36

784 88 2
                                        

TURUN HARGA!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TURUN HARGA!!

Yuk di order bagi kalian yang belum punya novelnya. Mumpung lagi murah...

Turun harga dari tanggal 23 februari - 4 maret ya...

Yang belum punya uang bisa nabung dulu...

Shopee: anastasyafadhilla










Aran berjalan tergesa gesa memasuki rumah chika. Lima belas menit yang lalu, supir chika menlfonya kalau chika tak berada di kampus.

Hal itu membuat aran kelimpungan. Aran segera pulang dari kantornya menuju rumah chika.

"Aran kenapa?"

Aran menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah mami aya yang tengah berdiri menatap dirinya dengan tatapan bingung.

"Chika udah pulang mah?"tanya aran.

"Udah, baru aja pulang"

"Pulang sama siapa?"

"Tadi supirnya nelfon kalau chika udah gak ada di kampus"

"Gak tau mama dia pulang sama siapa"

"Chika cuman bila kalau dia pulang sama temennya"jelas aya.

Aran mengangguk kan kepalanya mengerti."kalau gitu aran ke kamar chika dulu ya mah"

Aya mengangguk kan kepalanya. Aran berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua.

Aran berjalan menuju kamar chika, tanpa mengetuk aran membuka pintu kamar gadisnya itu dengan perlahan.

Aran melihat chika tengah membereskan buku bukunya yang berada di meja belajar. Aran berjalan masuk ke kamar chika membiarkan pintu kamar nya terbuka lebar.

"Pulang sama siapa tadi?"

Chika yang mendengar itu tersentak kaget, ia mentap ke arah aran dengan tatapan kesal. Tak bisakah pria itu mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ck. Ngagetin aja tau gak!"kesal chika.

Aran tidak memperdulikan hal itu."tadi pulang sama siapa?"

"Sama temen"sahut chika dengan kesal.

"Temen yang mana?"

"Eli?"

"Atau dey dan jinan?"

"Atau enggak, si shela shela itu?"tanya aran berturut turut.

Chika yang mendengar itu semakin kesal. Ia mendudukan dirinya di kursi meja belajarnya lalau menhela nafasnya panjangan untuk meredam kekesalanya kepada aran.

"Bukan!"

"Temen dari fkulitas kedokteran"

"Udah kan? Udah chika jawab"

"Udah, jangan nanya nya lagi"

"Chika capek"ujar chika.

Aran yang mendengar itu seketika saja menutup bibirnya rapat rapat. Apa itu tadi, apa itu gadisnya.

Tapi tidak pernah chika berkata tidak sesopan itu padanya. Ada apa dengan gadisnya sekarang?.

"Cewek apa cowok?"tanya aran yang tidak memperdulikan kekesalan gadisnya padanya.

Chika mendengar itu kembali menghela nafasnya. Aran ini banyak tanya sekali ya.

"Cewek"ucap chika singkat lalu berdiri dari duduk nya.

Chika berhadapan dengan aran, chika menatap mata tajam milik aran yang tengah menatap ke arahnya.

Chika mendorong tubuh aran untuk keluar dari kamarnya. Sungguh, dirinya sangat kesal sekali dengan pria ini.

Chika mendorong tubuh aran hingga keluar dari kamarnya. Aran lagi lagi tersentak heran dengan perlakuan gadisnya itu.

"Udah, aran pulang aja sana"

"Chika mua ngerjain tugas"ujar chika lalu menutup pintu kamarnya dan menguncinya tanpa menunggu jawaban dari aran.

Aran terdiam, ia menatap pintu kamar chika yang sudah tertutup.

"Aku gak yakin kalau yang mengantarkannya itu teman ceweknya"gumam aran.














Malam harinya~

Chika turun dari lantai dua menuju ruang kelurga. Tadi setelah selesai makan malam, mami aya menyuruhnya untuk berkumpul di ruang keluarga.

"Hai mami"sapa chika lalu menduduk kan dirinya di samping aya.

"Hai sayang"

"Maaf ya, mama ganggu waktu kamu"ujar arya mengelus lembut kepala chika.

Chika menggleng kan kepalanya."enggak kok mah"

"Emangnya kenapa mama panggil chika ke sini?"tanya chika.

Aya terdiam sejenak sembari melirik sekilas ke arah vino yang duduk tak jauh dari mereka.

Aya menghela nafasnya."papa sama mama harus pergi ke singapore untuk beberapa bulan"

"Prusahaan papa yang berada di sana sedang ada masalah"

"Chika gak papa kan di tinggal sendirian di rumah?"tanya aya.

Chika terdiam, di tinggal di rumah sendiri di rumah sebesar ini. Chika belum pernah hidup berjauhan dengan kedua orang tuanya.

Ingin ikut, tapi chika juga memikirkan kuliah nya dan juga aran.

"Tapi... chika takut sedirian"cicit chika.

"Nanti ada art tambahan biar rumah ini ramai"

"Dan juga satpam di rumah bakalan di tambah biar lebih aman"jelas aya.

Chika menghela nafasnya, tidak apa lah jika dirinya di tinggal. Itung itung ini adalah pelatihan untuk dirinya mandiri.

"Ya udah deh"

"Tapi beneran di tambah ya art nya"

"Biar temen chika banya"

Aya mengangguk kan kepalanya tersenyum menanggapi ucapan putir satu satunya itu. Sejujurnya aya juga tak ingin meninggalkan chika.

Membiarkan prtri polosnya tinggal di rumah sebesar ini. Ahk, sepertinya aya akan meminta bantuan kepada aran untubmenjaga putri semata wayangnya ini.

Walau pun tidak di minta, aran tetap akan menjaga putrinya ini.














Tbc

Posesif Aran 2 (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang