Happy Reading Guys...
~
~
~
Tengah hari telah terlewat satu jam yang lalu. Hari ini cukup sejuk dengan awan yang bergulung tebal di langit. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan meskipun pagi hari terasa begitu cerah. Perlahan Alexa melangkahkan kakinya menuju tempat yang Pheron sepakati. Dengan ini Alexa telah mengambil keputusan.
Sungai Melody masih melewati zona teritorial Eclipse Pack, jadi Alexa tak perlu bersusah payah untuk sampai ke tempat di mana Pheron berada. Suara gemericik air samar-samar mulai terdengar dan sosok yang Alexa cari pun menampakkan dirinya di atas batu besar tepat di tepi sungai.
"Kau membuatku menunggu cukup lama. Hari ini adalah hari terakhir aku menunggu seandainya kau tak datang, aku nyaris putus asa." Kata Pheron.
"Apa kau berada di sini sepanjang hari?" Tanya Alexa antara terkejut dan binggung.
"Menurutmu?" Pheron tersenyum. Terlihat ramah namun menyembunyikan seutas benang beku yang begitu dingin.
"Jadi apa keputusanmu?" Pheron langsung ke intinya seakan tak ingin membuang waktu.
"Keputusan apa?" Sahut sebuah suara tegas berbalut amarah tepat di belakang Alexa.
Alexa mengenali suara itu. Perlahan Alexa berbalik dan mendapati seorang pria tengah menatapnya tajam dengan tangan terkepal erat. Belum pernah Alexa melihat ekspresi seperti itu darinya.
Leon ada di sana, menatap mereka murka dengan aura yang begitu tak mengenakan. Setelah malam itu, Leon memutuskan untuk mengawasi Alexa. Mengamati gerak gerik gadisnya berharap menemukan jawaban dari sikap murung Alexa selama beberapa hari ini. Namun Leon tidak menyangka bahwa yang akan di lakukan Alexa mungkin saja adalah penghianatan atas dirinya.
Setelah jam makan siang, Alexa selalu menikmati waktunya membaca di perpustakaan hingga matahari berganti peran dengan rembulan ketika malam datang. Namun kali ini tidak biasanya Alexa memutuskan untuk jalan-jalan keluar pack house lebih lagi sendirian tanpa Sharan yang sering berada di sisi Alexa. Kejanggalan itu cukup membuat Leon penasaran untuk mengikuti gadisnya dan kini ia menemukan jawabannya.
"Karena sudah ketahuan bagaimana jika kita langsung saja ke intinya." Kata Pheron namun Alexa tidak menyahut. Ia masih diam membisu tepat di antara dua makhluk immortal terkuat dari bangsa yang berbeda.
"Begini Alpha, aku menyukai gadismu. Jadi aku memberinya penawaran. Sekarang dia telah mengambil keputusan. Apakah dia akan memilih untuk tetap bersamamu ataukah dia akan berubah pikiran dan memilihku?" Jelas Pheron dengan senyum tipis tercetak di bibirnya.
"Itu tidak benarkan, Alexa jawab aku." Leon menggeleng nyaris tidak percaya namun kebisuan Alexa dapat menjadi jawaban.
"Ikutlah denganku Alexa, apapun yang kau inginkan akan menjadi kenyataan." Ucap Pheron sambil mengulurkan tangannya.
"Alexa kembalilah. Tetaplah di sisiku, seperti yang selalu kita janjikan." Leon pun mengulurkan tangannya.
Di tengah rimbunnya hutan berselimut cuaca mendung dengan awan kelabu gelap. Tiga sosok itu masih berada di sana. Bersama kebimbangan, pilihan, dan penantian.
Alexa bergeming di antara dua tangan yang terulur ke arahnya. Keduanya menjanjikan hal yang sama yaitu kebahagiaan. Namun Alexa tau, kebahagiaan adalah hal yang tabu untuk makhluk sepertinya.
Leon menatap mate~nya dengan sorot yang sulit di artikan. Setelah semua yang mereka lewati bersama. Apakah tidak ada yang berarti? Namun berbeda dengan Pheron. Sorot matanya tampak penuh keyakinan. Tidak ada gundah maupun resah dalam batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood Mate
WerwolfAlexa Smith seorang shewolf malang dengan darah campuran yang mengalir dalam nadinya. Lebih menyedihkan lagi dia sering di siksa dan di perlakukan lebih buruk dari pada pelayan oleh para omega di pack yang menjadi satu-satunya rumah. Alexa tidak ber...