27

1.3K 146 3
                                        






















Ke esokkan harinya~

Aran melongo tak percaya menatap seseorang yang papa nya maksud semalam.

"Ajak masuk, bukan melongo aja"

"Ayo rasya, ikut om"ujar bobby.

"Kak aran, tolong bantuin ya bawa kopernya"

"Berat soalnya, hehe"ujarnya lalu langsung berlari masuk kedalam rumah mengikuti langkah bobby.

Aran masih diam, ia menatap ke dalam rumahnya.

"Itu mah cewek. Cuman bentukannya aja kayak cowok"ujar aran frustasi.

Tak ingin lama lama di luar, aran langsung membawa masuk koper milik sepupunya. Ia berjalan menghampiri mamahnya yang tengah memeluk girang.

Alfarasya Fadhilla. Dia adalah saudara aran, Alfarasya yang sering di panggil rasya adalah anak dari adik papa nya.

Umur rasya lebih muda dua tahun dari aran. Gadis itu seumuran dengan pacaranya. Rasya adalah gadis tomboy, memiliki rambut mulet yang membuat gadis itu sangat tampan.

"Heh! Lo kok jadi laki laki jadi jadian!"pekik aran.

Rasya yang mendengar itu langsung melepaskan peukannya dari shania.

"Suka suka gw!"sahutnya nyolot.

"Dih! Keren lo begitu?!"ujar aran tak kalah sewot.

"Biarin! Rambut rambut gw juga!"

"Ssstttt udah udah!"

"Kalian itu ya, dari dulu berantem aja kalau ketemu"

"Yang akur dikit dong"ujar shania.

"Dia duluan tente!"adu rasya.

"Lo duluan laki laki jadi jadian"

"Tuh tante, masa kak aran ngatain rasya"adu nya lagi.

"Udah, pusing papa denger nya"

"Aran, bawa naik koper rasya ke kamar lantai dua"ujar bobby.

"Males, bawa sendiri lah"

"Malu tuh sama rambut"ujar aran berlalu pergi dari sana.

"Iiihhh kak aran!"pekik rasya.

Shania menutup kedua kupingnya mendengar teriakan rasya. Rasya yang melihat itu hanya menunjukan cengiran konyolnya saja.

"Hehe, maaf tante, om"ujar rasya tak enak.

Shania dan bobby hanya menganggukan kepalanya saja.

"Em, kalau gitu rasya mau ke kamar dulu"

"Kamar rasya di atas kan?"

"Iya, di depan pintu nya udah ada nama kamu"ujar bobby.

Rasya mengangguk kan kepalanya mengerti, lalu setelahnya ia membawa kopernya sendiri ke lantai atas.



















Siang harinya~

Rasya tengah bersantai duduk di ruang keluarga. Aran tengah beristirahat di dalam kamarnya, mumpung hari ini diriinya libur.

Sedangkan shania dan bobby pergi ke kantor cabang untuk mengurus beberapa masalah yang ada di sana.










Tok tok








Rasya berdecak, ia menatap sinis ke arah pintu utama rumah ini.

"Baru aja duduk, elah"keluh nya.

Dengan malas, rasya berjalan untuk membukakan pintu. Pintu raha itu terbuka, di luar sana berdiri seorang gadis cantik.

"Cari siapa ya kak?"tanya rasya.

"Kamu siapa?"

"Kok ada di rumah aran?"

"Kamu supir baru di sini. Atau tukan kebun?"tanyanya polos.

Rasya tersenyak keget mendengar prnuturan gadis yang berada di depannya ini.

"Cantik cantik mulutnya suka ngatain orang"gumam rasya.

"Migir deh. Lama banget jawabnya"ujarnya memdorong rasya.

"Eh eh woy! Gak sopan banget masuk kerumah orang tanpa permisi!"pekik rasya berlari mengerja gadis itu.

"Arannn!!!!"

"Chika kok gak di jemputttt!!"pekik chika mengema di rumah aran.

"Arannnn!!!"teriak chika.

Gadis itu naik menuju lantai dua dengan memanyunkan bibirnya. Chika sangat kesal karena sudah menunggu satu jam lamanya di halte bus, namun kekasihnya tidak datang datang menjemput dirinya.

Dengan terpaksa chika memsan taksi online. Chika membuka pintu kamar aran tanpa mengetuknya.

Sedangkan rasya, ia baru sampai ke lantai dua. Ia ngos ngosan karena mengejar chika yang langkahnya sangat cepat.

"He! Itu kamar kakak gw! Jangan masuk!"pekik rasya.

Namun chika sudah masuk kedalam kamar aran, rasya berlari mengejar chika. Semapinya di depan pintu kamar aran...

"Aran malah tidur chika nungguin di halte busss!!!!"teriak chika lalu menangis.

Aran yang mendengar suara teriakan gadisnya reflek tersetak bangun dari tidurnya. Aran menatap kesana dan kemari, nyawanya belum terkupul semua.

"Hiks, aran jahat gak jemput chika"

"Hhuuwwaaaa!"tangis chika.

Aran yang sudah sadar sepenuhnya beranjak turun dari kasurnya, ia memeluk tubuh mungil gadisnya.

Aran mengelus punggung chika, menenangkan gadisnya itu. Chika menyembunyikan wajahnya di dada bidang aran.

Ia masih menangis di sana sembari memeluk erat pinggang aran. Sedangkan rasya, ia menatp cengo kedua manusia yang sedang berpelukan itu.

"Ape nih?!"ujarnya.

"Bisa bisanya peluk pelukan di depan gw!"ujar rasya berjalan pergi meninggalkan kamar aran.

"Ya allah, dosa banget mata gw liatnya"celetuk rasya.



Alfarasya Fadhilla

Alfarasya Fadhilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Tbc

Posesif Aran 2 (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang