Chika membuka matanya, ia menatap langit langit kamarnya sambil mengumpulkan nyawanya.Chika mendudukan dirinya lalau mengucek kedua matanya.
Setelahnya ia menggaruk lehernya sambil melihat ke sekeliling kamarnya.
"Aran..."ucap chika dengan suara seraknya.
"Mau peluk..."
Chika bangkit dari duduknya, ia berjalan mengelilingi kamarnya yang lumayan besar. Ia memasuki kamarnya untuk mencari sesosok aran🗿.
"Aran mau pelukk..."ucapnya, ia mulai memanyunkan bibirnya.
"Aran!!"panggil chika sedikit berteriak.
Ia menoleh ke sana kemari, namun matanya tak menangkap sosok aran berada di dalam kamarnya.
"Hiks... hhhuuuaaa! Aran mana hiks!"tangis chika.
Ia berjalan keluar dari kamarnya sambil terus menangis memanggili nama aran.
"Aran mau peluk hiks..."
Tak ada satupun orang dirumahnya. Mami dan juga papahnya tidak ada membuat chika semakin menangis.
"Aran hiks chika mau peluk..."tangis chika.
Pikiranya kembali melayang dimana aran meninggalkannya dan berujung dengan kecelakan kapal.
Chika berjalan keluar rumahnya, ia terdiam dari tangisnya. Ia menatap ke arah hujan yang tidak terlalu deras.
Chika menoleh ke sana dan kemari."ga ada orang kan?"gumamnya.
"Main hujan"ucap chika polosnya.
Ia menjulurkan tanganya keluar membuat tanganya yang mungil itu sudah basa terkena air hujan.
Chika loncat loncat kegirangan. Dengan cepat ia keluar dari teras rumahnya. Kini tubuhnya sudah terguyur oleh air hujan.
Bajunya sudah basa. Ia melompat lompat agar menciptakan percikkan air dari kakinya.
"Cuh cuh cuh. Hayo semutnya tenggelam"ucap chika kegirangan.
Agak laen emang🗿
Chika berlari kesana kemari sambil merentangkan tanganya.
Sampai pada akhirnya ia menghentikan aksinya sambil menatap ke arah sesosok pria yang berdiri memayungi dirinya sendiri agar tidak terkena hujan.
Chika menundukan kepalanya sambil meremas jarinya. Ia tak berani menatap wajah pria tersebut yang sudah memerah padam.
"Tadi hujannya yang basahi chika"ucapnya ngelantur.
Pria itu tak menjawab ucapan gadis itu, ia berjalan mendekati chika, lalu menyentil dengan kuat jidat chika membuat chika memanyunkan bibirnya.
"Yang salah hujannya kenapa chika yang di marahin!"ucap chika tak terima, matanya mulai berkaca kaca, ia mengelus jidatnya yang sakit.
Pria itu dengan paksa menggendong chika ala karung membuat chika tersentak kaget, ia memukili punggung pria itu.
"Hhhuuuaaa gak mau masuk!!!"tangisnya.
Pria itu tak berduli dengan tangisan chika, ia terus berjalan masuk kedalam rumah chika.
"Hiks mau main aran!!"Ucap chika sambil menangis.
Aran menghentikan langkahnya, ia menurunkan gadisnya dari gendonganya.
"Apa!"desis aran sambil menatap ke arah chika dengan tajam.
Chika mengalihkan pandanganya ke arah lain sambari menghentikan tangisanya.
"Enggak"cicitnya.
"Mau ganti baju atau mau main lagi. Hm?"tanya aran mendorong tubuh mungil chika ketembok.
Jantung chika berdegup kencanga. Ia menatap mata aran yang melihat lekuk tubuhnya yang tercetak jelas karena bajunya yang basah.
"C-chika mandi"ucap chika mendorong aran.
Ia berjalan cepat menaiki anak tangga menuju kamarnya. Aran yang melihat itu hanya tersenyum tipis menatap kepergian gadisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Aran 2 (Telah Terbit)
Teen Fiction"Chika hanya gadis ku!" ~~~ "Aran aran..." "Kenapa sayang...?" "Chika mau nanya, kenapa bumi itu bulat. Nyatanya kan bumi itu datar"ucap polos chika. Aran yang awalanya semangat mendengarkan ucapan gadisnya mendadak dirinya mendatarkan wajahnya. "Co...