23. Broken

918 81 3
                                    

Happy Reading Guys^^

*

*

*

*

"You fucking bitch!" Cela Siera.

Jarvis memijat pelipisnya lelah. Pening di rasa ketika Siera mengamuk begitu tau siapa dalang dari kekacauan hari ini. Butuh usaha ekstra untuk menjauhkan Selene dari jangkauan Siera. Bahkan kombinasi si kembar delta dan Valentines assasin kepercayaan Leon kalap setengah mati menghadapi perlawanan Siera yang begitu brutal. Siera baru bisa tenang ketika Lalita sendiri yang turun langsung menenangkannya.

Sedangkan Selene di tahan di dalam sebuah kamar biasa. Yang melepaskan ikatan berlapis sihir Selene juga Lalita karena Siera enggan. Sejak awal Siera tidak menyukai Selene dan hal itu bukan rahasia umum karena nyaris semua penghuni pack house mengetahuinya.

"Aku akan mengobati lukamu." Kata Lalita sambil merapalkan sihir. Elemen air adalah elemen yang ramah dan paling tepat jika di kombinasikan dengan sihir penyembuhan. Jadi dengan media air Lalita mulai memulihkan bagian tubuh Selene yang terluka.

Terdapat lebam kebiruan yang menghiasi dagu dan pelipis Selene. Selain itu bibirnya juga sobek akibat bogem mentah Siera yang dilepaskan dengan penuh tenaga akibat emosi juga bekas cakaran di pipi. Di bagian tubuh lain seperti tangan dan punggung tersisa lebam dari pukulan bertubi-tubi Siera yang terbiasa menghancurkan selusin samsak dalam seminggu.

"Apakah bibi tidak marah padaku?" Selene bertanya pada Lalita setelah mengumpulkan segenap keberaniannya.

"Tidak sayang." Lalita menggeleng.

"Kenapa?" Selene kembali bertanya.

"Karena setiap orang pasti membuat kesalahan." Lalita tersenyum keibuan sambil terus fokus dalam sihir penyembuhannya. Selene menunduk. Sesal tampak terpancar dari kedua matanya, dan Lalita menyadari itu.

"Tapi, jika kau menyadari bahwa dirimu telah melakukan kesalahan maka cobalah untuk memperbaikinya. Seperti meminta maaf. Aku yakin Leon dan Alexa akan memaafkanmu, terutama Alexa. Cobalah mengenalnya, dia anak yang baik. Sangat baik." Tambahnya.

Pujian Lalita untuk Alexa, Selene tidak menyukainya. Cara Lalita menggambarkan gadis itu membuat api kesal dan cemburu dalam hati Selene makin berkobar. Selene mencoba membandingkan dirinya dengan Alexa. Perbedaan mereka sangat jauh, Selene adalah darah murni, terlebih lagi ia adalah seorang putri. Sedangkan Alexa hanya seorang half blood rendahan yang tak jelas asal usulnya.

"Sudah selesai. Apakah masih terasa sakit?" Tanya Lalita yang di balas oleh gelengan singkat dari Selene.

"Bibi." Selene menggenggam tangan Lalita, menahannya agar tidak pergi.

"Apa tidak bisa lepaskan aku?"

Lalita menggeleng. "Ini perintah Leon. Aku memang ibunya tapi aku tidak bisa ikut campur tangan dalam setiap keputusannya. Tapi jangan khawatir. Ayah dan Ibumu sedang dalam perjalanan menjemputmu."

"Apa? Tidak kumohon jangan. Bibi tolong lakukan sesuatu. " Sontak saja kepanikan langsung melanda Selene.

"Jangan khawatir, orang tuamu hanya tegas. Mereka tidak keras. Aku sudah mengenal mereka selama bertahun-tahun." Lalita mencoba memenangkan.

Selene hanya mengangguk. Namun batinnya resah dan tidak tenang meskipun Lalita mencoba meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Lalita tidak tau bagaimana kehidupan Selene di Vampire Empire. Selene sejak kecil harus menghadapi ketakutan dan di paksa untuk beradaptasi dalam kejamnya lingkungan istana. Di hujani tatapan sinis dari setiap pasang mata. Juga beban yang harus di tanggung oleh seorang putri. Kenyataan pahit membawanya pada ingatan masa lalu yang membekas dan tak terlupakan.

Half Blood MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang