9

2.4K 226 3
                                    

"Ehekm! Dari mana jam segini baru pulang"ucap aran dingin.

Ia menatap ke arah gadisnya yang sedang berbindik bindik memasuki rumahnya.

Chika menyengir memperlihatkan deretan giginya. Aran yang melihat itu menghela nafasnya kasar.

Benar benar, kalau gadisnya ini sudah mulai nakal.

"Darimana?"tanya aran lagi dengan nada sedikit meninggi.

Chika memanyunkan bibirnya sambil memainkan jari jarinya."tadi chika beli es krim dulu sama teman chika"sahutnya sambil menundukkan kepalanya.

"Temen yang mana? Perasaan dey dan eli sudah pulang dari tadi?"ucap aran membuat chika mengaruk tengkunya yang tak gatal.

"Em... itu... ada temen chika yang satu jurusan sama chika..."sahutnya.

"Siap?"tanya aran terus menatap ke arah chika.

"Shela"sahutnya pelan.

Aran terdiam sambil menatap ke arah chika yang masih menundukkan kepalanya.

Chika mendongkkan kepalanya menatap wajah aran yang masih saja sama, menatapnya dengan datar.

"Mulai besok aran yang bakal jemput chika sehabis pulang dari kampus"ucap aran, ia berjalan melewati chika. Ia menbuka pintu rumah chika untuk pulang.

Chika membalikan badanya menatap ke arah aran. Ia memanyunkan bibirnya, matanya mulai berkaca kaca.

"Aran mau peluk..."cicitnya.

Aran menghentikan langkahnya mendengar suara parau dari gadisnya.

"Saya tidak mau memeluk gadis nakal seperti mu"ucap aran lalu masuk kedalam mobilnya meninggalkan pekarangan rumah chika.

Chika memanyunkan bibirnya, matanya mulai berkaca kaca. Ia menangis, dia ambang pintu rumahnya, chika menatap arah jalanan kopleks yang sepi.

"Hiks, aran mau peluk..."tangisnya.

Chika masuk kedalam menuju ruang keluarga dimana aya dan vino berada. Ia menangis sambil mengucek matanya.

"Hiks mami... hiks aran ga sayang sama chika mami hiks..."tangis chika kemudian memeluk aya dengan erat.

"Loh, kenapa nangis, siapa bilang aran ga sayang sama chika hm?"tanya aya mengelus kepala anak semata wayangnya ini.

"Hhuuaaa mami aran ga mau peluk chika lagi hiks, aran bilang chika bandel huuaaaa!"tangis chika semakin menjadi.

Vino menghela nafsnya."emang kamu udah mulai bandel kan. Udah papa bilang jangan beteman sama orang yang ga baik"

"Enggak!! Chika temen sama orang baik hiks!"teriak chika sambil menangis.

"Ssstttt jangan teriak teriak sayang"ucap aya.

"Lalu? Jika teman mu baik, kenapa dia mengajarkan mu untuk memalak para mahasiswa yang berada di kampus mu?"ucap vino nyalang.

Chika terdiam, ia memanyunkan bibirnya menahan tangis nya. Ia menyembunyikan wajahnya di dada aya.

"Pah, udah deh, anaknya udah nangis gini juga"ucap aya.

Vino hanya memutar kedua bola matanya malas, ia kembali menatap layar tv tanpa memperdulikanaya yang masih terus menenangkan chika.

"Udah ya, jangan nagis lagi, sekarang chika tidur. Aran sayang kok sama chika. Makanya chika jangan badel yah?"jelas aya, ia menghapus sisa sisa air mata chika yang mengalir di pipi chuby nya.

Chika menganggukkan kepalanya.

"Aran beneran ga marah kan sama chika mami?"cicit chika memanyunkan bibirnya.

Aya tersenyum lalu mengelus kepala putrinya itu dengan lembut."enggak sayang, udah yah, sekarang mandi, habis itu istirah oke"

Chika menganggukan kepalanya, ia berjalan kelantai dua menuju kamarnya.







Yok di order tinggal beberapa stok lagi nih bukunya❤️

Yok di order tinggal beberapa stok lagi nih bukunya❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Posesif Aran 2 (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang