Visualisasi Louis dan Loureint ya^^
Happy Reading Guys
Gak maksa buat bintang
Yang membaca pokoknya terimakasih.
..
.
.
.
Ruang makan milik Eclipse Pack memiliki luas tiga kali lipat dari milik Blood Moon Pack. Terdapat lampu-lampu kristal mewah di langit-langit. Tempat lilin bertahtakan permata yang berkilau. Taplak meja dan serbet mewah yang di jahit dengan benang emas. Belum lagi piring yang di kelilingi dengan berbagai sendok, garpu, dan pisau berbagai ukuran. Semuanya benar-benar tampak mewah dan elegan.
Semua orang telah duduk di kursi masing-masing. Tidak ada yang istimewa. Suasana begitu tenang namun sama sekali tidak mencekam. Seluruh hidangan telah tertata rapi dan mengeluarkan aroma lezat yang begitu menggugah selera. Namun anehnya, belum ada seorang pun yang menyentuh hidangan.
Leon membimbing Alexa ke kursinya dan tentu saja mereka duduk bersebelahan. Hening merajai, hanya terdengar suara para omega yang masih sibuk menata hidangan yang di rasa kurang.
Tiba-tiba suara jam berdentang membahana di seluruh ruangan diikuti suara derit pintu yang terbuka. Terdapat sepasang laki-laki dan perempuan setengah baya berjalan masuk. Sosok laki-laki itu tampak begitu mirip dengan Leon seperti copy paste. Sedangkan sosok perempuan sangat mirip dengan Siera. Alexa menebak mereka pasti orang tua Leon.
"Maaf kami terlambat. Lalita bersikeras untuk tampil sedikit lebih cantik dari biasanya."
Gemas dengan perkataan suaminya yang terlampau jujur, Lalita mencubit paha Sean. Karena tidak ingin menanggung malu akibat mengaduh di depan banyak orang, Sean terpaksa menampilkan senyum manis yang tidak alami pada Lalita.
"Jangan dengarkan pak tua ini. Dia masih belum bangun." Lalita mengalihkan topik.
"Jika aku yang sehat bugar ini di sebut pak tua, lantas kau ini apa, sayang?"
"Mom, Dad hentikan. Kapan kita akan mulai makan jika kalian terus berdebat." Siera menginterupsi adegan mesra kedua orang tuanya yang jelas tidak ingat usia.
Suasana yang tampaknya akan terlihat canggung ternyata jauh lebih harmonis dari yang Alexa kira. Alexa mengenali dua sosok melegenda itu.
Lalita Yohansen. White Blood yang di cintai oleh seluruh kaum werewolf. Siapa yang tidak mengenalnya. Bahkan namanya terkenal di kalangan Vampir dan Wizard. Jasanya melindungi seluruh pasukan yang ikut andil dalam pertempuran melawan kegelapan. Seluruh underworld berhutang budi padanya.
Di sebelah White Blood agung sudah pasti pasangan abadinya, Alpha dari segala Alpha sebelumnya, Sean Anderson. Keberanian dan keyakinannya yang kuat bukan hanya membawa kembali ke damaian di underworld. Namun juga membawa pulang kembali belahan jiwanya yang menjadi satu-satunya nyawa yang di korbankan melawan pasukan kegelapan yang tidak terhitung jumlahnya. Kisah yang akan terus melegenda dan di kenang.
Alexa masih tidak percaya dirinya dapat duduk semeja dengan dua orang paling terhormat di underworld. Apalagi duduk sebagai mate dari putra sulung mereka. Alpha yang sekarang.
"Kau tidak ingin mengenalkan dia pada kami, Leon?" Tanya Lalita yang sedari tadi memperhatikan Alexa yang hanya duduk diam.
"Itulah tujuan makan malam ini." Sahut Leon. "Dia Alexa Smith, mate~ku."
Sontak saja semua perhatian langsung tertuju pada Alexa. Dengan sedikit kikuk Alexa mencoba untuk tersenyum.
"Alexa, ini orang tuaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood Mate
Lupi mannariAlexa Smith seorang shewolf malang dengan darah campuran yang mengalir dalam nadinya. Lebih menyedihkan lagi dia sering di siksa dan di perlakukan lebih buruk dari pada pelayan oleh para omega di pack yang menjadi satu-satunya rumah. Alexa tidak ber...