"Hhhuuaa hiks kakak es krim Chika belum habis hiks!!"Aran berjalan masuk kedalam rumah Chika sambil menggendong Chika ala karung.
Aran tak memperdulikan Chika yang sedang memukul punggungnya kuat.
"Cici Shani hhhuuaa, es krimnya Chika belum habis hiks..."rengek Chika.
Sedangkan Shani yang berada di dalam mobil hanya mengharukan tengkuk lehernya.
Plak!
"Aduh sayang kenapa di pukul..."
"Kenapa ajak Chika ke pasar malam?!"
"Dih! Siapa yang ajak"
"Gracio..."ucap Shani memicingkan matanya.
"CK! Iya iya, tadi Chika ke kantor minta ajarin buat tugas kuliah nya. Eh tapi habis ngerjain tugas dia minta ke pasar malam"jelas gracio.
"Dan kamu itu kenapa gak izin dulu sama Aran. Dah tau Aran itu posesif banget sama Chika!"
"Iya-iya maaf. Lagian Aran lebay banget gitu aja udah marah"
"Jadi kalau misalnya aku pergi sama Aran, terus aku gak bilang sama kamu, kamu marah gak?!"
"Ya, marah lah..."
"Ya udah!"
***
Aran mendudukkan tubuh mungil Chika di kasur gadis itu.
Chika memanyunkan bibirnya sambil menahan Isak tangisnya.
"Diem"desis Aran.
Chika berusaha untuk tidak menangis.
"CK, kenapa gak izin sama Aran kalau Chika ke pasar malam?!"
Chika diam, ia menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah Aran.
"Jawab Chika!"bentak Aran.
"Hiks, hiks.."tangis Chika kembali, tubuhnya bergetar menahan takutnya kepada Aran.
Aran menghela nafasnya, ia mengacak rambutnya frustasi.
"Chika mau di culik lagi sama preman?"
Chika menggelengkan kepalanya. Ia mengingat-ingat kejadian dulu dimana dirinya nekat pergi ke pasar malam sendiri tanpa izin ke siapapun.
Hal itu hampir saja ia di culik sama orang.
"Jangan nakal Chika, kalau kamu nakal Aran pergi"jelas Aran.
Chika menggelengkan kepalanya."hiks, gak mau... Aran jangan pergi hiks..."
Chika merentangkan kedua tangannya, agar Aran memeluk dirinya.
Aran berjalan mendekati Chika, kemudian ia menggendong Chika ala koala.
Chika menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher Aran, mendusel mencari kenyamanan di sana.
"Makin nakal ya udah dewasa"ucap Aran mengelus punggung gadisnya.
Chika menggelengkan kepalanya."enggak"cicit Chika.
Chika menegakkan kepalanya, ia menatap wajah Aran sambil memanyunkan bibirnya.
"Gak cocok manyun gitu, udah dewasa kan"
"Aaaaaa, mau cium... Hiks..."rengek Chika.
"Gak mau, Aran mau cari pacar baru aja"ucap Aran, ia ingin menurunkan Chika, namun Chika melilitkan kakinya di pinggang Aran dengan kuat.
"Gak boleh gak boleh gak boleh!!! Hhhuuaa hiks mami kak Aran jahat hiks..."tangis Chika, ia menggelengkan kepalanya agar Aran tidak melepaskan gendongannya.
Cklek!
Aran menoleh ke arah pintu terdapat Aya yang berada di sana.
"Loh, kenapa Chika nangis ran?"
"Nakal dia mah"adu Aran.
"Aaaaaa enggak mami... Chika anak baik, enggak nakal hiks..."jelas Chika di sela tangisnya.
"Gak mah, pergi ke pasar malam gak izin dulu"
"Hhhuuaa enggak hiks, kak Aran bohong... Chika gak pergi ke pasar malam hiks"tangis Chika kembali.
"Udah-udah, mending kalian tidur udah malem"ucap Aya kemudian pergi dari kamar Chika.
"Turun"ucap Aran, pasalnya Chika tak mau melepaskan pelukannya dari Aran.
"Gak mau"cicit Chika.
Chika mendusel di tengkuk leher Aran."kakak ngantuk"
"Tidur sendiri"ucap Aran, berusaha melepaskan pelukan Chika, namun tetap saja gagal.
"Gak mau!!, Mau bobok di puk pukkin sama kakak!"teriak Chika.
Aran menghela nafasnya."iya turun dulu, bobok nya di kasur"
Chika melepaskan pelukannya, gadis itu membaringkan tubuhnya.
"Kakak pelukk..."rengek Chika sambil merentangkan kedua tangannya.
Aran membaringkan tubuhnya di samping Chika, kemudian memeluk erat tubuh mungil gadisnya itu.
Chika mendusel di dada bidang milik Aran, mencari kenyamanan di dalam sana.
Beberapa menit kemudian, Chika sudah tertidur pulas, pelukannya mulai mengendur.
Aran mencium bibir pink Chika.
"Good night baby"
TBC...
![](https://img.wattpad.com/cover/307598552-288-k945227.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Aran 2 (Telah Terbit)
Teen Fiction"Chika hanya gadis ku!" ~~~ "Aran aran..." "Kenapa sayang...?" "Chika mau nanya, kenapa bumi itu bulat. Nyatanya kan bumi itu datar"ucap polos chika. Aran yang awalanya semangat mendengarkan ucapan gadisnya mendadak dirinya mendatarkan wajahnya. "Co...