Happy Reading Guys^^
*
*
*
*
Sedikit demi sedikit Sharan dapat merasakan kesadarannya kembali. Cahaya samar di ruangan temaram yang buram perlahan terlihat. Sharan memicing berusia menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya yang entah sejak kapan terpejam.
"Kau sudah bangun? Wajahmu pucat, apakah kau mimpi buruk? Beritahu kami apa yang kau lihat." Kata suara lembut yang familiar.
Sekarang kesadaran Sharan telah pulih total. Ada jarum yang tersambung dengan selang di tangannya juga handuk basah yang diletakkan di atas keningnya. Ketika melihat sekeliling Sharan melihat Alexa yang tengah duduk di bibir ranjang tempatnya terbaring lemah dan seorang gadis bersurai pirang pudar yang tak ia ketahui namanya duduk di kursi yang terpisah.
Sharan mencoba duduk membuat handuk di keningnya jatuh ke atas selimut. Bahunya tak lagi terasa sakit maupun meninggalkan bekas luka padahal Sharan yakin rasa sakit yang teramat sangat itu berasal dari sana.
"Cer.. Cermin. Beri aku cermin." Pinta Sharan.
Alexa berjalan ke arah meja mengambil cermin berukuran sedang yang nyaman di pegang kemudian memberikannya pada Sharan. Begitu menerima cermin, Sharan langsung mengarahkannya ke arah bahu agar Sharan dapat melihat pantulannya dan benar saja. Seperti dugaanya, sebuah tattoo tanda kepemilikan telah tersemat di bahunya.
"Mate~sialan!" Pekik Sharan.
Semuanya kian memburuk. Selama menjadi rogue masa heat adalah periode yang paling dibencinya. Rasa panas dan nafsu yang melelahkan harus di tekan sebisa mungkin selama periode itu berlangsung. Hanya mate atau pasangan abadilah yang mampu mengontrolnya. Namun jika telah di tandai dan berada jauh dari mate~nya masa heat akan menjadi jauh lebih menyakitkan dan menyiksa kecuali penyatuan dilakukan dan Sharan tak rela jika harus terikat lebih jauh. Kini benar-benar tak ada cela untuk melarikan diri.
"Tidak apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja." Alexa menggenggam tangan Sharan sambil mengucapkan kata-kata penenang seperti yang pernah Leon ucapkan untuknya dulu.
"Jarvis memang melewati batas tapi dia melakukan itu karena tak ingin kehilangan dirimu." Lanjutnya.
"Pergilah." Ucap Sharan dengan emosi tertahan.
"Kami hanya ingin membantu." Bujuk Alexa.
"Aku tak butuh bantuanmu." Balas Sharan dingin.
"Tapi..."
"Aku bilang aku tidak butuh! Enyahlah. "Seru Sharan emosi sehingga melemparkan cermin yang tadi di mintanya ke lantai lalu pecah tak berbentuk.
Alexa yang terkejut hanya terdiam melihat pecahan kaca yang tak karuan berceceran di lantai. Tatapan berubah sendu. Sedangkan gadis yang sedari tadi duduk diam kini berdiri sebagai reaksi tak terima.
"Jangan melewati batas." Katanya dengan ekspresi tajam dan nyaris tidak berperasaan.
"Siera tenanglah." Alexa menengahi. Namun Siera yang ikut terpancing emosi tak lagi bisa di ajak berkompromi.
"Kau tau kenapa Jarvis melakukan itu? Semua itu ia lakukan demi dirimu. Hanya karena satu alasan. Jalinan mate bond bodoh dengan cinta yang membuat siapapun menjadi buta. Jarvis melalui masa yang berat selama kau di tahan. Dia bekerja keras siang dan malam tanpa beristirahat demi menebus pengampunan atas nyawamu yang tak berharga. Lalu setelah semua itu kau berencana pergi meninggalkanya begitu saja. Entah dengan melarikan diri atau mengakhiri hidupmu sendiri. Tidakkah kau berpikir betapa hancurnya hati seorang werewolf menyaksikan mate yang telah di nantikan sejak lama pergi meninggalkannya begitu saja. Apa kau benar-benar tidak punya hati!" Siera berhenti sejenak untuk sekedar mengambil nafas. Pernafasanya kian memburu dan tidak teratur karena marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood Mate
Kurt AdamAlexa Smith seorang shewolf malang dengan darah campuran yang mengalir dalam nadinya. Lebih menyedihkan lagi dia sering di siksa dan di perlakukan lebih buruk dari pada pelayan oleh para omega di pack yang menjadi satu-satunya rumah. Alexa tidak ber...