22

1.4K 154 5
                                    

Yuk yuk, yang belum punya langsung di beli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk yuk, yang belum punya langsung di beli. Mumpung lagi promo akhir bulan 11.

Harga biasa 100 rb, sekarang kalian bisa dapet salah satu novelnya dengan harga 85 rb aja.











"Papi gak suka kamu beteman sama mereka"

"Kamu semenjak berteman dengan Shela dan anas semakin badel"

"Nyenyenye"cibir chika mengikuti ucapan papa nya tadi.

"Suka suka gw lah, mau gw temenan sama ini, sama si itu"

"Masa hidup gw mau di atur mulu!"desis chika kesal.





Cklek!





Pintu kamar chika terbuka, chika menoleh menatap ambang pintu yang terdapat aran di sana.

"Aran lama banget datengnya!"ketus chika memanyunkan bibirnya.

Aran hanya diam, ia berjalan masuk kedalam kamar gadisnya. Aran mendekati chika yang duduk di tepi kasur.

"Mau pelukk"ujar chika merentangkan kedua tangannya.

"Kamu melawan ucapan papa mu tadi?"tanya aran dingin.

"Siapa yang mengajari mu seperti itu?"

"Chika, itu tidak sopan ya"

"Berbicara dengan meninggikan suara mu saat berbicara dengan kedua orang tua mu itu tidak baik!"

Chika sedikit berdecak, ia sungguh malas mendengar ceramah dari aran saat ini. Chika menatap wajah aran, mata aran sedikit menatap tajam ke arah dirinya.

Chika memanyunkan bibirnya, matanya mulai berkaca kaca menandakan sebentar lagi dirinya akan menangis.

"Hiks, mau pelukk aran..."rengek chika merentangkan kedua tangan nya agar aran segera memeluk dirinya.

Aran menghela nafasnya kasar, ia mendekap tubuh mungil gadisnya. Aran mengendong chika ala koala.

Chika menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher aran. Chika melilitkan kedua kakinya di pinggang aran.

Kalau sudah seperti ini, aran tidak bisa marah kepada gadisnya. Melihat chika menangis saja aran tidak tega.

"Ayo siap siap"

"Aran antar ke kampus"

Chika menggelengkkan kepalanya kuat, chika mempererat pelukanya di leher aran.

"Gak mauuuu"

Aran menghela nafasnya, di bulan ini chika sudah banyak libur. Aran tak mau kalau chika akan terlambat lulus nantinya.

"Harus ke kampus hari ini"

"Chika, kamu udah banyak libur di bulan ini"ujar aran.

"Aaaaa gak mau aran hiks"

"Gau mau ke kampusss"rengek chika.

Aran mengelus punggung gadisnya agar gadisnya tidak merengek tak jelas seperti ini.

"Sssttt, nanti kalau chika ke kampus aran belikan es krim"ucap aran.

Chika terdiam, ia menatap wajah aran.

"Mau ya ke kampus"bujuk aran.

"Beneran beli es krim kan?"tanya chika tak percaya.

"Iya, nanti aran belikan es krim dua"ujar aran.

"Mau tiga"sahut chika memanyunkan bibirnya.

Aran menatap tak percaya pada chika, sudah di kasih hati malah minta tiga es krim.

"Dua aja, gak boleh makan banyak banyak es krim"

"Nanti kamu batuk"ujar aran menurunkan chika dari gendongan nya.

Chika memanyunkan bibirnya."tiga aja aran"

"Enggak, dua aja"

"Atau gak usah beli sekalian"ancam aran.

"Iya iya dua aja"sahut chika cepat.

Aran sedikit tersenyum tipis melihat wajah kesal gadisnya itu.

"Ya sudah, siap siap. Aran tunggu di bawah ya"ucap aran.

Sebelum pergi aran mengecup singkat bibir mungil gadisnya. Setelahnya aran berjalan keluar dari kamar chika.

Chika tersenyum."gak apa deh, yang penting makan dua es krim"

"Yey!"senang chika.























Sesampainya di kampus~

Sebelum chika turun dari mobil aran, chika menatap aran sembari tersenyum manis.

Aran yang merasa dirinya di tatap langsung mengalihkan pandangannya ke arah chika.

"Kenapa?"

"Nanti beneran jadi beli es krim kan?"tanya chika.

Aran menghela nafasnya lelah. Sudah berapa kali chika menanyakan hal ini. Dari rumah hingga sampai ke kampus, gadisnya sealu saja menanyakan soal es krim.

"Iya jadi sayangg"ujar aran lelah.

"Beneran beli tiga kan?"tanya chika lagi.

Aran ingin sekali menyumpal mulut gadis nya ini. Aran memasakan senyumnya ke arah chika, aran mengelus lembut kepala chika.

"Iya sayang"

"Oke, awas aja bohong!"ujar chika lalu keluat dari mobil aran.

Aran menatap pergian gadisnya, ia sedikit mengaruk pelipisnya yang tak gatal.

"Kenapa dia makin kesini makin menyebalkan?"gumam aran frustasi.


















Tbc

Posesif Aran 2 (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang