Di markas~Aran dan ketiga sahabatnya berjalan menuju ruang bawah tanah. Sebelum masuk kedalam ruangan itu, aran mengambil belati tajam yang berada di sana.
Zee dan ollan tidak mau kalah, mereka berdua mengambil pistol kecil. Sedangkan mirza, ia tak membawa apa apa.
Tugas mirza hanya membereskan di akhir permainan mereka bertiga saja.
Aran membuka pintu ruangan itu, ia tersenyum melihat seorang pria paru baya yang tengah terduduk. Kaki dan tangannya di ikat.
Matanya di tutup oleh kain.
"Siapa kalian?!"
"Lepaskan saya!"teriak pria itu.
"Sabar pak wisnu. Jangan terlalu terburu buru"ujar aran mendekati pria paru baya itu.
"Siapa kamu, jangan macam macam dengan saya!!!"pekik Wisnu.
"Ampun puh, takut saya puhh..."ujra zee lalu terkekeh kecil.
Ollan ikut tertawa, pria itu membuka kasar penutup mata yang menutupi penglihatan wisnu.
"Suprise!!!"ujar ollan terawa.
Wisnu menatap ke arah ollan dengan tatapan heran. Ollan yang melihat itu tampak sedih.
"Ahk, dia tidak terkejut..."ujar ollan lesu.
"Jangan sedih, dia tidak mengenal mu..."ujar zee.
"Berkenalan saja dulu"ujar aran.
Wisnu menoleh ke arah aran yang tersenyum menyeramkan ke arahnya. Wisnu tersentak, kenapa bosnya berada di sini.
Apakah ulahnya sudah ketahuan oleh bosnya itu.
"P-pak aran, kenapa kau ada di sini?"tanya wisnu sedikit takut.
"Kenapa, aku hanya ingin memberikan sedikit hadiah untuk mu"ujar aran.
Tubuh wisnu bergetar hebat, dugaannya benar. Bosnya itu mengatahui kalau dirinya selama ini yang mengorupsi uangan kantor.
"P-pak aran, m-maafin saya pak.."ujar wisnu takut.
"Kenapa kau meminta maaf. Kita belum lebaran hari ini"ujar aran.
Ollan dan zee tertawa ngakak, sedangkan mirza hanya tersenyum tipis.
"Sudah lah, ayo aku mau kenalan dengan dia"ujar ollan.
"Aku duluan aku duluan!"ujar zee semangat.
"Tidak, aku duluan. Kau yang kedua!"ujar ollan menarik zee.
Zee mendengus kesal, ia berjalan menuju mirza yang berada di sudut ruangan itu. Zee mendudukan dirinya menatap ke arah ollan yang tengah mengores pipi wisnu dengan pisau kater.
"Tato yang indah"ujar ollan tersenyum senang.
Wisnu meringis kesakitan. Pipi sebelah kirinya terasa perih karena ulah ollan.
Ollan mengeluarkan pistol yang tadi ia ambil. Ollan menatap pistolnya itu lalu menatap ke arah wisnu secara bergantian.
"Aku bingung harus ku apakan pistol ini"ucap ollan.
Wisnu menggelengkan kepalanya kuat."t-tolong lepaskan saya, saya mohon"
Ollan berdecak kesal."diam lah! Aku sedang bingung!"
Ollan menapar kuat pipi wisnu membuat pria tua itu terdiam. Ollan terkekeh kecil melihat wisnu yang terisak kecil.
"Jangan nangis. Kau pria tua yang sangat cengeng"kekeh ollan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Aran 2 (Telah Terbit)
Teen Fiction"Chika hanya gadis ku!" ~~~ "Aran aran..." "Kenapa sayang...?" "Chika mau nanya, kenapa bumi itu bulat. Nyatanya kan bumi itu datar"ucap polos chika. Aran yang awalanya semangat mendengarkan ucapan gadisnya mendadak dirinya mendatarkan wajahnya. "Co...