, lagi lagi aran hatus kemana lagi gadisnya ini.

"Lacak handphonenya"gumam aran.

Aran membuka aplikasih pelacak handphone orang. Ia mencari keberadaan chika di sana.

Aran sedikit mengerutkan dahinya melihat posisi chika dimana sekarang.

"Dasar gadis nakal"desis aran.

Aran kembali menjalankan mobilnya menuju dimana chika berada. Di sepanjang jalan aran menahan emosinya.

Aran tidak habis fikir kenapa gadisnya itu bisa bermain hingga ketempat itu. Padahal aran saja tidak pernah mengajak chika kesana.













Tak membutuhkan waktu yang lama, aran terlah sampai di tempat chika berada. Aran turun dari mobilnya, aran menghela kasar nafasnya.

"Bisa bisanya dia ke klub"desis aran.

Aran masuk kedalam klub itu, suara musik yang sangat keras masuk kedalam telinga aran.

Aran berdecak kelas, ia sangat tidak suka tempat seperi ini. Aran bejalan menelusuri kelub itu.

Setiap sudut aran lewati, namun chika tidak ada di sana. Aran kembali mengambil handphonenya, posisi chika tetap sama masih berada di klub ini.

Aran berjalan menuju penjaga klub, ia ingin bertanya apakah ada rungan khusus di klub ini.

"Primisi, saya mau nanya di ada ruangan vip?"tanya aran.

"Ada pak, dia di lantai atas"jelas penjaga itu.

Aran menganggukan kepalanya, setelahnya aran pergi menuju lantai atas. Sesampainya di lantai atas aran kembali mengedarkan padanganya untuk mencari chika.

Di lantai atas sedikit tenang katena suara musik hany terdengar sangat pelan. Mata aran terhenti saat melihat chika bersama dengan dua orang wanita di sana.

Dengan cepat aran berjalan menghampiri nya. Aran menatap tajam melihat chika yang sudah mabuk.

"Sialan"deisi aran.

Aran dengan cepat menggendong chika ala kola. Sebeluk pergi aran menatap kedua wajah teman chika.

"Tak akan ku biarkan gadisku bermain bersama kalian lagi"gumam aran pelan.

"Heh pak tua! Mau di bawa kemana temen saya!"ujar shela sempoyongan.

"Ck!"aran berdecak ia menghempas kasar tangan gadis itu dari lengannya. Aran berjalan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Dasar pak tua. Chika cepat sekali lakunya yaaa haha"tawa shela kembali meneguk minumannya.














Sesampainya di rumah chika~

Aran mengetuk pintu rumah chika, tak berapa lama pintu itu terbuka menampilkan sosok aya di sana.

"Loh, chika kenapa ran?"tanya aya.

Aran terdiam sejanak, ingin memberi tahu tapi dirinya takut kalau chika akan di marahi oleh kedua orang tuanya.

"Chika mabuk"sahut aran.

"Astagfirullah! Kok bisa, kamu yang ngajak?!"tanya aya.

Aran menggelengkan kepalanya cepata."bukan, chika pergi bersama teman kuliahnya."

"Maafin aran mah, aran lalay jaga chika"

Aya menghela nafasnya kasar, kenapa sekarang putri kecilnya semakin liar. Pergi ke klub dan mabuk mabukan.

"Ya udah, kamu bawa masuk saja"ujar aya.

Aran membawa chika menuju kamar gadis itu. Aran membaringkan tubuh chika di kasur.

Aran menyelimuti chika, setelehnya aran menatap wajah chika yang tengah tertidur.

Gadis ini kehilangan kesadarannya karena terlalu banyak meminum alkohol.

"Kamu main terlalu jauh chika"

















Tbc

Posesif Aran 2 (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang