17. Violence

1.2K 93 6
                                    


Mohon kebijaksanaan pembaca
Beberapa adegan di part ini bisa saja menimbulkan rasa tidak nyaman

Terimakasih

Happy Reading Guys^^

Gulita di tengah pekatnya malam terasa kian mencekam. Berada jauh dari hutan membuat suara hewan malam yang kerap kali menunjukkan eksistensinya sama sekali tak terdengar. Hanya deru angin yang berhembus kencang menerpa pepohonan sebagai pengisi keheningan. Bersama kegelapan, sosok-sosok terpilih tengah berbaris dengan posisi berlutut menunggu perintah.

Di sebuah ruangan rahasia di dalam penjara bawah tanah, terlihat seseorang tengah duduk sambil mengangkat satu kakinya di hadapan sebuah pedang hitam dengan Ruby sewarna darah di pegagangnya. Pedang yang luar biasa tajam melebihi pedang mana pun yang pernah di tempa. Tanpa pemilik, dan hanya akan muncul di tangan pewaris berikutnya. Dan pewaris berikutnya setelah Erik Night adalah...

"Tuan Pheron."

"Persiapannya sudah selesai."

Pheron menoleh kemudian bangkit dari posisi duduknya. Iris merahnya menyala nyalang menampilkan sosok berbeda yang belum pernah di lihat oleh pengikut setia putra mahkota sejak awal. Kini mereka tau bahwa kini mereka berada di tangan tuan yang tepat.

"Selama keturunan raja masih hidup, apakah pantas bagi para bangsawan untuk memilih penerus baru seenaknya." Tidak ada sedikitpun emosi yang tertuang dalam setiap kata yang terucap, karena memang sejak awal Pheron nyaris tak pernah memiliknya.

Seorang assassin kepercayaan Pheron muncul membawa sebuah dokumen rahasia milik masing-masing bangsawan yang malam itu akan di tumpukan darahnya. Dari dua belas bangsawan utama yang menjadi pilar Vampir Empire tujuh di antaranya adalah penghianat dengan dua otak utama. Salah satunya berpangkat Duke yang hanya di warisi oleh dua keluarga bangsawan.

"Menyedihkan." Pheron mencengkeram erat kertas di tangannya sebelum membakarnya hingga setitik abu pun tak tersisa.

"Untuk keluarga Marquess Tidus eksekusi semuanya baik anggota keluarga maupun pelayan. Tidak boleh ada satu tikus pun yang lolos. Sedangkan untuk Duke Rebarta. Aku sendiri yang akan turun tangan."

Cahaya kemerahan dari setiap pasang mata yang ada di sana menyala. Perintah untuk menjatuhkan dua keluarga besar dan berpengaruh telah di berikan. Tanpa menunggu lama mereka mulai bergerak sesuai komando dan strategi yang di susun dengan siasat licik dan penuh kewaspadaan yang mematikan.

Pheron tersenyum smirk sambil menggenggam pion ratu di tangannya. Pembersihan besar-besaran tanpa seizin raja dengan kekuatannya sendiri telah di mulai.

Di luar Vampir Empire mungkin Pheron terlihat seperti vampir lain pada umumnya. Dingin dan tidak tersentuh sesuai dengan wajah tanpa ekspresi dan aksen dinginnya. Berbeda lagi jika sedang berada di Eclipse Pack. Pheron mulai bisa merasakan emosi dari hangatnya kekeluargaan pack yang tak pernah dirasakannya. Siera yang menganggapnya sebagai rival juga Lalita yang memperlakukannya seperti anak sendiri. Sedingin apapun hatinya tetap saja Pheron memiliki hati. Warna putih abu-abu yang menyelimutinya sedikit demi sedikit mulai bertambah dengan warna-warna cerah yang hangat. Sedikit memori indah yang ia miliki di Hallelau bersama teman-temannya juga di Eclipse Pack.

Namun sedikit warna dalam memori itu tak lantas menggeser sifat dominan Pheron yang di didik tak ubahnya diktator tanpa hati. Begitu menginjakkan kakinya pada tanah Vampir Empire, berjuta intrik mematikan yang di kuasai muncul bersamaan dengan ambisi yang selalu di bisikkan oleh tentor-tentornya sebagai doktrin.

Mengingat cerita lama membuat nuraninya kian terkubur terlalu dalam. Pheron tau semuanya. Begitu mendetail bahkan terlalu detail. Bahkan jauh di saat usianya masih sangat muda. Pheron adalah anak kecil yang menangis terlalu awal.

Half Blood MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang