7. De Illis

2.2K 213 15
                                        

Can I get shooting star please?
Happy reading guys^^


Semakin rapuh dirimu
Semakin aku ingin melindungimu
~Leonil Anderson

~~~~~~

Mata itu, Leon kehilangan kata-kata. Hitam sekelam malam. Berkilau bagai mutiara hitam di kedalaman laut seberang. Tapi tunggu dulu. Leon melihat ada kepedihan di dalamnya. Tubuh mungil dengan rambut hitam legam yang terlihat sangat kontras dengan warna kulitnya yang pucat. Bibir tipis yang terlihat sedikit kering namun sama sekali tidak mengurangi keelokannya di mata Leon.

Alexa yang melihat sosok pria asing yang tiba-tiba muncul memang membuatnya terkejut. Namun hal itu tidak lantas membuatnya takut. Dari jauh Alexa dapat melihat sorot matanya yang dingin. Iris biru kelam sedalam samudera yang sebenarnya indah namun mengintimidasi. Aroma Pinus yang memenangkan menguat seiring terkikisnya jarak di antara mereka.

"Mea in aeternum." Ucap Leon.

Alexa dapat mendengarnya dengan jelas. Namun sama sekali tidak mengerti apa artinya atau pun dapat menebak maknanya.

"Mate."

Alexa membeku seketika. Istilah mate bound. Alexa sering mendengarnya. Belahan jiwa yang akan melengkapi seorang werewolf. Partner hidup yang akan terikat selamanya abadi. Takdir yang telah di gariskan oleh Moon goddess.
Dewi agung yang menciptakan mereka.

Sekarang di sini, saat ini, dan detik ini. Takdir yang di idam-idamkan kaum werewolf ada di hadapannya dan akan di milikinya. Namun sayangnya harapan tidak seindah realita. Alexa mengingat beberapa shewolf malang yang di khianati mate-nya demi shewolf lain. Apa kurangnya mereka? Tidak ada. Mereka cantik, memesona, kuat, dan murni. Sedangkan Alexa jauh dari standar. Shewolf sempurna bisa saja di khianati oleh pasangan abadi mereka apalagi dirinya yang hanya produk cacat berupa darah campuran. Hal itu melukai Alexa hingga tanpa sadar mengambil satu langkah ke belakang.

Leon sedikit terkejut mendapati reaksi mate-nya yang memilih untuk mundur. Belum lagi ekspresi wajahnya yang semakin sendu dan menunduk enggan menatapnya.

"Kau takut padaku? Apakah aku begitu mengerikan di matamu?"

Alexa mendongak. Sekarang ia sadar bahwa tingginya hanya sebahu pria asing yang merupakan mate-nya. Alexa dapat melihat lebih jelas sosok mate-nya. Iris biru kelam sedalam samudera miliknya tampak sempurna saat di padukan dengan surai hitam yang rapi. Lekuk wajahnya elok rupawan bagai patung pahatan seniman yunani yang begitu hidup.

"Kenapa diam? Apakah kau sakit?"

Suara rendah nan jernih membelai Indra pendengaranya. Alexa baru tersadar dari lamunannya saat Leon mengusap pipinya dengan lembut. Jari-jarinya yang dingin membelai pipi Alexa yang pucat.

"Aku..."

Grrrrzzzz.....

Segerombol Rogue dalam jumlah besar keluar dari semak-semak. Dengan posesif, Leon langsung menarik Alexa lalu memasang posisi melindungi.

Salah seorang Rogue melompati hendak menerkam mereka namun di gagalkan oleh seekor serigala hitam besar dengan netra gold tajam yang mengintimidasi.

"Cari mati!" Gumam Leon dengan ekspresi datar.

Leon mengambil belati tajam dari bagian saku jasnya yang tidak terlihat. Leon tidak hanya mengandalkan serigalanya dalam bertarung. Ability-nya sebagai human juga tak main-main. Selain pertarungan jarak dekat, Leon juga meguasai pertarungan jarak jauh baik dengan atau tanpa senjata.

Half Blood MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang