Malam hari nya~Chika kali ini benar benar ingin belajar gara bisa berkeja di kantor aran. Ia snedari tadi melihat aran yang sedang berkeja.
Chika sesekali bertanya hal hal yang belum ia ketahui pada aran. Dengan sabar aran menjawab semua pertanyaan dari gadis kecilnya ini.
"Arann ini gimana?"tanya chika
Aran menghela nafasnya, ia menoleh mentap laya laptop chika.
"Ini di jumblakan aja dananya. Jangan sampi salah menjumblahkannya"ujar aran.
Chik mengangguk mengerti, dengan fokus chika kembali mengerjakan tugas yang di berikan oleh aran.
Aran memberikan tugas kepada chika yang ringan ringan saja. Ia tak mau begitu membebankan gadis kecilnya ini.
"Kalau sudah selesai menghitung dananya, habis itu langsung tidur"ujar aran.
"Oke. Siap bos"ucap chika memberikan hormat pada aran.
Aran yang melihat itu hanya mengglengkan kepalanya saja. Ia tersenyum melihat wajah serius chika.
Dengan perlahan gadis kecilnya ini akan semakin bertumbuh dewasa. Aran menghela bafasnya lirih, ia sungguh tidak rela kepolosan gadisnya akan hilang suatu saat nanti.
"Aran, ini udah"ujar chika memperlihatkan layar laptopnya pada aran.
Aran melihat layar laptop chika, ia tersenyum saat chika mengejakan pekerjaannya dengan benar.
"Bagus, ini sudah benar"ujar aran membuat chika tersenyum girang.
Chika bertepuk tangan riang, ia sangat bangga pada dirinya karena bisa menyelesaikan tugas dari aran.
"Oke, kita udah selesai. Waktunya tidur prices aran"ujar aran langsung mengendong chika ala koala.
"Besok kasih chika tugas lagi ya"ucap chika sembari menyembunyikan wajahnya di leher aran.
"Iya, sekarang tidur ya"ucap aran mengelus punggung gadisnya.
"Aran pengen nikah"cicit chika.
Aran yang mendengar itu terbatuk berat, dari mana gadisnya ini tau soal nikah. Perasaan aran tidak pernah mengatakan hal itu.
"N-nikah... Kamu tau itu dari mana?"tanya aran sedikit gugup.
Chika sedikit mendusel di leher aran."eemm... dari eli"ujar chika pelan.
Aran berdecak kesal, memang tidak ada yang beres semua para sahabat gadisnya ini. Tidak bisakah mereka tidak membicarakan hal hal yang aneh di depan gadisnya itu.
"Mau bobok sama aran terussss"ujar chika memanyunkan bibirnya.
"Sssstttt udah, jangan bicara lagi"ujar aran mengelus punggung gadisnya agar segera tertidur.
Pagi harinya~
Aran sudah rapi dengan pakaian santainya. Hari ini dirinya tidak berkerja, langkahkakinya debgan cepat menuruni anak tangga.
Di depan rumahnya, sudah ada mirza yang sudah menunggunya.
Aran membuk pintu mobil mirza, ia masuk kedalam sana. Aran tersentak saat di bangku belakang ada ollan dan juga zee.
"Nih dua curut ngepain ikut?"
"Maksa minta ikut mereka"sahut mirza.
"Santai dong bos mukanya"
"Tau, gini gini kita ikut bisa bantu motong motong juga"ujar zee sembari memakan kacang yang di kupas oleh ollan.
"Kupas lagi llan!"
"Lo pikir gw babu lo!"desis ollan.
"Emang"
Aran hanya menghela nafasnya pasrah."ayo jalan"
Mirza menganggukan kepalanya, ia mulai menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah aran.
Di rumah chika~
Gadis kecil itu baru saja terbangun dari tidurnya. Ia sedikit mengososok matanya menatap ke area penjuru kamarnya.
"Aran pulangg?"cicitnya.
Chika membangkitkan tubuhnya berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah beberapa menit, chika keluar dengan tubuhnya yang sudah segar. Chika berjalan keluardari kamarnya menuju lantai bawah.
Chika menghampiri aya yang sedang menata makanan di meja makan. Chika mendudukan dirinya di salah satu kursi meja makan.
"Mami, aran gak dateng ya?"
"Enggak, tadi aran telfon dia ada urusan, jadi gak bisa antar kamu ke kampus"jelas aya.
Chika yang mendengar itu memanyunkan bibirnya.
"Mami telfonin aran. Suruh kesini..."cicit chika menarik ujung baju aya.
Aya menghela nafasnya."tadi kan aran udah telfon mami. Aran bilang gak bisa"
"Ke kampus nya di antar supir aja ya. Atau gak sama papa tuh"
Chika menggelengkan kepalanya kuat."gak mau mami, mau sama arannn"rengek chika.
"Sssstttt, udah diem. Jangan ngebantah"ujar aya.
Chika menutup mulutnya rapat rapat, di tatap tajam oleh aya membuat tubuh chika sedikit bergetar takut.
"Ayo sarapan, habis itu pergi ke kampus bareng papa atau supir"ujar aya menaruh sepotong roti di hadapan chika.
Chika memakan rotinya dengan malas. Pagi ini ia sangat ingin di peluk dan di cium oleh aran.
"Pagi anak papa yang cantik"ujar vino mencium pucuk kepala chika.
Chika hanya menatap sebari memanyunkan bibirnya.
"Kenapa nih, pagi pagi udah cemberut aja"ujar vino mendudukan dirinya di samping chika.
"Mau aran papa..."ujar chika memanyunkan bibirnya.
Vino menatap ke arah istrinya. Aya yang di tatap lagi lagi menghela nafasnya.
"Aran gak bisa dateng, ada urusan dia nya"jelas aya.
Vino menatap ke arah chika yang mendudukan kepalanya. Mata gadis itu mulai berkaca kaca.
"Udah, nanti habis selesai kuliah aran yang jemput ya. Sekarang berangkatnya sama papa dulu"jelas vino.
Chika diam tak menjawab ucapan dari papanya.
"Udah, jangan nagis ya nak yah... katanya chika udah dewasa"ujar vino mengelus kepala anaknya dengan kembut.
Dengan terpaksa chika menganggukkan kepalanya dengan pelan. Hal itu membuat vino tersenyum melihatnya.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Aran 2 (Telah Terbit)
Teen Fiction"Chika hanya gadis ku!" ~~~ "Aran aran..." "Kenapa sayang...?" "Chika mau nanya, kenapa bumi itu bulat. Nyatanya kan bumi itu datar"ucap polos chika. Aran yang awalanya semangat mendengarkan ucapan gadisnya mendadak dirinya mendatarkan wajahnya. "Co...