Happy Reading guys^^
*
*
*
*
Malam yang gelap terasa kian mencekam. Kegelapan melingkupi segalanya. Lolongan di setiap sudut terdengar menyebar ke segala arah. Terlihat seekor serigala coklat terang tampak bersembunyi dibawah rimbunnya semak-semak. Iris goldnya tampak memindai sekeliling dengan teliti dan waspada. Tiba-tiba indranya yang tajam dan terlatih menangkap suara gesekan rumput dan langkah mengendap-endap. Sepertinya musuh mulai mendekati tempat persembunyiannya.
Dengan sabar sang pemburu menunggu musuhnya berada dalam jangkauannya. Tepat ketika jarak telah terkikis, serigala coklat itu langsung menerkam musuhnya, mengigit tepat di saluran nafas hingga kemenangan mutlak di raih.
Namun sepertinya keberuntungan sedang tidak menyertainya. Serigala yang berhasil di jatuhkannya mampu melolong untuk terakhir kalinya sebelum malaikat maut datang menjemput. Sontak saja dalam waktu singkat posisinya telah terekspos dan kini puluhan rogue telah mengepungnya. Kesempatan untuk menang memang tipis. Namun bukan berarti tidak ada kesempatan. Hidupnya bergantung pada pilihannya saat ini.
Tepat saat salah satu rogue menerjang ke arahanya, sejumput tanah kasar di lemparkan dan mengenai mata musuh. Tentu saja, hal ini adalah kesempatan emas untuk menyerang di saat musuh kehilangan salah satu indra utamanya. Tanpa buang waktu, serigala coklat yang terkepung langsung menerkam hingga memancing rogue lainnya untuk maju menyerbu. Terlihat kacau dan beresiko namun resiko itu adalah satu-satunya pertaruhan yang layak untuk memastikan bahwa eksistensinya tak berakhir malam ini.
Sesuai perhitungannya, ketika semua rogue menyerbu secara bersamaan. Kaki depannya dengan liar menghamburkan tanah berdebu lebih banyak mengaburkan pandangan musuh dan mengalihkan fokus. Memanfaatkan kekacauan untuk melarikan diri dengan gesit, serigala itu langsung menerjang mencari jalan keluar dari kepungan sambil mencakar dan berkelit saat beberapa cakaran nyaris menggores tubuhnya meskipun beberapa bagian tubuhnya telah mendapatkan luka serupa yang lebih dalam.
Strateginya membuahkan hasil. Untuk sementara dirinya aman meskipun darah masih terus merembes dari luka-luka di sekujur tubuhnya. Namun setidaknya dia masih hidup. Lolongan panjang kembali terdengar. Jejaknya kembali terlacak. Darahnya yang tercecer meninggalkan jejak pada bahaya.
Malam masih panjang. Rembulan baru saja bersinar usai awan yang begelung menyingkir secara paksa darinya. Pelarian ini tidak akan mudah.
***
Pagi ini Siera bangun lebih siang. Mungkin karena kelelahan usai berlatih nyaris seharian kemudian begadang di malam hari untuk belajar sihir dan meracik ramuan. Menjadi White Blood sangat melelahkan. Bagaimana tidak, usai menamatkan pendidikan di sekolah paling bergengsi di underworld, Siera masih harus menjalani latihan dan latihan demi mengembangkan kemampuannya dalam mengendalikan sihir, sebuah bakat langka yang nyaris tak pernah di miliki werewolf pada umumnya.
Belum lagi takdirnya yang masih menjadi misteri membuat Lalita dan Sean orang tuanya menjadi jauh lebih waspada karena mereka tau bahwa white blood dilahirkan untuk suatu tujuan dan misi. Sama seperti Lalita dulu, kini Siera juga dilatih dan di bekali sejak dini untuk memikul tanggung jawab besar yang suatu hari nanti akan di bebankan padanya.
"Sieraku yang nakal. Bangun." Bisik Lalita lembut di telinga putri bungsunya.
" Lima menit lagi..." Erangnya sambil menguap lebar-lebar sembari mencari posisi tidur lain yang lebih nyaman.
Siera adalah gadis tomboy yang jauh dari kata anggun hingga lebih seperti gadis urakan. Terbiasa memakai celana dan kemeja yang nyaman saat berlatih membuat Siera menjadi lebih terlihat sedikit manly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood Mate
Manusia SerigalaAlexa Smith seorang shewolf malang dengan darah campuran yang mengalir dalam nadinya. Lebih menyedihkan lagi dia sering di siksa dan di perlakukan lebih buruk dari pada pelayan oleh para omega di pack yang menjadi satu-satunya rumah. Alexa tidak ber...