Visualisasi Royce ~Royce adalah....
Kalian bisa tau dia siapa setelah membaca part ini hehehe no spoiler.~~~~~~~~~~
Matahari yang nyaris terbenam terlihat lebih besar dari ufuk barat. Sinar jingga mewarnai langit dengan semburat kemerahan di antara gulungan awan yang bergulung-gulung bagai permen kapas. Angin lembut berhembus menimbulkan suara dedaunan yang saling bergesekan.Kedamaian alam sesaat sebelum matahari terbenam membuat dua insan yang masih setia bersandar pada pohon enggan beranjak. Namun mereka harus jika tidak ingin di buat menggigil oleh angin malam juga bahaya binatang buas yang mungkin saja akan menyerang.
"Kita harus kembali."
Leon bangkit kemudian mengulurkan tangannya pada Alexa. Dengan senang hati Alexa menyambut tangan Leon, namun sebelum dapat berdiri tegak kakinya terasa lemas dan nyaris saja ambruk jika saja Leon tidak cepat-cepat menahannya. Leon mengapit pinggang Alexa sambil menatapnya teduh. Jarak mereka begitu dekat. Bahkan Alexa dapat merasakan debaran jantungnya yang berdegup kencang. Apalagi aroma pinus yang menguar dari tubuh Leon benar-benar memberikan sensasi luar biasa. Ingin gila rasanya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Leon khawatir.
"Iya, aku tidak apa-apa."
Leon tersenyum lantas melepas jasnya lalu memakaikannya pada Alexa.
"Nanti terkena darah." Tolak Alexa. Tubuhnya lengket dan amis karena darah
"Tidak apa-apa warnanya hitam jadi noda darah pun tidak akan terlihat." Leon bersikeras.
"Aku pasti akan mencucinya dengan bersih sebelum mengembalikannya." Alexa menunduk menyembunyikan rona yang mulai mewarnai pipinya.
"Jangan khawatir, aku masih punya banyak setelan jas seperti ini. Udaranya akan segera dingin jadi kau saja yang pakai. Ayo pergi."
Dengan lembut Leon mengandeng tangan Alexa. Menuruni bukit lantas melewati hutan kecil sebelum sampai di perbatasan pack. Warrior yang di tugaskan menjaga perbatasan terheran-heran melihat kehadiran Leon dan Alexa yang memiliki penampilan mencolok akibat banyaknya darah yang menempel pada baju.
Salah satu dari warrior penjaga menundukkan kepalanya saat Leon lewat sedangkan yang lainnya berpandangan aneh. Merasa aneh karena Alexa yang merupakan aib bagi mereka di temani oleh sesosok pria asing dan bukan Beta Alex atau Hera omega satu-satunya yang mau berteman dengan darah campuran. Mereka ingin menegur pria asing yang bersama Alexa namun urung karena salah satu dari mereka merupakan warrior terlatih yang di pinjamkan Eclipse Pack. Bisa saja pria yang bersama Alexa adalah warrior lain atau utusan yang kebetulan datang hari ini.
Leon tau benar warrior yang menjaga tata kramanya berasal dari mana juga menyadari tatapan mencemooh yang di tunjukkan pada mate~nya. Dan itu amat sangat membuatnya geram.
"Dimana kau tinggal?" Leon mencoba memecahkan keheningan yang terasa sedikit canggung
"Aku tinggal di pack house sejak kecil bersama kakakku. Kami bukan anggota keluarga Alpha, tetapi..."
Alexa terdiam tidak mampu melanjutkan. Bagaimana pun peristiwa masa lalunya tidak pantas untuk di bicarakan. Selain itu luka menganga dan penderitaannya sendiri yang tak mampu di gambarkan oleh kata.
"Tidak apa. Terkadang ada hal yang tidak dapat di ceritakan pada orang lain. Aku mengerti itu." Leon tersenyum kecil. Terasa sangat sejuk ketika di pandang. Tanpa sadar senyum Alexa ikut merekah. Entah kapan terakhir kali dirinya tersenyum.
Entah kenapa saat bersama Leon Alexa tak lagi merasa gugup. Biasanya jika bertemu orang baru Alexa hanya diam dan jika di tanya akan menjawab dengan sedikit gagap. Namun kali ini berbeda. Rasa nyaman yang Leon berikan lewat keramah tamahannya mampu membuat Alexa yang tertutup menjadi sedikit lebih terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood Mate
WerewolfAlexa Smith seorang shewolf malang dengan darah campuran yang mengalir dalam nadinya. Lebih menyedihkan lagi dia sering di siksa dan di perlakukan lebih buruk dari pada pelayan oleh para omega di pack yang menjadi satu-satunya rumah. Alexa tidak ber...